Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Khotbah Jumat: Menghadapi Problematika Kehidupan Dengan Ilmu dan Ketakwaan

Disampaikan di Masjid al-Fauzan Ma’had al I’tishom Sumberlele Kraksaan Probolinggo Jawa Timur pada 2 Jumadil Akhir 1445 H/15 Desember 2023 M)

Khotbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ باِللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} .{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً}{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً} أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…

Setiap orang yang hidup di dunia tidak terlepas dari problematika kehidupan. Selalu dibutuhkan solusi dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia.

Kadangkala seorang terjebak dan larut dalam masalah. Tidak tahu apa yang harus diperbuat. Seakan-akan semua jalan sudah buntu.

Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah menurunkan kitab-Nya, mengutus Rasul-Nya, memberikan petunjuk dan bimbingan ke jalan yang lurus. Menerangi setiap kegelapan dengan cahaya petunjuk.

Hadapilah masalah kehidupan dengan ketakwaan kepada Allah Azza Wajalla. Jalankan perintah Allah, dan jauhi larangan-Nya. Orang yang bertakwa akan selalu diberi jalan keluar dari masalah-masalah kehidupannya.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, Dia (Allah) akan menjadikan jalan keluar (bagi permasalahannya) dan Dia (Allah) akan memberikan rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka. Barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dialah yang akan mencukupinya… (Q.S atTholaaq ayat 2-3)

Jangan justru menjauh dari Allah. Sebagian orang, saat tertimpa masalah, justru larut dalam kemaksiatan. Lebih parah lagi, jika seseorang yang tertimpa masalah, justru berdoa kepada selain Allah, berbuat kesyirikan. Berharap dan takut diiringi perendahan diri kepada makhluk. Padahal makhluk itu tidak bisa memberikan manfaat atau menghindarkan dari kemudaratan. Maka sungguh ia berada dalam kesesatan yang jauh.

يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُ وَمَا لَا يَنْفَعُهُ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيد

Mereka berdoa kepada selain Allah yang tidak bisa memberikan mudarat maupun manfaat kepadanya. Itu adalah kesesatan yang jauh (Q.S al-Hajj ayat 13)

Semestinya, ia semakin mendekat kepada Allah.

فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ

Maka berlarilah kalian menuju Allah. Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang jelas kepada kalian (Q.S adz-Dzaariyaat ayat 50)

Memperbanyak dzikir dan ibadah kepada Allah Ta’ala. Menambah shalat-shalat sunnah siang dan malam serta bermunajat kepada-Nya. Minta tolonglah dengan sabar dan shalat.

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Dan minta tolonglah kalian dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya hal itu berat dilakukan kecuali oleh orang-orang yang khusyu’ (Q.S al-Baqoroh ayat 45)

Kadang suatu permasalahan terlihat sangat pelik dan kompleks. Namun butuh untuk diurai satu per satu. Pecahkan masalah-masalah besar menjadi masalah-masalah kecil untuk dicarikan solusinya masing-masing. Berikan skala prioritas untuk didahulukan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Dalam mengidentifikasi masalah, menguraikan, dan mencari solusinya, tidak jarang kita perlu berkonsultasi dengan orang yang berilmu agama maupun orang yang berkompeten di bidangnya.

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

dan tidaklah Kami mengutus sebelummu melainkan para lelaki yang Kami wahyukan kepada mereka, bertanyalah kepada ahludz dzikr (orang-orang yang berilmu) jika kalian tidak mengetahui (Q.S anNahl ayat 43 dan al-Anbiyaa’ ayat 7)

Jangan lari menghindar dari masalah. Sebagian orang menghindar dari masalah karena takut menghadapinya. Padahal kadang ketakutan tersebut hanyalah takut dari persepsi dan asumsi sendiri. Apabila dihadapi dengan keberanian dan tawakkal kepada Allah, ternyata masalah sesungguhnya tidaklah seseram yang dibayangkan. Seringkali suatu masalah tidak tertangani karena tidak berani bertindak dengan alasan takut menghadapi resiko. Padahal setiap pilihan pasti mengandung konsekuensi.

Tidak jarang solusi dari suatu masalah diperlukan ketegasan dalam bersikap. Memberikan sanksi secara adil pada pihak tertentu, menjual aset tertentu untuk melunasi utang, memutuskan kontrak kerjasama dengan pihak tertentu yang terindikasi melakukan kecurangan, dan semisalnya. Namun semuanya tetap didasari oleh keadilan dan kebaikan akhlak. Bukan kedzhaliman dan menelantarkan hak masing-masing pihak.

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ

Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada keadilan dan berbuat ihsan…(Q.S an-Nahl ayat 90)

Jangan lari dari masalah, yang akibatnya justru nanti masalah itu semakin membesar. Apabila memang ada kesalahan dari kita, akui kesalahan itu. Minta maaflah, dan bersedia untuk bertanggungjawab serta menanggung resikonya. Jangan lari dari tanggungjawab. Muhammad bin Sirin, salah seorang Ulama dari kalangan Tabiin, bersedia menanggung resiko masuk penjara, ketika beliau tidak mampu melunasi utangnya. Tapi itu memang dianggap solusi terbaik saat itu untuk menghindar dari kedzhaliman.

Apabila kita bingung dalam memilih solusi dan tindakan dari beberapa pilihan, selain berkonsultasi dengan orang berilmu dan ahli di bidangnya, lakukan shalat istikharah. Ada ungkapan yang meskipun bukan hadits yang shahih, namun dibenarkan maknanya oleh para Ulama, yaitu:

مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ، وَلَا نَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ

Tidaklah merugi orang yang shalat istikharah, dan tidaklah akan menyesal orang yang bermusyawarah atau berkonsultasi pada pihak yang tepat.

