Sab 30 Rabiul akhir 1446AH 2-11-2024AD

Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan:

Surah (Al Fatihah) ini meski ringkas namun mengandung sekian banyak hal yang tidak terdapat pada surah lainnya dalam Alquran.

(Surah Al Fatihah) mengandung:

1. Tiga jenis tauhid.
Tauhid rububiyyah diambil dari firman Allah:

رَبِّ الْعَالَمِينَ

Rabb semesta alam (QS Al Fatihah: 2)

(Kemudian) tauhid ilahiyyah, yaitu mengesakan Allah dalam ibadah. Hal itu diambil dari lafdzul jalalah Allah (dalam ayat pertama dan kedua) dan firman-Nya:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ

Hanya kepada-Mu kami beribadah (QS. Al Fatihah: 5)

(Kemudian) tauhid asma’ was shifat, yaitu menetapkan sifat kesempurnaan bagi Allah ta’ala yang telah Dia tetapkan bagi diri-Nya dan ditetapkan pula oleh Rasul-Nya (dalam hadits beliau) tanpa melakukan ta’thil (menolak sebagian sifat Allah), tamtsil (menganggap sifat Allah sama dengan makhluk-Nya), dan tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya). Hal itu ditunjukkan dalam firman Allah:

الْحَمْدُ

Segala pujian hanya untuk Allah (QS Al Fatihah: 2) Sebagaimana telah berlalu penjelasannya.

2. (Surah Al Fatihah) juga mengandung penetapan kenabian (Muhammad shallallahu alaihi wasallam). Sebagaimana firman Allah:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Bimbinglah kami menuju jalan yang lurus (QS Al Fatihah: 6)

Karena hal itu (petunjuk ke jalan yang lurus) tidak akan bisa terwujud tanpa ada risalah.

3. Penetapan akan adanya balasan atas setiap perbuatan yang dilakukan. Hal itu sebagaimana firman-Nya:

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

Pemilik hari pembalasan (QS Al Fatihah: 4)

(Juga penegasan) bahwa balasan tersebut dilaksanakan dengan penuh keadilan. Karena makna ad diin adalah membalas dengan keadilan.

4. Mengandung penetapan takdir Allah dan bahwasanya seorang hamba adalah pelaku (perbuatannya sendiri) secara hakiki. Tidak sebagaimana keyakinan kelompok Al Qodariyyah (yang meyakini bahwa hamba melakukan segalanya tanpa kehendak dari Allah) dan Al Jabriyyah (yang meyakini bahwa hamba dipaksa melakukan perbuatannya).

5. Bahkan (surah Al Fatihah) juga mengandung bantahan terhadap seluruh pengusung kebid’ahan dan kesesatan, yaitu pada firman-Nya:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Bimbinglah kami menuju jalan yang lurus (QS Al Fatihah: 6)

Karena ayat ini mencakup (keharusan) mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Dan semua pelaku kebid’ahan dan kesesatan menyelisihi hal tersebut.

6. (Surah Al Fatihah) juga mencakup kewajiban mengikhlaskan (seluruh aspek dalam pelaksanaan) agama ini hanya untuk Allah ta’ala. Dalam hal mempersembahkan ibadah atau memohon pertolongan kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan (QS Al Fatihah ayat 5)


Sumber: Tafsir As Sa’di Surah Al Fatihah

Naskah dalam bahasa Arab:

فهذه السورة على إيجازها، قد احتوت على ما لم تحتو عليه سورة من سور القرآن، فتضمنت أنواع التوحيد الثلاثة: توحيد الربوبية يؤخذ من قوله: {رَبِّ الْعَالَمِينَ} وتوحيد الإلهية وهو إفراد الله بالعبادة، يؤخذ من لفظ: {اللَّهِ} ومن قوله: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ} وتوحيد الأسماء والصفات، وهو إثبات صفات الكمال لله تعالى، التي أثبتها لنفسه، وأثبتها له رسوله من غير تعطيل ولا تمثيل ولا تشبيه، وقد دل على ذلك لفظ {الْحَمْدُ} كما تقدم

وتضمنت إثبات النبوة في قوله: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ} لأن ذلك ممتنع بدون الرسالة

وإثبات الجزاء على الأعمال في قوله: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ} وأن الجزاء يكون بالعدل، لأن الدين معناه الجزاء بالعدل

وتضمنت إثبات القدر، وأن العبد فاعل حقيقة، خلافا للقدرية والجبرية. بل تضمنت الرد على جميع أهل البدع والضلال في قوله: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ} لأنه معرفة الحق والعمل به. وكل مبتدع وضال فهو مخالف لذلك

وتضمنت إخلاص الدين لله تعالى، عبادة واستعانة في قوله: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ}

(تيسير الكريم الرحمن – سورة الفاتحة)

Penerjemah: Abu Dzayyal Muhammad Wafi

Tinggalkan Balasan