Terjemah Khotbah Sholat Gerhana Syaikh Ibn Utsaimin
Segala puji hanya untuk Allah. Kami memuji, meminta pertolongan, dan memohon perlindungan kepadaNya. Kami berlindung kepada Allah dari keburukan jiwa kami dan dari kejahatan perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri hidayah, tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barangsiapa yang Allah sesatkan, tidak ada yang bisa memberikan petunjuk kepadanya.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah satu-satunya. Tidak ada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Allah Ta’ala mengutus beliau dengan membawa petunjuk dan (pengamalan) agama yang benar. Sebagai rahmat dan petunjuk bagi seluruh alam. Sebagai hujjah bagi seluruh pihak yang menjadi sasaran dakwah beliau.
Beliau menyampaikan risalah, menunaikan amanah, dan benar-benar bersikap annashihah kepada umat. Beliau berjihad dengan sebenar-benarnya dan berbagai macam bentuk jihad. Dengan harta, badan, ilmu, dan senjata.
Beliau tinggalkan umat beliau berada di atas cahaya yang putih. Saking terangnya, malamnya bagaikan siangnya. Tidaklah ada yang menyimpang dari jalan yang terang itu kecuali ia binasa.
Allah menguatkan beliau dengan (para Sahabat) yang merupakan penghuni bumi terbaik setelah para Nabi sejak diciptakannya Adam. Para Sahabat tersebut menerima risalah dari beliau dan menyampaikannya kepada umat secara bersih berasal dari Kitab Allah dan yang shahih dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Allah Ta’ala mengutus Nabi Muhammad setelah melihat keadaan penduduk bumi yang Allah murkai, kecuali sebagian kecil dari kalangan Ahlul Kitab. Allah mengutus Rasul-Nya di zaman Jahiliyyah penuh kebodohan. Mereka tidak mengetahui apa hak Sang Pencipta. Mereka juga tidak memiliki kasih sayang terhadap para makhluk.
Di antara kisah tentang orang-orang Jahiliyyah itu ada di antara mereka yang menyembah pohon dan batu. Merendahkan diri dan berinabah kepada pohon dan batu itu, sebagaimana mereka merendahkan diri dan berinabah kepada Rabb semesta alam. Sampai-sampai salah seorang dari mereka adalah yang membuat patung dari tumpukan kurma dan menyembahnya. Kalau dia lapar, dia makan kurma itu. Sungguh demikian bodoh dan sesatnya.
Di antara keyakinan mereka (orang-orang Jahiliyyah) adalah jika terjadi gerhana matahari atau bulan dianggap karena kematian salah satu manusia yang mulia. Allah Azza Wa Jalla takdirkan dengan hikmah, kekuasaan, dan rahmatNya, bahwa pada tanggal 29 Syawwal tahun 10 Hijriyah, Ibrahim putra Nabi Muhammad shollallah alaihi wasallam meninggal dunia. Semoga Allah meridhai putra Nabi, Ibrahim. Beliau meninggal di hari itu tanggal 29 bulan Syawwal tahun 10 Hijriyah. Maka orang-orang pun berkata sesuai keyakinan sebelumnya: Matahari ini mengalami gerhana karena kematian Ibrahim.
Baca Juga: Shalat Gerhana
Namun, Muhammad Rasulullah shollallahu alaihi wasallam ketika terjadi gerhana matahari saat matahari itu naik setinggi tombak di permulaan siang, matahari itu seperti potongan tembaga. Gerhana penuh. Nabi shollallahu alaihi wasallam keluar dalam kondisi terkejut takut dengan menarik ridaa’ beliau setelah mereka bertemu dengan beliau. Semoga sholawat dan salam tercurah kepada beliau.
Beliaupun menyuruh manusia dipanggil dengan seruan: as-Sholaatu Jaami’ah. Kaum muslimin pun berkumpul menuju Rasul mereka Muhammad shollallahu alaihi wasallam. Baik laki maupun wanita.
Nabi sholat mengimami mereka dengan sholat panjang yang tidak lazim, tidak seperti sholat-sholat lainnya. Nabi shollallahu alaihi wasallam sholat mengimami mereka dengan sholat yang panjang. Bahkan di antara mereka (para Sahabat) ada yang terjatuh pingsan karena saking lamanya berdiri (dalam sholat).
