Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Tidak Ada Seorang pun yang Terlahir Berilmu, Maka Belajarlah Menuntut Ilmu

Allah Ta’ala berfirman:

وَٱللَّهُ أَخرَجَكُم مِّن ‌بُطُونِ ‌أُمَّهَٰتِكُم لَا تَعلَمُونَ شَيـٔٗا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمعَ وَٱلأَبصَٰرَ وَٱلأَفـِٔدَةَ لَعَلَّكُم تَشكُرُونَ

Allah lah yang telah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian tidak berilmu sama sekali. Dan Dia (Allah) menjadikan untuk kalian pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kalian bersyukur (Q.S anNahl ayat 78)

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تَعَلَّمُوا إِنَّمَا الْعِلْمُ ‌بِالتَّعَلُّمِ

Wahai manusia, belajarlah. Sesungguhnya ilmu hanyalah didapatkan dengan belajar (menuntut ilmu)…(H.R Ibnu Abi ‘Ashim dan atThobaroniy, dinyatakan sanadnya hasan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 1/161)

Sahabat Nabi Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu menyatakan:

إِنَّ الرَّجُلَ لَا يُولَدُ عَالِمًا، وَإِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ

Sesungguhnya seorang tidaklah terlahir langsung menjadi orang yang berilmu. Sesungguhnya ilmu hanyalah didapatkan dengan belajar (riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnafnya)

Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:

Secara asal, manusia berada dalam ketidaktahuan (kebodohan).

Berdasarkan firman Allah:

وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَ

Dan Dia (Allah) yang mengajari kalian hal-hal yang sebelumnya tidak kalian ketahui (Q.S al-Baqoroh ayat 151)

Itu menunjukkan kekurangan manusia. Secara asal, manusia berada dalam kebodohan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): Dan Allah lah yang mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian, tidak berilmu sama sekali (Q.S anNahl ayat 78).

(Tafsir Surah al-Fatihah dan al-Baqoroh Syaikh Ibn Utsaimin)

Belajar ilmu agama yang benar adalah melalui bimbingan dan arahan orang yang berilmu yang menyampaikan ilmu dari sumber ilmu yang benar, yaitu alQuran, hadits Nabi yang shahih, dengan pemahaman para Sahabat, maupun penjelasan dari para Ulama Ahlussunnah. Proses menuntut ilmu membutuhkan kesabaran dalam mendatangi tempat penyampaian ilmu, mendengar dan menyimak ilmu secara seksama, mencatat dengan seksama, menjaganya dengan mengulang hafalan, membaca ulang, mengkaji dan menelusuri ilmu dari referensi-referensi ilmu yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan.


Tulisan ini terinspirasi dari penyampaian muhadharah Syaikh Abdul Ghani bin Hasan Aussat bertema: PERAN PENTING ILMU DAN ULAMA DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN BANGSA DAN NEGARA pada Daurah Umum Imam al-Muzani 2 di Ma’had Minhajul Atsar Jember, Sabtu waktu Dhuha, 11 Muharram 1445 H/ 29 Juli 2023 M

Oleh: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan