Berhati-Hati Dalam Berbicara
Syaikh Robi’ bin Hadi al-Madkhaliy hafidzhahullah menyatakan:
Rasul –semoga sholawat dan salam tercurah pada beliau- bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ يَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً فَتَهْوِي بِهِ في جَهَنَّمَ أَرْبَعِينَ خَرِيفًا، وَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً فَيَرْفَعُهُ اللهُ بِهَا دَرَجَات
Sesungguhnya seseorang mengucapkan suatu kalimat yang tidak terlalu diperhatikannya, membuat ia jatuh ke dalam Jahannam sejauh 40 tahun. Dan ada seseorang yang berbicara dengan suatu kalimat yang mendatangkan keridhaan Allah, yang tidak terlalu diperhatikannya, kemudian Allah mengangkat derajatnya beberapa derajat
(lihat catatan kaki*), pent)
Baca Juga: Berbicaralah Saat Dibutuhkan dan Jangan Berbicara Kecuali Berlandaskan Ilmu
Maka wajib untuk memperhatikan dan memilih ucapan yang dengan itu Allah mengangkat derajat seseorang beberapa derajat. Hendaknya menjauhi ucapan-ucapan dzhalim yang tersebar, yang bisa menjerumuskan seseorang ke Jahannam pada tingkatan yang sangat rendah. Semoga Allah melindungi kita dari hal itu.
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tidaklah terlafadzkan suatu ucapan, kecuali di sisinya adalah Malaikat pengawas yang selalu hadir
(Q.S Qaaf ayat 18, pent)
Baca Juga: Berkata Baik Atau Diam
(Rasul shollallahu alaihi wasallam bersabda):
وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ في النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
Tidakkah manusia tersungkur (diseret di neraka) bertumpu pada wajah mereka melainkan karena akibat lisan mereka?
(H.R atTirmidzi, pent)
Maka kita berlindung kepada Allah, kita benar-benar berlindung kepada Allah dari dikembalikan menuju keadaan demikian. Jangan sampai kita menuai keburukan lisan-lisan kita. Maka tahanlah lisanmu dengan takwa kepada Allah Tabaroka Wa Ta’ala dan senantiasa merasa diawasi Allah. Hadirkanlah perasaan bahwasanya tidaklah terbetik di hatimu suatu kebatilan atau keburukan kecuali Rabbmu Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi mengetahuinya.
*) Catatan Kaki:
Beliau mengisyaratkan pada hadits riwayat al-Bukhari:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
Sesungguhnya seorang hamba benar-benar berbicara dengan suatu kalimat yang mendatangkan keridhaan Allah yang tidak terlalu ia perhatikan, namun Allah mengangkatnya beberapa derajat. Sesungguhnya seorang hamba benar-benar berbicara dengan suatu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, yang tidak terlalu ia perhatikan, membuatnya terjerumus ke dalam Jahannam (H.R al-Bukhari)
Lafadz dalam Bahasa Arab:
قال الشيخ ربيع بن هادي حفظه الله
قال الرسول : إِنَّ الرَّجُلَ يَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً فَتَهْوِي بِهِ في جَهَنَّمَ أَرْبَعِينَ خَرِيفًا، وَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً فَيَرْفَعُهُ اللهُ بِهَا دَرَجَات ؛ فيجب أن يَتَحَرَّى الكلام الذي يرفعه عند الله درجات، ويبتعد عن الكلام والأقوال والشَّائعات الظالمة التي تهوي به في جهنَّم إلى دركات ودركات ـ والعياذ بالله ـ، (مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ) وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ في النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ، فنعوذ بالله ونعوذ بالله من هذا المصير؛ أن نحصد شرور ما تجنيه ألسنتنا؛ فقيِّد لسانك بتقوى الله ـتبارك وتعالى ـ ومراقبة الله، واستشعر أنَّك ما يخطر في قلبك من باطل وشر إلا وربك مُطَّلِع عليه ـ سبحانه وتعالى
( تفريغ من محاضرة بعنوان : حق الله على العباد )
Diterjemahkan dari:
Transkrip Ceramah berjudul “Haqqullaah ‘alal Ibaad” halaman 5-6
Penerjemah:
Abu Utsman Kharisman