Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

1. Berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seperti Do’a dalam Al-Qur’an:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Wahai Rabb kami, janganlah Engkau menyimpangkan Hati kami setelah Engkau beri petunjuk. Anugerahkan kepada kami Rahmat dari sisiMu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Anugerah (Q.S Ali Imran: 8)

Seperti Doa yang banyak dibaca Nabi:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

Wahai (Allah) Pembolak-balik hati, tetapkanlah hatiku diatas agamamu (H.R at-Tirmidzi, an-Nasaai, Ahmad, dishahihkan oleh al-Hakim dan al-Albany).

2. Menjaga Hati dan Lisan

3. Selalu mengkaji Aqidah yang shahih dan Prinsip-prinsip utama dalam Islam dan Iman

Para Ulama’ telah menulis prinsip-prinsip Aqidah yang shahih dalam Islam, seperti Ashlus Sunnah wa I’tiqodud Dien karya Ibnu Abi Hatim, Ushulus Sunnah karya Imam Ahmad, Syarhus Sunnah karya al-Muzany maupun al-Barbahary, dan karya-karya Ulama Ahlussunnah setelahnya.

Banyaklah mengikuti kajian-kajian ilmiyyah, membaca buku, mendengarkan rekaman untuk kajian ilmu yang dibimbing oleh orang yang berilmu, beraqidah dan bermanhaj lurus.

Karena sepanjang kehidupan kita akan sering ditemui syubhat-syubhat dan penyimpangan dalam hal Aqidah atau dalam hal Muamalah. Kuatkan pondasi Ilmu kita, agar tidak mudah goyah dan terpengaruh dengan berbagai penyimpangan yang ada.

Sebaliknya, jauhilah bacaan-bacaan atau ceramah-ceramah yang menyimpang dari Aqidah yang benar dan ajaran Rasulullah ﷺ.

4. Selalu berkumpul bersama orang-orang yang Beraqidah dan Bermanhaj lurus, orang-orang Shalih dan Bersabar di atas manhaj yang lurus.

عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنْ الِاثْنَيْنِ أَبْعَدُ

Wajib atas kalian untuk Bersatu dalam al-Jamaah, hati-hatilah dari perpecahan. Karena syaithan bersama 1 orang (yang menyendiri), dan terhadap 2 orang syaithan lebih jauh (H.R atTirmidzi, anNasaai, dishahihkan oleh al-Hakim dan al-Albany).

Jika seseorang menyendiri, akan mudah dipengaruhi oleh syaithan.

Berbeda dengan jika ia sering berkumpul bersama komunitas yang sarat dengan Ilmu, Iman, Amal sholih, Dakwah, Amar ma’ruf nahi munkar di atas Tauhid dan Sunnah Rasul ﷺ dengan pemahaman para Sahabat Nabi dan Ulama’ Ahlussunnah yang mengikuti mereka dengan baik.

Tinggalkanlah komunitas orang-orang yang lalai dari mengingat Allah, atau komunitas yang banyak melakukan Kesyirikan, Kebid’ahan, atau Kemaksiatan.

5. Banyak beramal sholih diatas Sunnah Nabi ﷺ

Memperbanyak amal sholih yang Ikhlas karena Allah dan sesuai dengan bimbingan Rasulullah ﷺ adalah tameng dari fitnah yang membahayakan agama seseorang.

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

Bersegeralah beramal (sebelum datang) fitnah, bagaikan potongan malam yang gelap. Pagi harinya seorang masih mukmin, sorenya menjadi kafir. Atau, sorenya masih mukmin paginya kafir. Ia menjual agamanya (ditukar) dengan kepentingan dunia (H.R Muslim).

6. Bersabar karena Allah dalam menjalani kehidupan dunia.


Dikutip dari: Buku 40 HADITS PEGANGAN HIDUP MUSLIM (Syarh Arbain An-Nawawiyah) Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan