Kam 22 Jumadil awal 1447AH 13-11-2025AD
Beranda » Latest » Artikel » Nasihat » Pentingnya Keamanan dan Kestabilan Bagi Umat Islam dan Negara

Pentingnya Keamanan dan Kestabilan Bagi Umat Islam dan Negara

Allah Ta’ala berfirman:

فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)

maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah). yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut (Q.S Quraisy ayat 3-4)

Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

Barang siapa di antara kalian yang merasa aman dalam hatinya, sehat jasadnya. Ia memiliki makanan untuk hari itu. Seakan-akan telah dikumpulkan dunia untuknya (H.R atTirmidzi)

Di antara sunnah Nabi adalah bacaan doa di pagi dan sore, yang di dalamnya terdapat permohonan kepada Allah agar memberikan perasaan aman dalam hati:

لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَعُ هَؤُلَاءِ الدَّعَوَاتِ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي: اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، اللهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam tidaklah meninggalkan doa-doa ini saat sore dan pagi hari: ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AAFIYATA FID DUNYAA WAL AAKHIROH. ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA WAL ‘AAFIYATA FII DIINIY WA DUNYAAYA WA AHLIIY WA MAALIY. ALLAHUMMASTUR ‘AWROOTIY WA AAMIN ROW’AATIY. ALLAAHUMMAHFADZHNIIY MIN BAYNI YADAYYA WA MIN KHOLFIY WA ‘AN YAMIINY WA ‘AN SYIMAALIY WA MIN FAWQIY WA A’UDZU BI ‘ADZHOMATIKA AN UGHTAALA MIN TAHTIY (Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu afiyat di dunia dan di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu pemaafan dan afiyat dalam agamaku, kehidupan duniaku, keluargaku, hartaku. Ya Allah, tutuplah aurat-auratku, berilah perasaan aman dalam hatiku. Ya Allah, jagalah aku dari arah depan, dari arah belakang, dari sebelah kananku, dari sebelah kiriku, dari atasku, dan aku berlindung dengan keagungan-Mu agar jangan sampai aku tersambar dari arah bawahku)(H.R Ahmad dan al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad dari Abdullah bin Umar, dishahihkan oleh Syaikh al-Albaniy)

Allah Ta’ala juga mengisahkan kehidupan sebuah negeri yang aman tenteram, rezekinya datang dari berbagai arah, namun karena mereka mendustakan Rasul dan tidak bersyukur, Allah ubah kehidupan mereka menjadi kelaparan dan ketakutan.

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ (112) وَلَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ وَهُمْ ظَالِمُونَ (113)

Allah telah membuat suatu perumpamaan sebuah negeri yang dahulu aman lagi tenteram yang rezekinya datang kepadanya berlimpah ruah dari setiap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-nikmat Allah. Oleh karena itu, Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan karena apa yang selalu mereka perbuat. Sungguh, telah datang kepada mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya. Oleh karena itu, mereka ditimpa azab dan mereka itulah orang-orang zalim. (Q.S an-Nahl ayat 112-113)

Allah Ta’ala menjanjikan bagi orang yang beriman dan beramal sholih bahwa Dia akan menjadikan mereka pemimpin di muka bumi, mengokohkan agama mereka, dan mengganti perasaan takut menjadi perasaan aman, jika mereka beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun.

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai; dan Dia sungguh akan mengubah (keadaan) mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Siapa yang kufur setelah (janji) tersebut, mereka itulah orang-orang fasik. (Q.S an-Nuur ayat 55)

Pada saat para Sahabat masih dalam masa penindasan kaum musyrikin Quraisy, sebagian mereka mengadukan keadaan itu pada Nabi dan minta didoakan. Namun Nabi menggambarkan kesabaran umat sebelum mereka dalam mempertahankan keimanan. Beliau juga menjelaskan akan diberikannya keamanan oleh Allah bagi yang berpegangteguh dengan agamanya, hingga seorang yang berkendara dari Shon’aa’ hingga Hadhramaut di Yaman akan merasa aman.

عَنْ خَبَّابِ بْنِ الأَرَتِّ، قَالَ: شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً لَهُ فِي ظِلِّ الكَعْبَةِ فَقُلْنَا: أَلاَ تَسْتَنْصِرُ لَنَا أَلاَ تَدْعُو لَنَا؟ فَقَالَ: «قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ، يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ لَهُ فِي الأَرْضِ، فَيُجْعَلُ فِيهَا، فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُجْعَلُ نِصْفَيْنِ، وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الحَدِيدِ، مَا دُونَ لَحْمِهِ وَعَظْمِهِ، فَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَاللَّهِ لَيَتِمَّنَّ هَذَا الأَمْرُ، حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ، لاَ يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ، وَالذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ، وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ

Dari Khobbaab bin al-Aratt ia berkata: Kami mengadukan kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam keadaan kami (saat mengalami penindasan kaum musyrikin) pada saat beliau sedang berbantalkan kain selendang beliau di naungan Ka’bah. Kami berkata: Tidakkah anda mendoakan pertolongan untuk kami, tidakkah anda mendoakan untuk kami? Maka beliau bersabda: Sungguh, pada umat sebelum kalian ada yang diculik dan dibenam dalam tanah, kemudian digergaji kepalanya hingga menjadi 2 bagian. Ada pula yang disisir dengan sisir besi sehingga terpisah antara daging dan tulangnya. Hal itu tidaklah mencegah dia untuk tetap berada di agama Allah. Demi Allah, sungguh perkara ini akan menjadi sempurna, hingga seorang pengendara akan menempuh perjalanan dari Shon’aa’ ke Hadhramaut tidaklah takut kecuali kepada Allah dan sekadar mengkhawatirkan serigala menyerang kambingnya. Namun kalian tergesa-gesa (H.R al-Bukhari)

Sehingga keamanan, ketentraman, dan kestabilan dalam kehidupan kita adalah suatu nikmat yang harus disyukuri dengan beribadah hanya kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya serta menjalankan tuntunan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dalam seluruh sendi kehidupan kita.

Segala sunnah Rasul dan bimbingan beliau akan mengarahkan pada keamanan dan ketentraman serta mempertahankannya, termasuk dalam mengatur sikap rakyat terhadap pemerintahnya yang muslim, untuk taat kepada mereka dalam hal yang ma’ruf, bersabar atas kekurangan mereka, mendoakan kebaikan untuk mereka. Jika ingin menyampaikan nasihat, hendaknya nasihat disampaikan dengan hikmah, santun, dan tidak diungkap terang-terangan di hadapan khalayak.

Demikian banyak bimbingan Nabi yang demikian. Dalam Shahih al-Bukhari kita bisa mendapati banyak hadits tersebut dalam Kitabul Fitan. Sedangkan dalam Shahih Muslim terdapat dalam Kitabul Imaaroh.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat, pertolongan, dan ampunan-Nya kepada kita dan segenap kaum muslimin.


(Makalah Kajian yang disampaikan pada hari Senin malam Selasa, ba’da Maghrib, 30 Rabiul Awal 1447 H/ 22 September 2025 M di Masjid at-Taqwa Cibadak Banjarsari Ciamis Jawa Barat, Abu Utsman Kharisman)