Rab 26 Safar 1447AH 20-8-2025AD

Saling Membantu dalam Dosa dan Permusuhan Hanya Melahirkan Persatuan Semu

Allah Ta’ala berfirman tentang keadaan orang-orang kafir:

لَا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُّحَصَّنَةٍ أَوْ مِن وَرَاءِ جُدُرٍ ۚ بَأْسُهُم بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ ۚ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُونَ

Mereka tidak akan memerangi kalian dalam keadaan bersatu padu, kecuali dari dalam kawasan yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antar sesama mereka adalah sangat hebat. Kalian kira mereka itu bersatu, padahal sebenarnya hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.
(QS. Al Hasyr : 14)

Al Baghowi rahimahullah menjelaskan:

ﺃﻱ: ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻓﻆ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ، ﻭﻋﺪاﻭﺓ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﻌﻀﺎ ﺷﺪﻳﺪﺓ. ﻭﻗﻴﻞ: ﺑﺄﺳﻬﻢ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻭﺭاء اﻟﺤﻴﻄﺎﻥ ﻭاﻟﺤﺼﻮﻥ ﺷﺪﻳﺪ، ﻓﺈﺫا ﺧﺮﺟﻮا ﻟﻜﻢ ﻓﻬﻢ ﺃﺟﺒﻦ ﺧﻠﻖ اﻟﻠﻪ {ﺗﺤﺴﺒﻬﻢ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻭﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﺷﺘﻰ} ﻣﺘﻔﺮﻗﺔ ﻣﺨﺘﻠﻔﺔ

“Yaitu, sikap sebagian mereka kasar antar sesama mereka sendiri, begitupula permusuhan (terselubung) begitu keras antar mereka. Ada juga ulama yang menyebut bahwa pertentangan di antara mereka sangat kuat terjadi di balik dinding dan benteng-benteng. Kemudian jika mereka keluar menghadapi kalian, ternyata mereka termasuk sosok-sosok yang paling pengecut. ‘Kalian kira mereka itu bersatu, padahal sebenarnya hati mereka berpecah belah’, tercerai-berai saling bertentangan.”


Artikel penting lainnya: Merajut Ukhuwwah Karena Allah


Qotadah rahimahullah menjelaskan tafsirnya:

ﺃﻫﻞ اﻟﺒﺎﻃﻞ ﻣﺨﺘﻠﻔﺔ ﺃﻫﻮاﺅﻫﻢ ﻣﺨﺘﻠﻔﺔ ﺷﻬﺎﺩﺗﻬﻢ، ﻣﺨﺘﻠﻔﺔ ﺃﻋﻤﺎﻟﻬﻢ، ﻭﻫﻢ ﻣﺠﺘﻤﻌﻮﻥ ﻓﻲ ﻋﺪاﻭﺓ ﺃﻫﻞ اﻟﺤﻖ

“Orang-orang yang berada di atas kebatilan itu berbeda kepentingannya, beda-beda pula persaksiannya, berbeda juga perbuatannya, dalam kondisi mereka bersepakat dalam memusuhi orang-orang yang benar.” (Ma’alimut Tanzil 8/81)


Artikel penting lainnya:  Menghindari Majelis Perdebatan yang Tidak Memberi Faidah Ilmu


Itulah hakikat orang-orang kafir serta munafiq yang memusuhi Nabi dan muslimin. Keadaan yang serupa atau mendekati itu dikhawatirkan Allah timpakan kepada pihak-pihak yang saling membantu dalam pelanggaran syariat maupun permusuhan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan:

‏«والنَّاس إذا تعاونوا على الإثم والعدوان أبغض بعضهم بعضاً» ‏مجموع الفتاوى (١٢٨/١٥)

“Sekumpulan orang apabila saling membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan, mereka (nantinya justru) akan saling membenci.” (Majmu’ Al Fatawa 15/128)

Diantara mereka orang-orang yang suka berfilsafat dan membahas masalah aqidah dengan logika semata.

Tentang mereka ini Syaikhul Islam rahimahullah juga menyatakan:

ﻓﺒﻴﻦ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻥ ﺗﺸﺘﺘﻬﻢ ﺑﺴﺒﺐ ﻋﺪﻡ اﻟﻌﻘﻞ ﻭﻣﻌﻠﻮﻡ ﺃﻥ ﻫﺆﻻء اﻟﻤﺘﻜﻠﻤﻴﻦ ﻣﻦ اﻟﻤﺘﻔﻠﺴﻔﺔ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻦ ﺃﻋﻈﻢ اﻟﻨﺎﺱ ﺗﻔﺮﻗﺎ ﻭاﺧﺘﻼﻓﺎ

“Sehingga (dalam ayat di atas) Allah menjelaskan bahwa pertikaian di antara mereka disebabkan tidak adanya akal sehat. Sementara dimaklumi bahwa mereka, para ahli kalam dari filosof dan selainnya merupakan kelompok yang paling hebat perpecahan dan perselisihan.” (Bayanu Talbisi Jahmiyyah 5/160)

Beliau rahimahullah di tempat lain menekankan kondisi buruk mereka:

ﻓﻠﻴﺴﺖ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ ﻣﺘﻮاﺩﺓ ﻣﺘﻮاﻟﻴﺔ ﺇﻻ ﻣﺎ ﺩاﻡ اﻟﻐﺮﺽ اﻟﺬﻱ ﻳﺆﻣﻮﻧﻪ ﻣﺸﺘﺮﻛﺎ ﺑﻴﻨﻬﻢ، ﺛﻢ ﻳﺘﺨﻠﻰ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻋﻦ ﺑﻌﺾ

“Tidaklah kalbu-kalbu mereka saling mencintai, tidak pula saling bersimpati. Kecuali sebatas adanya kesamaan misi yang menyatukan mereka. Lalu (jika misinya usai), (Rasa senasib) satu sama lainnya akan sirna.” (Iqtidho’ AshShiroth Al Mustaqim 1/105)

Semoga Allah jauhkan kita semua dari sifat dan sikap tercela itu.


Artikel penting lainnya: Kerukunan dan Persatuan Lebih Diutamakan daripada Menerapkan Pendapat Pilihan dalam Fiqh


Adapun orang-orang beriman, Syaikhul Islam menggambarkan:

ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻤﺆﻣﻦ؛ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺤﺐ اﻟﻤﺆﻣﻦ، ﻭﻳﻨﺼﺮﻩ ﺑﻈﻬﺮ اﻟﻐﻴﺐ، ﻭﺇﻥ ﺗﻨﺎءﺕ ﺑﻬﻢ اﻟﺪﻳﺎﺭ ﻭﺗﺒﺎﻋﺪ اﻟﺰﻣﺎﻥ

“Berbeda dengan orang beriman, sesungguhnya dia mencintai sesama mukmin, menolongnya (dalam kebaikan sekalipun) dari kejauhan. Walaupun terpisah jarak daerahnya, dan terpaut jauh masa kehidupannya.” (Iqtidho’ AshShiroth Al Mustaqim 1/105)

Semoga Allah jadikan kita sebagai hambanya yang beriman dan dikaruniakan sifat mukminin.

 

Penulis:
Abu Abdirrohman Sofian

Tinggalkan Balasan