Bagaimana Ketakwaan Diraih dengan Berpuasa?
Telah dimaklumi, bahwa ibadah puasa disyariatkan oleh Allah agar kaum beriman menjadi sosok-sosok yang bertakwa. Ayat pewajiban puasa ramadhan menjadi dalil yang seyogyanya terpatri dalam sanubari kita semua.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ البقرة : 183
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan bagi orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Al Baqoroh : 183)
Namun banyak diantara kita yang memerlukan bimbingan, untuk memahami (dan semoga diberi taufiq untuk menjalani) bagaimana hikmah puasa tersebut bisa dicapai.
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
artikel menarik lainnya:
Ingin Mengerti Mana yang Benar dan yang Batil? Kuncinya Bertaqwa kepada Allah
Bolehnya Mencium Istri Saat Berpuasa Bagi yang Mampu Menjaga Syahwatnya
Agar memperoleh pencerahan dalam hal ini mari kita simak bersama petikan penjelasan Syaikh Abdurrahman bin Nashir Assa’di dalam tafsir beliau. Dan untuk memudahkan kita merunut faidah yang beliau paparkan, kami bubuhkan nomor-nomor penanda/pemisah sebagai tambahan.
Beliau rahimahullah menulis:
ﻓﺈﻥ اﻟﺼﻴﺎﻡ ﻣﻦ ﺃﻛﺒﺮ ﺃﺳﺒﺎﺏ اﻟﺘﻘﻮﻯ، ﻷﻥ ﻓﻴﻪ اﻣﺘﺜﺎﻝ ﺃﻣﺮ اﻟﻠﻪ ﻭاﺟﺘﻨﺎﺏ ﻧﻬﻴﻪ
ﻓﻤﻤﺎ اﺷﺘﻤﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﺘﻘﻮﻯ: ﺃﻥ اﻟﺼﺎﺋﻢ ﻳﺘﺮﻙ ﻣﺎ ﺣﺮﻡ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ اﻷﻛﻞ ﻭاﻟﺸﺮﺏ ﻭاﻟﺠﻤﺎﻉ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ، اﻟﺘﻲ ﺗﻤﻴﻞ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻧﻔﺴﻪ، ﻣﺘﻘﺮﺑﺎ ﺑﺬﻟﻚ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ، ﺭاﺟﻴﺎ ﺑﺘﺮﻛﻬﺎ، ﺛﻮاﺑﻪ، ﻓﻬﺬا ﻣﻦ اﻟﺘﻘﻮﻯ
ﻭﻣﻨﻬﺎ: ﺃﻥ اﻟﺼﺎﺋﻢ ﻳﺪﺭﺏ ﻧﻔﺴﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺮاﻗﺒﺔ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ، ﻓﻴﺘﺮﻙ ﻣﺎ ﺗﻬﻮﻯ ﻧﻔﺴﻪ، ﻣﻊ ﻗﺪﺭﺗﻪ ﻋﻠﻴﻪ، ﻟﻌﻠﻤﻪ ﺑﺎﻃﻼﻉ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻣﻨﻬﺎ: ﺃﻥ اﻟﺼﻴﺎﻡ ﻳﻀﻴﻖ ﻣﺠﺎﺭﻱ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ، ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺠﺮﻱ ﻣﻦ اﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﻣﺠﺮﻯ اﻟﺪﻡ، ﻓﺒﺎﻟﺼﻴﺎﻡ، ﻳﻀﻌﻒ ﻧﻔﻮﺫﻩ، ﻭﺗﻘﻞ ﻣﻨﻪ اﻟﻤﻌﺎﺻﻲ، ﻭﻣﻨﻬﺎ: ﺃﻥ اﻟﺼﺎﺋﻢ ﻓﻲ اﻟﻐﺎﻟﺐ، ﺗﻜﺜﺮ ﻃﺎﻋﺘﻪ، ﻭاﻟﻄﺎﻋﺎﺕ ﻣﻦ ﺧﺼﺎﻝ اﻟﺘﻘﻮﻯ، ﻭﻣﻨﻬﺎ: ﺃﻥ اﻟﻐﻨﻲ ﺇﺫا ﺫاﻕ ﺃﻟﻢ اﻟﺠﻮﻉ، ﺃﻭﺟﺐ ﻟﻪ ﺫﻟﻚ، ﻣﻮاﺳﺎﺓ اﻟﻔﻘﺮاء اﻟﻤﻌﺪﻣﻴﻦ، ﻭﻫﺬا ﻣﻦ ﺧﺼﺎﻝ اﻟﺘﻘﻮﻯ
“Sehingga ibadah puasa termasuk sebab terbesar meraih ketakwaan. Karena padanya terdapat:
(1) pelaksanaan terhadap perintah Allah.
(2) dan meninggalkan hal yang dilarang oleh-Nya
Sedangkan kandungan ketakwaan yang tercakup (meliputi):
a). Orang yang berpuasa meninggalkan hal-hal yang diharamkan Allah baginya (selama berpuasa) berupa: makan, minum, hubungan badan, dan semacamnya, yang semuanya merupakan perkara yang disukai oleh jiwa manusia. (itu semua dia taati) sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah, seraya berbesar harapan dengan meninggalkannya akan diraih pahala-Nya, maka ini adalah bagian ketakwaan.
b). Diantara bentuknya pula, bahwa orang yang berpuasa melatih jiwanya dalam pendekatan diri kepada Allah ta’ala, dan meninggalkan perkara yang disenangi jiwanya padahal dia bisa saja melakukannya, (dia tinggalkan) karena dia mengetahui bahwa Allah selalu mengawasinya.
c). Termasuk juga bahwa puasa dapat menyempitkan jalur yang biasa dilalui setan, dimana dia biasa melewati aliran darah anak Adam. Dengan puasa, lemahlah pengaruhnya, dan menjadi berkurang kemaksiatan akibatnya.
d). Begitu pula bahwa orang yang berpuasa umumnya memperbanyak ketaatan. Sedangkan ketaatan merupakan perilaku takwa.
e). Dan juga bahwa orang kaya apabila ikut merasakan lapar dia akan tersentuh untuk meringankan penderitaan kaum fakir dan ini pun termasuk perilaku ketakwaan.”
(Disadur dari Taisirul KarimirRahman hal. 86)
Semoga kita semua diberi taufiq untuk bisa menjalani cakupan ketaatan dan meraih ketakwaan.