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam berdiri pada posisi beliau membaca Kitab Allah merendahkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla. Karena kejadian gerhana itu adalah tanda yang agung. Allah menakut-nakuti para hambaNya dan memperingatkan mereka dari kemurkaanNya. Mereka harus menjauhi sebab-sebab yang bisa mendatangkan kemurkaanNya. Ini adalah peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada para hambaNya. Sebagaimana ucapan makhluk yang tidaklah berbicara berdasarkan hawa nafsu.
Beliau alaihissholaatu was salaam bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ يُخَوِّفُ اللهُ بِهِمَا عِبَادَهُ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ
Sesungguhnya matahari dan bulan adalah 2 ayat (tanda kekuasaan) Allah. Allah menakut-nakuti para hamba-Nya dengan keduanya. Keduanya tidaklah mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang
(H.R al-Bukhari dan Muslim)
Siapakah orang di bumi hingga bisa menyebabkan alam semesta mengalami perubahan?! (Siapa dia) sampai membuat matahari atau bulan mengalami gerhana karena kematian atau kelahirannya?
Matahari dan bulan tidak akan pernah mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Namun, di antara hikmah Allah adalah matahari mengalami gerhana di hari itu bersamaan dengan meninggalnya putra Rasulullah shollallahu alaihi wasallam agar beliau menjelaskan kepada manusia bahwa matahari tidaklah mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran siapapun.
Sesungguhnya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dalam sholat yang agung itu, berdiri lama, ruku’ dan sujud lama. Berdiri setelah ruku’, duduk di antara dua sujud lama. Pada saat berdiri dalam sholat itu, ditampakkan kepada beliau Surga dan Neraka. Hingga para Sahabat melihat beliau maju hendak mengambil setandan anggur dari Surga. Namun hal itu diurungkan oleh Nabi berdasarkan hikmah yang dikehendaki Allah.
Beliau -semoga sholawat dan salam tercurah kepada beliau- bersabda: Kalau seandainya aku mengambil setandan anggur Surga itu, niscaya kalian bisa memakannya selama masih ada dunia.
Kemudian para Sahabat melihat Nabi mundur dalam sholatnya. Ketika ditampakkan kepada beliau Neraka. Beliau takut dari hembusan angin panas dari api Neraka tersebut. Semoga sholawat Allah dan keselamatan dariNya tercurah untuk beliau. Nabi melihat di Neraka itu ada orang-orang yang diadzab. Semua itu secara haqqul yakin (benar-benar meyakinkan). Beliau -semoga sholawat Allah dan salam dariNya tercurah kepada beliau- benar-benar melihatnya. Demikian dahsyatnya keadaan saat itu.
Ketika beliau selesai sholat. Beliau berkhutbah dengan khutbah agung yang menyentuh. Beliau -semoga sholawat dan salam tercurah kepada beliau- bersabda:
Wahai umat Muhammad. Demi Allah, tidak ada satu pihak pun yang lebih besar kecemburuannya dibandingkan Allah. Allah cemburu jika hamba laki-laki atau perempuan berzina. Wahai umat Muhammad, kalau kalian mengetahui apa yang kuketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Kalian tidak akan menikmati istri kalian di ranjang-ranjang. Sungguh kalian akan keluar menuju tempat-tempat tinggi untuk berlindung kepada Allah Azza Wa Jalla.
Demikianlah yang disabdakan oleh beliau, semoga sholawat dan salam tercurah kepada beliau. Perhatikanlah wahai saudaraku. Sabda Nabi shollallahu alaihi wasallam: tidak ada satu pihak pun yang lebih besar kecemburuannya dibandingkan Allah. Allah cemburu jika hamba laki-laki atau perempuan berzina.
Hal itu untuk menjelaskan kepada kalian bahwa perbuatan zina adalah termasuk salah satu sebab terbesar turunnya adzab dan kemurkaan Allah. Allah memperingatkan para hambaNya dengan kejadian gerhana ini. Kita di zaman ini wahai kaum muslimin, menyaksikan terjadinya gerhana yang banyak. Banyak terjadi gerhana. Tidaklah itu terjadi kecuali karena banyaknya dosa.
