Petikan Keteladanan Dalam Perjalanan Hidup Adam bin Abi Iyaas
Beliau adalah salah seorang guru al-Imam al-Bukhari. Namanya Adam bin Abi Iyaas. Terlahir tahun 132 Hijriyah di Khurasan dan meninggal sekitar tahun 220 Hijriyah di ‘Asqolaan, daerah dekat Ghaza Palestina.
Beliau dikenal kokoh dalam berpegang dengan akidah Ahlussunnah. Al-Khotib al-Bagdhadiy menyatakan:
وَكَانَ آدَمُ مَشْهُوْرًا بِالسُّنَّةِ شَدِيْدَ التَّمَسُّكِ بِهَا، وَالْحَضّ عَلَى اعْتِقَادِهَا
Adam (bin Abi Iyaas) terkenal dengan sunnah, kokoh dalam berpegang dengan sunnah, serta menganjurkan untuk berakidah (di atas Sunnah) (Tarikh Baghdad)
Saat ada seseorang yang menyampaikan salam kepada beliau dan beliau ketahui berakidah menyimpang karena meyakini alQuran adalah makhluk, beliau tidak menjawab salamnya. Baru setelah tahu bahwa orang itu bertobat dan rujuk dari pemahamannya, beliau menyampaikan salam. Beliau juga mengirimkan nasihat yang indah kepada al-Imam Ahmad saat masih di penjara.
قَالَ أَبُو بَكْرٍ الأَعْيَنُ: أَتَيْتُ آدَمَ العَسْقَلاَنِيَّ فَقُلْتُ لَهُ: عَبْدُ اللهِ بنُ صَالِحٍ كَاتِبُ اللَّيْثِ يُقْرِئُكَ السَّلاَمَ فَقَالَ: لاَ تُقْرِئْهُ مِنِّي السَّلاَمَ قُلْتُ: وَلِمَ؟ قَالَ: لأَنَّهُ قَالَ: القُرْآنُ مَخْلُوْقٌ. فَأَخْبَرْتُهُ بِعُذْرِهِ وَأَنَّهُ أَظْهَرَ النَّدَامَةَ، وَأَخْبَرَ النَّاسَ بِالرُّجُوْعِ. قَالَ: فَأَقْرِئْهُ السَّلاَمَ وَإِذَا أَتَيْتَ أَحْمَدَ بنَ حَنْبَلٍ فَأَقرِهِ السَّلاَمَ، وَقُلْ لَهُ: يَا هَذَا اتَّقِ اللهَ وَتَقَرَّبْ إِلَى اللهِ تَعَالَى بِمَا أَنْتَ فِيْهِ، وَلاَ يَسْتَفِزَّنَّكَ أَحَدٌ فَإِنَّكَ إِنْ شَاءَ اللهُ مُشْرِفٌ عَلَى الجَنَّةِ، وَقُلْ لَهُ: أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنِ ابْنِ عَجْلاَنَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: “مَنْ أَرَادَكُم عَلَى مَعْصِيَةِ اللهِ فَلاَ تُطِيْعُوْهُ”. قَالَ: فَأَبْلَغْتُ ذَلِكَ أَبَا عَبْدِ اللهِ فَقَالَ: رَحِمَهُ اللهُ حَيّاً وَمَيِّتاً فَلَقَدْ أَحْسَنَ النَّصِيْحَةَ
Abu Bakr al-A’yan berkata: Aku mendatangi Adam (bin Abi Iyaas) al-Asqolaaniy kemudian berkata kepadanya: Abdullah bin Sholih juru tulis al-Laits menyampaikan salam kepadamu. Ia berkata: Jangan engkau sampaikan salam dariku. Aku bertanya: Mengapa? Ia berkata: Sesungguhnya Abdullah bin Sholih mengatakan bahwa alQuran adalah makhluk. Aku pun menyampaikan udzurnya dan bahwasanya ia telah menampakkan penyesalannya dan memberitahukan kepada manusia bahwa ia telah rujuk dari pemikiran itu. Adam pun berkata: Kalau begitu, sampaikanlah salamku kepadanya. Jika engkau bertemu dengan Ahmad bin Hanbal, sampaikanlah salam dariku kepadanya. Katakanlah kepadanya: Wahai (Ahmad), bertakwalah kepada Allah dan mendekatlah kepada Allah dengan (akidah) yang ada padamu. Jangan sampai engkau digelincirkan oleh siapapun. Karena sesungguhnya insyaallah engkau akan berada di surga. Katakanlah pula padanya: telah mengkhabarkan kepada kami al-Laits dari Ibnu ‘Ajlaan dari Abuz Zinaad dari al-A’raj dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang menghendaki agar kalian bermaksiat kepada Allah, janganlah kalian menaati orang itu”. Aku (Abu Bakr) menyatakan: Aku pun menyampaikan hal itu kepada Abu Abdillah (Ahmad bin Hanbal), maka beliau pun berkata: Semoga Allah merahmati dia baik saat hidup maupun saat meninggalnya. Sungguh ia telah bagus dalam menyampaikan nasihat (Siyar A’lamin Nubalaa’ (8/409)).
