Rekomendasimu Persaksianmu, Berhati-hatilah Memberikannya
Imam Al Hasan bin Ali Al Barbahari (w. 329 H) rahimahullah menyebutkan,
ولا يحل لرجل مسلم أن يقول: فلان صاحب سنة؛ حتى يعلم منه أنه قد اجتمعت فيه خصال السنة، لا يقال له: صاحب سنة حتى تجتمع فيه السنة كلها
“Tidaklah halal bagi seorang muslim mengatakan ‘Si Fulan itu seorang ahlussunnah!’ sampai dia mengetahui bahwa orang yang dinilainya itu telah benar-benar menerapkan secara utuh seluruh bagian prinsip agama. Belum pantas dia dinilai sebagai seorang ahlussunnah hingga terdapat seluruh prinsip agama pada dirinya.” (Syarhussunnah lil Barbahari, hal. 122)
Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah memberikan keterangan,
“Janganlah anda (tergesa) menilai seseorang ataupun memujinya, kecuali jika berdasarkan pengetahuan.
Agar jangan sampai masyarakat terkecoh karena pujian anda kepada orang tersebut, sementara (sebenarnya) kondisinya tidaklah seperti itu.
Namun jika anda telah benar-benar memastikan keadaan diri, metode beragamanya, ilmunya maupun keistiqomahannya (dalam prinsip beragama), silakan anda memberikan rekomendasi kepadanya.
Adapun jika anda terburu memujinya dan merekomendasikannya, padahal anda tidak tahu perihal dirinya sama sekali, rekomendasimu ini berbahaya, berpotensi menipu masyarakat terkait sosok tersebut.
Hendaknya orang-orang yang memberikan rekomendasi kepada orang lain menahan diri kala demikian. Sehingga mereka tidak bermudah-mudahan memberikan rekomendasi kecuali kepada pihak yang memenuhi syarat rekomendasi.
Karena rekomendasi adalah kesaksian, sehingga jika rekomendasinya tidak benar, itu menjadi kesaksian palsu.
Lalu terkait pernyataan beliau (Imam Al Barbahari) rahimahullah,
قد اجتمعت فيه خصال السنة
‘Orang yang dinilainya itu telah benar-benar menerapkan secara utuh seluruh bagian prinsip agama.’
Bagian prinsip agama (sunnah) ada yang berupa keyakinan (aqidah), berupa ilmu, penerapan, maupun kesungguhan meneladani generasi pendahulu (salaf) yang shalih.
Sedangkan apabila pada sosok yang dinilai tidaklah didapati kecuali satu bagian saja, janganlah anda menilai sosok itu sebagai bagian ahlussunnah hanya karena adanya satu bagian, atau satu perkara saja. Lalu bagaimana lagi bagi sosok yang tidak didapati pada dirinya bagian prinsipil tersebut sama sekali?”
Sumber: Itihaf Al Qori bi At Ta’liqot ‘ala Syarh As Sunnah (2/275)
Teks Arab:
قال الإمام البربهاري – رحمه الله -: (ولا يحل لرجل مسلم أن يقول: فلان صاحب سنة؛ حتى يعلم منه أنه قد اجتمعت فيه خصال السنة، لا يقال له: صاحب سنة حتى تجتمع فيه السنة كلها). ” شرح السنة “: (ص 122)
لا تزكي الشخص وتمدحه إلا عن علم؛ لئلا يغتر الناس بمدحك له وهو ليس كذلك؛ فإذا تحققت منه ومن طريقته ومن علمه ومن استقامته فإنك تزكيه
أما أن تنبعث في مدحه وتزكيته وأنت لا تعلم عنه شيئًا؛ فهذه تزكية خطيرة تغر الناس بهذا الشخص، فليت الذين يزكون الناس يتوقفون عند ذلك، فلا يزكون إلا من توفرت فيه شروط التزكية لأن التزكية شهادة؛ فإذا كانت التزكية غير صحيحة صارت شهادة زور.
وقوله – رحمه الله -: (قد اجتمعت فيه خصال السنة).
خصال السنة تكون في العقيدة وفي العلم وفي العمل وفي الاقتداء بالسلف الصالح، أما أنه ليس فيه إلا خصلة واحدة؛ فلا تحكم عليه أنه من أهل السنة بموجب خصلة واحدة أو شيء واحد فكيف بمن ليس عنده شيء منها!؟
(إتحاف القارئ بالتعليقات على شرح السنة 2/ 275)
Diterjemahkan oleh: Abu Abdirrohman Sofian