Terutama zina dan hal-hal yang mesum (keji) beserta penyebab penyebabnya berupa media informasi yang bisa dibaca, didengar, dilihat. Itu adalah media-media yang menyebabkan banyak manusia tersesat. Itu juga termasuk tipuan dari para musuh kita terhadap kita.
Mereka mengetahui bahwasanya umat Islam jika ambisinya hanya untuk memuaskan perut dan kemaluannya, maka mereka akan binasa dan tersungkur pada wajahnya. Tidak ada umat lain yang akan takut pada umat Islam.
Sebaliknya, jika umat Islam berkomitmen terhadap ilmu-ilmu agama dan mengamalkan ilmu agama itu sebagai buah yang bermanfaat, niscaya musuh-musuhnya akan takut. Abu Sufyan pernah pergi ke Syam untuk berdagang di waktu antara perjanjian Hudaibiyyah dengan Fathu Makkah. Ketika Hiraqla (pembesar Romawi, pent) yang merupakan seorang yang cerdas. Ia tidak berakal (karena tidak mau masuk Islam, pent) tapi cerdas. Ketika Hiraqla mendengar kedatangan Abu Sufyan dan rombongannya, mereka dipanggil untuk ditanyakan tentang Nabi kita shollallahu alaihi wasallam.
Abu Sufyan dan rombongannya ditanya tentang apa dakwah Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam, bagaimana perjalanan hidup beliau, siapa saja pengikutnya. Hiraqla bertanya kepada Abu Sufyan dengan pertanyaan-pertanyaan yang dengan itu ia tahu tentang kenabian beliau. Dia bertanya tentang Nabi kita shollallahu alaihi wasallam. Tentang dakwah beliau, akhlaknya, perjalanan hidupnya, dan para Sahabatnya. Kemudian setelah itu Hiraqla berkata: Jika memang apa yang engkau ucapkan benar, niscaya beliau akan menguasai wilayah termasuk yang berada di bawah kedua kakiku ini. Kalau aku bisa keluar menuju beliau, aku ingin bertemu dengan beliau. Kalau aku di dekat beliau, aku ingin mencuci kedua kaki beliau (sebagai penghormatan, pent).
Siapa yang berbicara demikian? Hiraqla penguasa Romawi, yang dianggap di masa itu sebagai negara terbesar. Ia berkata: Jika apa yang dia (Abu Sufyan) ucapkan benar, niscaya beliau (Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam) akan menguasai termasuk wilayah yang di bawah telapak kakiku ini.
Ketika Abu Sufyan (yang masih kafir saat itu, pent) keluar menuju teman-temannya ia berkata: Sungguh besar perkara Ibnu Abi Kabsyah (maksudnya adalah Nabi shollallahu alaihi wasallam, disebut demikian untuk mencelanya). Kata Abu Sufyan: Sungguh besar perkara Ibnu Abi Kabsyah yang membuat takut penguasa Bani al-Ashfar (bangsa yang berkulit kuning).
Benar, demikian besar perkara Nabi shollallahu alaihi wasallam hingga ditakuti oleh penguasa Bani al-Ashfar, penguasa Romawi. Tidak berlangsung dalam beberapa tahun yang lama, umat Muhammad shollallahu alaihi wasallam berhasil menguasai wilayah di bawah kaki Hiraqla. Mereka menguasainya dengan agama yang diajarkan Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam. Bukan dengan kekuatan mereka (semata, tapi dengan pertolongan Allah, pent). Bukan dengan armada tempur atau kesukuan mereka. Bukan dengan kebangkitan (semangat) mereka. Bukan karena mereka banyak bicara dengan pembicaraan yang tidak berfaidah.
Mereka menguasai wilayah Romawi itu dengan kekuatan dan keimanan mereka. Karena mereka berperang di jalan Allah. Bukan berperang karena kesukuan sebagai bangsa Arab, atau bangsa Persia atau bangsa Romawi. Mereka berperang untuk meninggikan Kalimat Allah. Tidaklah berlangsung kecuali di waktu yang sebentar kemudian, runtuhlah singgasana kerajaan-kerajaan Persia dan Romawi, alhamdulillah.
