Khotbah Jumat: Dakwah Tauhid Dan Menjauhi Thoghut Adalah Dakwah Seluruh Rasul
Khotbah Pertama:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجَمَعِيْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Saudaraku, kaum muslimin, rahimakumullah…
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus para Rasul-Nya kepada umat manusia. Para Rasul itu memberikan petunjuk dan bimbingan ke jalan Allah. Diutusnya para Rasul adalah salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada para hamba-Nya. Tanpa bimbingan Rasul dan wahyu yang Allah turunkan, umat manusia akan terombang-ambing dalam kegelapan.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
Dan sungguh Kami telah mengutus Musa dengan ayat-ayat Kami (dan Kami wahyukan kepadanya) Keluarkanlah kaummu dari kegelapan menuju cahaya…. (Q.S Ibrahim ayat 5)
Para Rasul itu mengeluarkan umatnya dari kegelapan kebodohan dan kekafiran menuju cahaya ilmu dan keimanan. Demikian yang dijelaskan Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy dalam tafsirnya.
Saudaraku, kaum muslimin, rahimakumullah…
Semua dakwah para Rasul itu memiliki kesamaan. Meskipun karakter umat yang dihadapi berbeda-beda. Apakah kesamaan dakwah semua Rasul itu? Allah menjelaskan bahwa semua Rasul inti dakwahnya adalah 2, yaitu yang pertama, mengajak umat untuk beribadah hanya kepada Allah, mentauhidkan-Nya, dan yang kedua adalah menjauhi thoghut.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sungguh Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat untuk mengajak agar mereka beribadah kepada Allah (semata) dan menjauhi taghut (Q.S an-Nahl ayat 36)
Apapun masalah yang dihadapi umat manusia, upaya pembenahan yang dilakukan oleh para Rasul itu adalah mengajak mereka beribadah hanya kepada Allah dan menjauhi thoghut, yang pada hakikatnya adalah dakwah kepada tauhid dan menjauhi kesyirikan.
Maka marilah kita selalu mempelajari, mengajak, dan mengamalkan tauhid, beribadah hanya kepada Allah dan menjauhi kesyirikan. Sesungguhnya dakwah kepada tauhid, pengajaran yang benar tentang tauhid adalah bentuk kasih sayang yang hakiki kepada sesama. Nasihat untuk menghindari kesyirikan adalah nasihat perbaikan. Nasihat yang akan menghasilkan kemaslahatan, keindahan, dan kebaikan jika diterapkan.
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…
Sebagaimana telah kita ketahui, dakwah seluruh Rasul adalah mengajak untuk menjauhi thoghut. Apakah yang dimaksud dengan thoghut? Kita perlu mengetahui penjelasan yang benar tentang makna thoghut agar jangan sampai kita salah memvonis sesuatu sebagai thoghut padahal bukan. Kita perlu merujuk pada penafsiran para Sahabat Nabi dan tafsir Ulama Ahlussunnah setelahnya.
Sahabat Nabi Umar bin al-Khoththob radhiyallahu anhu menafsirkan thoghut adalah syaithan. Abul ‘Aliyah menafsirkan thoghut adalah tukang sihir. Said bin Jubair mengartikan thoghut adalah tukang ramal. Al-Imam Malik menafsirkan thoghut adalah segala yang diibadahi selain Allah. Kutipan penafsiran makna thoghut dari para Ulama Salaf itu bisa kita dapatkan dari tafsir atThobariy dan tafsir Ibnu Abi Hatim.
Maka thoghut bisa bermakna itu semua, yaitu syaithan, tukang sihir, tukang ramal yang mengaku mengetahui hal ghaib, maupun segala yang diibadahi selain Allah. Kita harus menjauhi itu semua, karena seluruh para Rasul mengajak untuk menjauhi para thoghut tersebut.
Syaithan haruslah dijauhi karena itu adalah musuh manusia. Allah Ta’ala memerintahkan untuk memusuhi syaithan.
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya syaithan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagai musuh kalian. Sesungguhnya syaithan hanyalah mengajak kelompoknya untuk menjadi penghuni neraka (Q.S Fathir ayat 6)
Sihir adalah perbuatan kekafiran yang juga harus dijauhi. Perbuatan sihir akan mengakibatkan kesengsaraan di akhirat.
وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ
Dan sungguh mereka (orang-orang Yahudi) telah mengetahui bahwa siapa saja yang memilih sihir (dan meninggalkan kebenaran), ia tidak akan mendapat bagian kebaikan di akhirat (Q.S al-Baqoroh ayat 102)
Tukang ramal adalah rekan dan teman dekat syaithan. Mereka pun menyesatkan manusia. Nabi shollallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk menjauhi para tukang ramal. Bahkan, sekedar bertanya kepada tukang ramal saja bisa berakibat shalat kita tidak diterima selama 40 malam.
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Barangsiapa yang mendatangi ‘Arraaf (tukang ramal yang mengaku mengetahui yang ghaib), kemudian bertanya kepadanya tentang sesuatu, tidak akan diterima sholatnya 40 malam (H.R Muslim)
Misalkan ada seorang yang kehilangan kendaraan, kemudian mendatangi seseorang yang dianggap sebagai paranormal dan tukang ramal, kemudian dengan penerawangannya ia melihat bahwa fulan sang pencurinya berada di arah tertentu, maka sesungguhnya proses mendatangi tukang ramal itu saja sudah bisa mengakibatkan terhapusnya pahala shalat seseorang selama 40 malam. Wal Iyaadzu billah.
