Sebab-Sebab Pudarnya Keistiqomahan Para Pemuda
Pertanyaan:
Wahai Syaikh yang mulia, ada sebuah fenomena yang kami memohon kepada Allah agar tidak semakin banyak terjadi, namun kami mengharapkan solusinya dari anda sebelum hal tersebut semakin berkembang. Yaitu fenomena maraknya para pemuda yang berubah menjadi buruk setelah sebelumnya mereka teguh di atas kebaikan.
Ada seorang pemuda yang dahulunya dengan para pemuda (baik) lainnya bersama-sama menghafal al-Quran dan mengikuti beberapa pelajaran ilmiah, namun -hanya kepada Allah kita berlindung- kini kondisinya telah berubah. (Bisa jadi) pengaruh teman-teman lamanya, keluarganya, ataupun pengaruh lingkungan masjid kampungnya.
Apa nasihat anda untuknya dan para pemuda semisalnya? Demikian pula apakah yang seharusnya dilakukan oleh orang yang mengetahui kondisi pemuda tersebut?
Artikel lain yang semoga bermanfaat: Penyebab Futur (Melemahnya Semangat) dalam Menuntut Ilmu
Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah:
Pertama: Saya rasa (pernyataan anda) ini termasuk sikap pesimis. Maksudnya pernyataan bahwa telah banyak terjadi fenomena pudarnya keistiqomahan (di kalangan para pemuda) atau pernyataan semisal itu. Padahal saya menyaksikan sendiri banyak para pemuda -segala puji hanya bagi Allah- yang mulai berusaha istiqomah (di atas kebaikan).
Para pemuda yang mengalami hal seperti itu sebenarnya sudah lama memendam sesuatu dalam diri-diri mereka sejak sebelum akhirnya berubah. Mereka tidak mampu melampiaskan yang mereka inginkan sehingga akhirnya mereka berubah.
Namun hanya sedikit para pemuda yang mengalami hal itu, walhamdulillah. Mayoritas pemuda berada di jalan istiqomah.
Artikel lain yang semoga bermanfaat: Fatwa Al-Lajnah Ad-Daaimah Tentang Bagaimana Cara Menambah Keimanan
Dan tidak dipungkiri bahwa pudarnya keistiqomahan para pemuda memiliki beberapa sebab. Dan sebab terbesarnya adalah muatan yang terdapat pada berbagai macam situs dan channel tayangan yang kita berharap kepada Allah agar pemerintah kita dapat mengontrolnya agar selalu aman (dari hal-hal yang buruk). Sebab, sungguh kita tidak mengetahui ada faktor yang paling mendukung untuk keistiqomahan seseorang dibanding upaya mengagungkan Allah dan menjauhi keharaman-Nya.
Keamanan yang sesungguhnya ialah apabila seseorang benar-benar menjadikan syariat Allah sebagai landasannya. Adapun berbagai layanan yang memungkinkan penggunanya merasa aman (menonton kemungkaran padanya) tanpa harus takut kepada pemerintah maka sungguh tingkat keamanannya sangat lemah, dan seseorang akan selalu mencuri-curi kesempatan (dengan adanya layanan itu). Perasaan aman hanya akan berlangsung lama jika bersumber dari keimanan.
Kanal-kanal siaran semacam itu benar-benar akan mengikis keimanan dan perilaku terpuji pada seorang hamba. Padanya terdapat pula berbagai bencana yang mencabik-cabik hati orang-orang beriman dan membuat kalbu mereka bersedih karenanya.
Beberapa (praktek keji) yang ditayangkan padanya -menurut informasi yang sampai pada saya- bahkan tidak dilakukan oleh binatang, wal ‘iyadzu billah. Mereka terbiasa mengucapkan ucapan-ucapan yang keji, mempertontonkan aksi pelacuran, dan hal-hal rendahan lainnya. Sungguh fenomena yang membuat rambut beruban dan anak-anak seketika menjadi tua.