Demi Allah, sesuatu yang terjadi kemarin benar-benar bisa kembali terjadi saat ini kalau kita kembali kepada agama kita secara benar. Kalau penguasa dan rakyat kembali kepada agama yang benar, niscaya kita akan menguasai wilayah yang dipijak oleh kaki orang-orang kafir dan pembesar mereka itu.
Baca Juga: Mengikuti Manhaj Salaf dalam Beragama
Namun, yang disayangkan adalah mereka menakut-nakuti kita dengan kekuatan fisik (persenjataan) mereka. Kita menjadi takut dengan itu. Padahal Allah Azza Wa Jalla berfirman:
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Itu hanyalah Syaithan yang menakut-nakuti dengan para pengikutnya. Janganlah kalian takut kepada mereka. Takutlah hanya kepadaKu (Allah) jika kalian beriman
(Q.S Ali Imran ayat 175)
Aku meminta kepada Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi untuk mengembalikan umat Islam kepada posisinya yang mulia. Pada kenyataannya kita merasa bergembira alhamdulillah dengan kebangkitan para pemuda kaum muslimin. Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah kabar gembira. Itu dengan pertolongan Allah termasuk kabar gembira akan datangnya pertolongan. Namun, wajib bagi kita agar gerak langkah kita adalah gerak langkah yang tenang, hikmah, dan cermat.
Jangan sampai kita menghadapi (propaganda musuh itu) dengan hal-hal yang bisa menghancurkan kebangkitan ini hingga membuat kebangkitan itu menjadi mati atau tertidur. Wajib untuk bergerak, namun dengan gerakan yang tenang dan hikmah.
Saya merasa yakin dan anda sekalian pun merasa yakin bahwa jika Islam ditunjukkan dengan makna yang sebenarnya kepada manusia manapun, niscaya ia akan menerimanya. Karena Islam itu adalah agama yang sesuai dengan fitrah (manusia). Allah Ta’ala berfirman:
فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
…Itu sesuai dengan fitrah dari Allah yang Allah jadikan itu sebagai fitrah manusia. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah. Itu adalah agama yang lurus. Namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya
(Q.S arRuum ayat 30)
Namun kadangkala Islam diperburuk oleh sebagian orang yang menawarkannya. Datang dengan kekerasan di depan orang-orang yang bodoh. Seandainya mereka memiliki ilmu. Namun secara hakikatnya bodoh. Mereka memiliki banyak kebodohan, bukan hanya satu kebodohan. Dungu, tidak memiliki hikmah.
Baca Juga: Keharusan Memahami Kondisi Dalam Berdakwah
Kalau seandainya Islam ditunjukkan dengan tenang dan santun niscaya akan terlihat pengaruhnya. Adapun banyak berbicara tanpa ilmu, tanpa faidah. Ini menimbulkan bahaya. Ini sebenarnya membius (membuat tidak sadar). Itu sebenarnya membius, bukan membuat kemajuan. Bukan gerakan. Kaum muslimin saat ini perlu untuk bergerak. Jika mereka menegakkannya karena Allah, Allah Ta’ala akan menolong mereka. Jika Allah menolong mereka, mereka tidak akan terkalahkan selamanya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ (7) وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ (8)
Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong Allah, Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kaki kalian. Orang-orang kafir itu, kecelakaan bagi mereka dan perbuatan mereka tersesat
(Q.S Muhammad ayat 7-8)
Mereka (orang-orang kafir itu) mengalami kerugian. Amalan mereka sesat, lenyap, tidak ada faidahnya.
Namun (pertolongan itu) syaratnya adalah di hadapan mereka kaum muslimin yang hakiki. Ucapannya sesuai dengan perbuatannya.
Aku meminta kepada Allah Yang Maha Tinggi untuk menolong agamaNya, menolong agamaNya dengan sebab kita. Aku meminta kepada Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi untuk melindungi kita dari sebab-sebab kemurkaan dan adzabNya. Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang mengambil nasihat dari ayat-ayatNya. Sesungguhnya Dia (Allah) Yang Maha Dermawan lagi Maha Mulia.
Segenap puji hanya untuk Allah Rabb semesta alam, dan semoga sholawat dan salam tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan para Sahabat beliau seluruhnya.
Sumber: Majmu’ Fataawa wa Rosaa-il Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin jilid 13 Kitab Sholat al-Kusuf
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman