Meraup Keutamaan dengan Sedekah
Masa pandemi yang berkepanjangan, bukan hanya memaksa setiap pihak mencari solusi pengobatan dan penyesuaian gaya hidup saja. Namun sebenarnya jauh lebih mendesak bagi seorang insan untuk berintrospeksi dan bertaubat dari berbagai dosa pemicunya (semoga Allah ampuni kita semua). Juga tak kalah penting agar kita menyegerakan penunaian amal ibadah yang memiliki banyak keutamaan.
Salah satu amalan yang mendesak dilakukan adalah memperbanyak sedekah, dengan berbagai jenis dan tingkatan hukumnya.
Sebagai motivasi bagi kita bersama, dengan memohon pertolongan Allah, berikut ini diulas ringkas beberapa nilai penting dan keutamaan bersedekah, semoga menggugah penulis dan pembaca semua untuk meraihnya.
Gambaran Baiknya Keyakinan dan Tawakkal kepada Allah
Telah disebutkan dalam hadits shahih riwayat Imam Muslim dari sahabat Abu Musa Al As’ariy radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
… وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ …
Sedekah adalah bukti nyata
Maknanya dijelaskan para ulama sebagai bukti yang jelas akan keimanan dan kecintaannya kepada Allah. Karena seorang hamba pasti kelak di akhirat akan ditanya tentang hartanya, termasuk untuk apa saja dia gunakan. Berbahagialah orang yang menjawab tuntutan pertanggungjawaban hartanya dengan menyebut jujur bahwa “di dunia dulu saya infaqkan harta saya di jalan-Mu,Ya Allah!”
Tentu, setiap maksud baik akan coba dihadang para setan. Tak kan sudi musuh bani adam ini untuk membiarkan sasarannya mendapatkan balasan kebaikan. Jika bukan menggambarkan nikmatnya harta, mereka akan menakuti kita dengan kefakiran.
Padahal nyatanya hitung-hitungan untung-rugi bersedekah hanya menurut ahli dunia. Sementara fakta yang telah lama dikuak nash syar’i mementahkan teori mereka. Bila dilakukan secara benar, dengan ikhlas, sesuai bimbingan nabi, adalah keniscayaan mendulang untung yang tak dapat ditolak dari kebiasaan bersedekah.
وَمَآ أَنفَقۡتُم مِّن شَيۡءٍ فَهُوَ يُخۡلِفُهُۥۖ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلرَّٰزِقِينَ
Dan apa saja yang kalian nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.
QS. Saba : 39
Jadi memang sedekah menggambarkan kekuatan iman dan tawakkal. Semoga kita semua dimudahkan mewujudkannya.
Tersedia Pintu Surga (al-Jannah) Bagi yang Gemar Bersedekah
Surga Allah memiliki pintu-pintu untuk dimasuki para penghuninya. Setiap induk amal kebaikan yang dominan dilakukan seorang hamba disediakan pintunya masing-masing. Ar Rasul ‘alaihi ash-shollallatu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ؛ نُودِيَ فِي الْجَنَّةِ : يَا عَبْدَ اللَّهِ، هَذَا خَيْرٌ، فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ ؛ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ ؛ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ ؛ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ ؛ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ
“Orang yang berinfaq dengan jenis-jenis harta di jalan Allah akan dipanggil di surga: ‘Wahai hamba Allah, di sini (lebih) baik!’ Orang yang termasuk ahli sholat, dia dipanggil dari pintu sholat. Yang termasuk ahli jihad, dipanggil dari pintu jihad. Yang termasuk ahli shodaqoh, dipanggil dari pintu shodaqoh. Yang ahli berpuasa, dipanggil dari pintu ar-royyan.”
petikan HR. Al Bukhari & Muslim dari Abu Hurairah
Tidak Mengurangi Harta, Justru Itulah Bagian Modalnya di Akhirat
Nabi shollallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
Sedekah tidaklah mengurangi harta, dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kejayaan baginya, sedangkan seseorang yang merendahkan hatinya karena Allah pasti Allah angkat (kedudukan)nya
HR. Muslim no. 2588
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah bersabda:
يَقُولُ الْعَبْدُ: مَالِي، مَالِي، إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ: مَا أَكَلَ فَأَفْنَى، أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى، أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى، وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ، وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ
Hamba (Allah) berujar, “Harta-hartaku!” (Padahal) bukankah hartanya itu hanyalah tiga (kategori): yang dia makan dan akan sirna, yang dia kenakan dan akan usang, yang dia berikan (untuk sedekah) yang sebenarnya terkumpul. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan.