Artikel lain yang semoga bermanfaat: Istiqomah Menjaga Keislaman Sampai Mati
Apabila para pemuda menikmati tontonan tersebut kita tidak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya jika akhirnya mereka berubah, hanya kepada Allah-lah tempat berlindung. Namun para pemuda itu bukan berarti juga memiliki alasan untuk menontonnya. Karena mereka wajib untuk memutus semua sarana menuju kesana. Mereka juga tidak boleh lagi menontonnya atau saling memperbincangkan hal-hal tersebut. Itulah yang seharusnya mereka lakukan.
Selain itu kita memohon kepada Allah azza wajalla agar pemerintah benar-benar membenahi berbagai kerusakan ini dan memblokir situs-situs tersebut seluruhnya. Hal tersebut tentu bukanlah hal yang sulit bagi Allah. Dan para pemerintah kita insya Allah mampu merealisasikan hal tersebut. Dan kita berharap agar mereka benar-benar melaksanakannya.
Sumber:
Silsilah al-Liqo’ asy-Syahri (no. 45)
Teks Arab:
أسباب انتكاس بعض الشباب
السؤال:
فضيلة الشيخ: ظاهرة نسأل الله تعالى ألا تكون كثيرة لكن نود علاجها من قبلكم قبل انتشارها وهي: ظاهرة الانتكاس بعد الالتزام، كان شاب مع الشباب وربما حفظ شيئاً من القرآن وحضر شيئاً من دروس العلم، ولكنه -والعياذ بالله- تغيرت حاله سواءً مع زملائه السابقين أو مع أهله أو في مسجد حيه، فما نصيحتك له ولأمثاله؟ وما واجب من يعلم بحاله؟
الجواب:
أولاً: أرى أن هذا من التشاؤم، أعني القول: بأن الانتكاس كثير أو كثر أو ما أشبه ذلك، وأرى أن شباباً كثيراً -والحمد لله- بدءوا يلتزمون، والذين انتكسوا كان في نفوسهم شيء قبل الانتكاس ولكن لم يتحقق فلذلك انتكسوا، ولكنهم قلة -ولله الحمد- وأكثر الشباب على الاستقامة، ولا شك أن الانتكاسة لها أسباب، ومن أكبر أسبابها ما يوجد في القنوات الفضائية التي نسأل الله -تبارك وتعالى- في هذا المكان أن يسلط الحكومة على القضاء عليها حتى تأمن، وحتى تستقر، لأننا لا نرى شيئاً أعظم في الاستقرار من تعظيم الله -عز وجل-، والبعد عن محارمه، وأن الناس إذا ضبطوا على الشرع فهذا هو الأمن، والذي لا يعطي الأمان إلا الخوف من السلطان أمنه ضعيف، وسينتهز الفرصة، لكن إذا كان أمنه عن إيمان فهذا هو الذي يبقى، وهذه القنوات الفضائية لا شك أنها تسلب الإيمان، وتسلب الأخلاق، وفيها من البلاء ما تتقطع منه الأكباد، وتتوجع منه القلوب، فيه أشياء نسمع عنها، ولا البهائم تفعلها والعياذ بالله، مسابقات على الخنا، وعلى الدعارة، وعلى السفالة، أشياء يشيب منها الرأس، تجعل الولدان شيباً، إذا شاهد الشباب مثل هذا فإنه قد لا يلحقهم لوم إذا انتكسوا والعياذ بالله، ولكن لا عذر لهم -الشباب- لأن الواجب على الشباب أن يقاطعوها، وألا يجلسوا أليها، وألا يتحدثوا بها، هذا الواجب، لكن مع ذلك نحن نسأل الله -عز وجل- أن يسلط الحكومة على هذه الدشوش وتمنعها منعاً باتاً، وما ذلك على الله بعزيز، وهم -إن شاء الله تعالى- قادرون على ذلك، ونرجو أن يكونوا فاعلين.
المصدر: سلسلة اللقاء الشهري > اللقاء الشهري [45]
Penerjemah:
Abu Dzayyal Muhammad Wafi