Adam bin Abi Iyaas juga rajin dalam mencatat ilmu. Beliau cepat ketika menulis. Beliau termasuk sedikit orang yang hadir dan mencatat dalam sebagian majelis ilmu penyampaian hadits saat Syu’bah berkunjung ke Baghdad. Syu’bah mengadakan 40 majelis penyampaian hadits, yang dalam 1 kali majelis disampaikan 100 hadits. Adam bin Abi Iyaas hadir dalam 20 majelis serta mencatatnya dengan baik.
كُنْتُ سَرِيْعَ الخَطِّ وَكُنْتُ أَكْتُبُ وَكَانَ النَّاسُ يأخذون من عندي، وَقَدِمَ شُعْبَةُ بَغْدَادَ فَحَدَّثَ بِهَا أَرْبَعِيْنَ مَجْلِساً فِي كُلِّ مَجْلِسٍ مائَةُ حَدِيْثٍ فَحَضَرْتُ مِنْهَا عِشْرِيْنَ مَجْلِساً
Aku cepat dalam menulis. Aku menulis dan orang-orang mengambil (ilmu) dariku. Syu’bah pernah tiba di Baghdad, beliau menyampaikan (hadits) dalam 40 majelis. Pada setiap majelis beliau sampaikan 100 hadits. Aku menghadiri 20 majelis yang beliau sampaikan (Siyar A’lamin Nubalaa’ (8/409)).
Bahkan dalam riwayat al-Khotib al-Baghdadiy disebutkan begitu bersemangatnya Adam bin Abi Iyaas ini ketika mencatat penyampaian hadits dari Syu’bah, beliau mencatat hadits-hadits yang disampaikan itu dengan berdiri. Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata:
جَلَسَ شُعْبَةُ بِبَغْدَادَ، وَلَيْسَ فِي مَجْلِسِهِ أَحَدٌ يَكْتُبُ إِلَّا آدَم بْن أَبِي إِيَاس ووهُوَ يَسْتَمْلِي وَيَكْتُبُ وَهُوَ قَائِمٌ
Syu’bah duduk di Baghdad (menyampaikan hadits) di majelisnya itu tidaklah ada seorang pun yang menulis kecuali Adam bin Abi Iyaas yang pada saat Syu’bah mendiktekan, Adam menulis dalam keadaan berdiri (riwayat al-Khotib dalam Tarikh Baghdad)
Adam bin Abi Iyaas dikenal juga sebagai seorang ahli ibadah. Abu Hatim ar-Raziy menyatakan:
ثِقَةٌ مَأْمُوْنٌ مُتَعَبِّدٌ مِنْ خِيَارِ عِبَادِ الله
Beliau orang yang terpercaya, amanah, ahli ibadah, dan termasuk hamba Allah yang terbaik (Siyar A’lamin Nubalaa’)
Adam bin Abi Iyaas wafat setelah mengkhatamkan alQuran dan berbesar harap akan rahmat dan ampunan Allah, mengakhiri hidupnya dengan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah. Abu Ali al-Maqdisiy berkata:
لما حضرت آدم بن أبي إياس الوفاة ختم القرآن وهو مسجى، ثم قال: بحبي لك إلا رفقت بي لهذا المصرع، كنت أؤملك لهذا اليوم كنت أرجوك، ثم قال: لا اله إلا الله، ثم قضى
Menjelang Adam bin Abi Iyaas meninggal dunia, beliau mengkhatamkan alQuran dalam keadaan terbaring berselimut. Kemudian beliau berkata: dengan kecintaanku kepada-Mu (Ya Allah), aku berharap Engkau bersikap lembut kepadaku dalam kondisi ini. Aku mengharapkan Engkau untuk hari ini. Kemudian beliau berkata: Laa Ilaaha Illallah (Tiada sembahan yang benar kecuali Allah). Kemudian beliau pun wafat (riwayat al-Khotib dalam Tarikh Baghdad dan dikutip oleh adz-Dzahabiy dalam Siyar A’lamin Nubalaa’)
Penulis: Abu Utsman Kharisman