HR. Muslim no. 2959
Menghilangkan Kekhawatiran dan Kesedihan
Allah Jalla wa ‘Ala berfirman:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara tersembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran bagi mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
QS. Al Baqoroh : 274
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’diy rahimahullah mengisyaratkan keutamaan bagi para penderma yang bersikap pertengahan secara adil, tidak mengurangi ataupun berlebihan, beliau menjelaskan:
[Tidak ada kekhawatiran bagi mereka] ketika orang-orang yang kurang (sedekahnya) mengkhawatirkannya, [tidak (pula) mereka bersedih hati] di saat orang-orang yang berlebihan bersedih. Sehingga mereka (para penderma yang adil itu) bergembira dengan digapainya maksud yang dicita-citakan, dan menuju hal yang menggembirakan serta diharapkan.
Taisirul Karim Ar Rahman 1/272
Menyuburkan Harta sehingga Semakin Berkembang
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
Allah memusnahkan riba dan menumbuhkembangkan sedekah-sedekah, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sangat kufur lagi suka berbuat dosa.
QS. Al Baqoroh : 276
Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam – sebagaimana dicatat dalam riwayat yang muttafaq ‘alaih (disepakati keshohihannya oleh Imam al Bukhori dan Muslim) – bersabda:
Tidaklah seorang hamba memasuki waktu pagi di suatu hari-pun melainkan dua malaikat akan mendatanginya seraya salah satu diantara keduanya berdoa:
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
((Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang berinfaq))
Sedangkan malaikat lainnya berdoa:
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
((Ya Allah jadikanlah harta orang yang menahannya menjadi boros tak bermanfaat))
Mutaffqun ‘alaih
Al Hafidz An Nawawiy rahimahullah menjelasakan doa kebaikan yang dimaksudkan dengan perkataannya:
(Doa) kebaikan tersebut berlaku pada infaq (yang disalurkan) dalam ketaatan, (membantu) akhlaq-akhlaq yang mulia dan kepada keluarga yang ditanggung, tamu, berbagai jenis sedekah, dan yang semacamnya. Dalam keadaan tidaklah dicela (penyalurannya), tidak pula disebut tindakan pemborosan. Sementara menahan harta yang tercela adalah menahan dari penyalurannya terhadap sasaran-sasaran ini.
Syarh Shohih Muslim
Sedangkan Al Qurthubi rahimahullah menjelaskan batasan doa keburukan itu dengan pernyataanya:
Hal itu mencakup seluruh infaq yang hukumnya wajib dan mandub (sunnah). Akan tetapi orang yang tidak menunaikan infaq yang mandub tidak berhak memperoleh doa (keburukan) ini. Kecuali apabila sifat kikir yang tercela telah menguasainya dengan tanda tidak senang hatinya untuk mengeluarkan hak harta yang menjadi tanggungannya, walaupun dia mengeluarkannya.
Lihat penukilan dalam Fathul Bari karya al Hafidz ibnu Hajar al Asqolaniy rahimahullah
Meruntuhkan Keangkuhan, Turut Mengamankan Jaring Sosial, Menguatkan Ummat
Masyarakat terdiri dari bukan hanya satu strata, sosial maupun ekonomi. Bukan perangai bijak mengasumsikan kekuatan bangsa hanya berporos pada kalangan bangsawan atau orang kayanya saja. Bagaimanapun suatu bangsa akan semakin kuat jika ketahanan sosial yang ditandai saling menyantuni terjaga, dan peran strata apapun dihargai perannya, tidak dipinggirkan.
Sungguh telah shohih dari Nabi betapa beliau shollallahu ‘alaihi wasallam untuk menepis potensi ‘ujub pada diri muslim yang berkecukupan beliau-pun bersabda:
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا ؛ بِدَعْوَتِهِمْ، وَصَلَاتِهِمْ، وَإِخْلَاصِهِ
Hanyalah Allah tolong ummat ini sesuai kondisi kaum lemahnya; dengan sebab doa, sholat dan keikhlasan mereka.
HR. An-Nasai, Ibnu Mandah, dan asalnya terdapat dalam shohih Al-Bukhori no. 2896
Pengaruhnya -dengan ijin Allah- Begitu Menakjubkan; Meluruhkan Kesalahan, Membantu Kesembuhan dan Menyegerakan Terangkatnya Petaka
Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam pernah menasehati para pedagang:
يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ، إِنَّ الْبَيْعَ يَحْضُرُهُ اللَّغْوُ وَالْحَلِفُ،
Wahai para pedagang! Sesungguhnya perniagaan itu berpotensi terjadinya perbuatan sia-sia dan sumpah (yang tidak semestinya)
riwayat Abu Dawud no. 3326
dalam riwayat at-Tirmidzi (no. 1208) :
إِنَّ الشَّيْطَانَ، وَالْإِثْمَ يَحْضُرَانِ الْبَيْعَ
Sesungguhnya setan dan dosa (sering) ikut hadir dalam perniagaan
dalam riwayat an-Nasai (no. 3797) :
يَحْضُرُهُ الْحَلِفُ وَالْكَذِبُ
(Tak jarang) dihadiri sumpah (yang tidak pantas) dan kedustaanفَشُوبُوهُ بِالصَّدَقَةِ
Maka luruhkanlah dengan campuran sedekah!
