Nasihat Syaikh Ubaid Al-Jabiri untuk Seorang Pemuda yang Lalai dari Ibadah karena Terlalu Sibuk Bermain Internet

Pertanyaan:
Seorang penanya dari Libya berkata:
“Saya memohon nasihat untuk seorang pemuda Salafi yang diuji dengan sering menonton televisi dan bermain internet, hingga hal itu membuatnya lalai dari shalat Subuh dan berbagai ketaatan lainnya. Mohon berikan nasihat dan fatwa untuknya, semoga Allah membalas kebaikan Anda.”
Syaikh Ubaid bin Abdillah al-Jabiri rahimahullah menasihatkan:
Wahai anakku di Libya, perbuatanmu itu keliru. Yaitu kebiasaanmu yang berlebihan dalam menonton televisi dan menggunakan internet. Letak kesalahannya adalah karena hal itu telah melalaikanmu dari shalat Subuh.
Shalat Subuh merupakan kewajiban atasmu, dan apabila engkau mendengar seruan adzan, maka menghadiri shalat berjamaah pun menjadi kewajiban. Oleh karenanya, kurangilah yang demikian itu.
Telah menjadi tuntunan Nabi ﷺ bahwa beliau tidak menyukai tidur sebelum shalat Isya dan juga tidak menyukai berbincang-bincang setelahnya. Para ulama menjelaskan bahwa tidur sebelum Isya’ makruh, agar seseorang tidak berat untuk bangun sehingga melewatkan shalat tersebut. Sedangkan makruhnya begadang setelah Isya adalah agar seseorang tidak tertidur dan terlewat dari shalat Subuh.
Namun, terkadang Nabi ﷺ begadang untuk kepentingan umat Islam atau berbincang dengan keluarganya karena suatu keperluan. Maka, tidak mengapa begadang setelah Isya jika untuk tujuan yang bermanfaat secara syar’i, seperti menuntut ilmu, bermusyawarah dalam kebaikan, atau menemani tamu, selama tidak menyebabkan seseorang tertidur dan meninggalkan shalat Subuh.
Adapun engkau, sebagaimana disebutkan, bukan karena tidur lalu terlewat dari shalat Subuh, tetapi karena kesibukanmu dengan televisi dan internet hingga lalai dari shalat dan berbagai bentuk ketaatan lainnya. Sehingga bentuk kesalahannya lebih besar dan lebih berbahaya.
Maka kami menasihatimu: Kurangilah (penggunaan televisi dan internet), persiapkan dirimu untuk menunaikan setiap shalat tepat pada waktunya, dan penuhilah kewajiban yang telah Allah tetapkan atasmu, baik hak-hak Allah maupun hak-hak sesama manusia.
Sumber:
https://t.me/ShobaidAljabree/307
Naskah dalam bahasa Arab:
أحسن الله إليكم، السؤال الثاني من ليبيا يقول السائل:
أريدُ نصيحةً لشابٍ سلفي ابتلي بمشاهدة التلفاز والشبكة العنكبوتية بكثرة حيث أنها تلهيهِ عن صلاة الفجر وغير ذلك من الطاعات أفتونا مأجورين؟
الجواب :
يا بني من ليبيا ، هذا خطأ ، أعني انكبابك على التلفاز والشبكة العنكبوتية ( الإنترنت) ووجه الخطأ أنها ألهتك عن صلاة الفجر ، وصلاة الفجر فرضٌ عليك وإن كنت تسمعُ النداء كان حضور الجماعة لصلاةُ الصبح واجبًا كذلك فقلل من هذا ، كان من هدي النبي – صلى الله عليه وسلم – أنه يكره النوم قبل العشاء والحديث بعده ، قال العلماء يكره النومَ قبل صلاة العشاء حتي لا يثقل عنها أو يسبب ذلك له فواتها وأما كراهيته السهر بعدها هذا حتى لا ينام عن صلاة الصبح ، وإن كان – صلى الله عليه وسلم – يسهر أحيانًا في بعض مصالح المسلمين أو مع أهلِه لغرض ، والمقصود أنه لا مانع من السهرِ بعد العشاء لمصلحة شرعية كمذاكرة أو مسامرة ضيف ، ما لم يؤدِ ذلك إلى النوم عن صلاة الصبح وأنت لم تذكر أنك تنام عن صلاة الصبح بل تنشغلُ عنها وعن كثيرٍ من الطاعات ووجه الخطأ والخطر أكثر فننصحُك أن تقلل وأن تُعد العدة لأداءِ كل صلاةٍ في وقتها وأن تؤدي ما أوجب الله عليك من حقوقه وحقوق عباده.
Penerjemah: Abu Dzayyal Muhammad Wafi