Thoghut juga bermakna segala yang diibadahi selain Allah. Segala perbuatan beribadah kepada selain Allah akan menghancurkan seluruh amal baik kita sehingga akan berujung pada penyesalan dan kehinaan.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan taufiq kepada kita untuk beribadah hanya kepada-Nya dan menjauhi thoghut.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ . فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
Khotbah Kedua:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجَمَعِيْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…
Di antara pemahaman yang salah terhadap makna thoghut adalah anggapan bahwa pemerintah Indonesia saat ini adalah pemerintah yang thoghut. Sampai dianggap semua lapisan pemerintahnya baik di pusat maupun daerah, pejabat, aparat pemerintah, aparat keamanannya, semuanya dianggap sebagai thoghut.
Pemikiran semacam ini melahirkan tindakan-tindakan radikal dan teror. Pemahaman menyimpang tersebut berasal dari akidah Khawarij yang menyimpang. Mereka mudah mengkafirkan seseorang yang masih muslim.
Alhamdulillah kita masih meyakini pemerintah kita adalah muslim. Presiden kita masih muslim. Beliau juga rajin melaksanakan shalat 5 waktu. Secara dzhahir pun nampak menjalankan rukun-rukun Islam seperti syahadat, shalat, berpuasa Ramadhan, berzakat, dan berhaji ke Baitullah. Itulah yang kita saksikan.
أَحْسِبُهُ كَذَالِكَ وَاللَّهُ حَسِيبُهُ وَلاَ أُزَكِّي عَلَى اللَّهِ أَحَدًا
Kepada pemimpin kita yang muslim, hendaknya kita mendoakan kebaikan. Salah satu nasihat dari Sahabat Nabi Jarir bin Abdillah radhiyallahu anhu adalah agar kita mendoakan pemimpin kita mendapatkan ampunan dan pemaafan dari Allah Ta’ala. Sahabat Nabi Jarir bin Abdillah radhiyallahu anhu menyatakan:
اسْتَعْفُوا لِأَمِيرِكُمْ، فَإِنَّهُ كَانَ يُحِبُّ العَفْوَ
Mintakanlah maaf (dari Allah) untuk pemimpin kalian, karena sesungguhnya Dia (Allah) mencintai pemaafan (H.R al-Bukhari dalam Kitabul Iman)
Jika kita ingin menyampaikan masukan atau nasihat kepada pemimpin muslim, sampaikan dengan cara yang baik, beradab, dan lemah lembut. Sampaikan tidak secara terang-terangan tanpa harus diketahui manusia yang lain. Jika ia mau menerima, Alhamdulillah. Jika tidak, anda sudah menyampaikan kewajiban.
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala perintahkan kepada Nabi Musa untuk berdakwah kepada seorang pemimpin yang sangat kufur dan dzhalim, yaitu Fir’aun, tapi Allah perintahkan untuk menyampaikan kepadanya dengan ucapan yang lembut:
اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (43) فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (44)
Pergilah kalian berdua (Musa dan Harun) kepada Fir’aun, sesungguhnya ia berbuat melampaui batas. Maka ucapkanlah kepadanya ucapan yang lembut agar ia mau mengingat dan takut (Q.S Thohaa:44)
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ نَصِيحَةٌ لِذِي سُلْطَانٍ فَلَا يُكَلِّمُهُ بِهَا عَلَانِيَةً، وَلْيَأْخُذْ بِيَدِهِ، وَلْيُخْلِ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَهَا قَبِلَهَا، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ
Barangsiapa yang memiliki nasihat kepada penguasa, janganlah disampaikan dengan terang-terangan. Tapi peganglah tangannya dan bicarakan berdua dengannya. Jika ia mau menerima, maka akan diterima olehnya. Jika tidak, maka engkau telah menunaikan kewajibanmu terhadapnya (H.R al-Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany dalam Dzhilalul Jannah)
Seseorang bertanya kepada Sahabat Nabi Ibnu Abbas tentang beramar ma’ruf nahi munkar terhadap pemimpin. Ibnu Abbas menjawab:
فَإِنْ كُنْتَ لاَ بُدَّ فَاعِلاً فَفِيمَا بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ
Jika engkau harus melakukannya, maka lakukanlah dengan penyampaian yang hanya antara engkau dan dia saja yang tahu (riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnafnya)
Jika tidak mampu memberikan nasihat kepada pemimpin, doakan kebaikan untuknya. Doakan agar Allah memberikan hidayah kepadanya, mengokohkannya dalam ketaatan, memberikan teman-teman dekat yang mendukungnya dalam kebaikan, dan berbagai kebaikan-kebaikan lainnya.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, dan pertolongan-Nya kepada segenap kaum muslimin baik pemimpin maupun rakyatnya.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللهم أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا، اللهم أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا، اللهم أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِينَ
Disampaikan di Masjid Taman Bahagia Kota Problinggo pada 28 Jumadal Ula 1444 H/ 23 Des 2022 M oleh Abu Utsman Kharisman