Disebutkan dalam hadits bahwa Nabi Yahya bin Zakariyya ‘alaihissalam telah diperintah Allah untuk mengamalkan dan mendakwahkan bani Israil agar mereka beramal dengan 5 perkara. Diantaranya, disebutkan:
وَآمُرَكُمْ بِالصَّدَقَةِ ؛ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَسَرَهُ الْعَدُوُّ فَشَدُّوا يَدَيْهِ إِلَى عُنُقِهِ، وَقَرَّبُوهُ ؛ لِيَضْرِبُوا عُنُقَهُ، فَقَالَ : هَلْ لَكُمْ أَنْ أَفْتَدِيَ نَفْسِي مِنْكُمْ ؟ فَجَعَلَ يَفْتَدِي نَفْسَهُ مِنْهُمْ بِالْقَلِيلِ وَالْكَثِيرِ حَتَّى فَكَّ نَفْسَهُ
Dan aku perintahkan kalian untuk bersedekah, karena sesungguhnya permisalannya seperti keadaan seseorang yang ditawan oleh musuhnya sehingga mereka mengikat kedua tangannya pada lehernya, sedangkan mereka mulai mendekatkannya untuk segera mereka memenggal lehernya. Lalu orang itu berujar: “Apakah kalian mengijinkan aku membayar tebusan diriku sendiri kepada kalian?” (setelah disetujui) Orang itupun segera membayar tebusan dengan (segala harta yang dimilikinya baik) yang nilainya sedikit maupun yang banyak sampai dia (berhasil) membebaskan dirinya.
Sunan ad-Darimi (no. 17800) dengan sanad hasan
Ibnul Qoyyim al Jauziyyah rahimahullah ketika membahas pasal “Sedekah dan pengaruhnya” (اﻟﺼﺪﻗﺔ ﻭﺁﺛﺎﺭﻫﺎ) dan menyinggung kandungan hadits diatas beliau menjelaskan:
(Allah) telah memerintahkan kalian untuk bersedekah. Karena sesungguhnya perumpamaannya seperti seseorang yang tengah ditawan oleh musuh, lalu mereka mengikat tangannya. Hal ini juga menyangkut pembicaraan tentang kejelasan bukti dan kedermawanan-Nya, sekaligus dalil dan terwujudnya (hal tersebut). Dikarenakan pada shodaqoh terdapat pengaruh yang menakjubkan dalam mencegah beberapa jenis petaka, walaupun diamalkan oleh orang yang terkategorikan sering berbuat dosa (fajir) ataupun dari orang yang dzolim, bahkan dari seorang kafir sekalipun. Karena melalui hal itu Allah Ta’ala mencegah dari orang tersebut berbagai jenis malapetaka. Kenyataan ini merupakan hal yang telah dimaklumi oleh masyarakat baik kalangan khusus ataupun keumuman mereka. Demikian pula penduduk bumi telah mengakuinya, karena mereka mendapati pengalaman tentang hal tersebut.
al-Wabil ash-Shoyyib 1/31
Begitu pula saat terjadi gerhana -yang dalam tinjauan syar’i jelas merupakan situasi mencekam sebagai bentuk peringatan Allah bagi hamba-Nya bahwa hanya Dialah Tabaroka waTa’ala yang Maha berkuasa secara mutlak terhadap alam semesta ini – Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan mukminin:
فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَادْعُوا اللَّهَ، وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Sehinga apabila kalian melihatnya, hendaklah kalian berdoa kepada Allah, bertakbir, kerjakanlah sholat, dan bersedakhlah!
petikan HR. Al Bukhori : 1044
Karena keserupaan sebab inilah Ibnu Daqiqil ‘Ied rahimahullah menjelaskan:
Pada hadits ini terdapat dalil disukainya bersedakah ketika tertimpa sesuatu yang mencemaskan agar dapat mencegah petaka yang dikhawatirkan.
Ihkamul Ahkam Syarh Umdatul Ahkam 1/353
Saudaraku mungkin saja masih banyak keutamaan lainnya yang belum tertuang dalam tukisan ringkas ini. Namun sekian keutamaan ini sebenarnya lebih dari cukup untuk kita ingat dan harapkan.
Jadi, keutamaan apa lagi yang hendak kita tunggu? Mari menggencarkan sedekah kepada sasaran-sasaran yang berhak menunggu uluran bantuan kita semua.
Semoga Allah berikan kemudahan kepada kita semua untuk meraup berbagai keutamaan itu dengan bersedekah secara ikhlash pada sasaran-sasaran yang diridhoi-Nya.
Abu Abdirrahman Sofian
??Grup WA Al I’tishom??