Kadangkala, suatu masalah terjadi karena problem dalam komunikasi saja. Terjadi kesalahpahaman akibat tidak terjadi komunikasi yang baik. Maka perbaiki komunikasi itu. Bisa jadi antar teman salah paham, karena komunikasinya tidak benar. Antar suami dan istri, anak dan orangtua, terjadi kesalahpahaman, karena jarang komunikasi sehingga salah memahami apa kebutuhan, harapan, maupun udzur dan kekurangan. Berikan ruang diskusi dan saling memahami yang lebih dari sebelumnya. Rekatkan hubungan persaudaraan dengan saling mengalah dan tidak egois mementingkan diri sendiri. Jangan hanya ingin dipahami dan dimengerti orang, sedangkan kita tidak mau memahami keadaan orang lain. Perhatikan kebutuhan masing-masing dan berusaha untuk memenuhinya. Kedepankan juga baik sangka dan sikap saling memaafkan. Introspeksi pula pada diri sendiri. Bisa jadi selama ini cara komunikasi kita yang kurang baik, atau justru akhlak kita yang memang perlu diperbaiki.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memperbaiki keadaan kita dan segenap kaum muslimin.

Khotbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Saudaraku, kaum muslimin, rahimakumullah…

Saat seorang tertimpa masalah yang berat, sesungguhnya ia sangat membutuhkan pertolongan Allah. Di antara hal yang mendatangkan pertolongan Allah kepada seseorang adalah ketika orang itu menolong saudaranya.

وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba itu menolong saudaranya (H.R Muslim dari Abu Hurairah)

Sebagian orang saat tertimpa masalah berat, ia terlalu meratapi keadaannya. Terlalu fokus pada masalahnya. Bukan fokus mencari solusi. Ia banyak mengeluh. Lupa bersyukur. Ia menyalahkan pihak lain mengapa tidak mau membantunya. Padahal, semestinya ia juga berpikir siapa saudara saya yang bisa saya bantu, agar saya dibantu Allah. Apa sumbangsih yang bisa saya berikan sebagai bantuan bagi saudara saya, agar Allah menolong saya. Dia mestinya banyak berharap kepada Allah, bukan kepada manusia.

Sebagaimana ketika Musa alaihissalam yang melarikan diri ke Madyan, tanpa membawa bekal, makanan, maupun harta, sebenarnya sangat kekurangan dan butuh bantuan. Tapi ketika melihat 2 wanita perlu untuk dibantu, maka beliau pun membantu tanpa pamrih dan tidak berharap balasan dari manusia. Kemudian beliau berteduh di bawah pohon dengan berdoa berharap hanya kepada Allah Ta’ala semata.

فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Maka Musa pun membantu mengambilkan air untuk kedua wanita itu. Kemudian Musa berpaling berteduh di bawah pohon seraya berkata: Wahai Rabbku, sesungguhnya aku sangat membutuhkan segala kebaikan yang Engkau akan turunkan kepadaku (Q.S al-Qoshosh ayat 24)

Setelah membantu orang lain itu dan berdoa berharap hanya kepada Allah, kemudahan-kemudahan menghampiri Musa alaihissalam. Beliau pun dipertemukan dengan orang yang sholih, yang menenangkan hatinya, kemudian dinikahkan dengan putri dari orang sholih itu. Sehingga Musa pun mendapatkan keluarga dan kecukupan dalam kehidupan beliau di Madyan. Solusi dan jalan keluar didapatkan setelah membantu orang yang membutuhkan.

Saudaraku, kaum muslimin rahimakumullah…

Di antara sebab seorang mendapat pertolongan Allah adalah dengan menolong agama Allah. Pada saat orang terkena masalah, kadang ia justru menjauh dari majelis-majelis ilmu. Menjauh dari taawun dakwah. Hal itu dikhawatirkan akan menghambat ia dalam menyelesaikan masalah hidupnya.

Justru apabila ia tetap aktif dalam taawun agar dakwah dan tarbiyah Ahlussunnah semakin tersebar, sehingga sedemikian banyak umat yang mendapat faidah, maka berarti ia telah menolong agama Allah. Jika ia menolong agama Allah, Allah akan menolong dia.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong Allah, Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kaki-kaki kalian (Q.S Muhammad ayat 7)

Saudaraku, kaum muslimin rahimakumullah…

Di antara dzikir yang sebaiknya sering dibaca oleh orang yang terkena masalah berat adalah bacaan dzikir yang dibaca Nabi Yunus saat beliau tertelan oleh ikan yang besar: Laa Ilaaha Illaa Anta Subhanaka Innii Kuntu Minadz Dzholimin (Tidak ada sembahan yang benar kecuali Engkau (Ya Allah), sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang yang dzhalim). Demikianlah yang disebutkan dalam hadits dari Saad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu riwayat al-Hakim, dan dishahihkan Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah as-Shahihah.

Perbanyak pula beristighfar memohon ampun dan bertobat kepada Allah Ta’ala. Karena banyak beristighfar akan membuat kehidupan seorang menjadi mudah dan mendapat banyak kebaikan.

Bagi orang yang terlilit utang, ada beberapa bacaan doa yang diajarkan oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam, di antaranya adalah:

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاك

Ya Allah, cukupkanlah aku dengan yang halal dari-Mu agar aku tidak mengambil yang Engkau haramkan. Berikanlah aku kecukupan dengan karunia dari-Mu sehingga aku tidak mengharapkannya dari selain-Mu (H.R atTirmidzi dari Ali bin Abi Tholib, dihasankan Syaikh al-Albaniy)

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan rahmat, taufiq, pertolongan, dan ampunan-Nya kepada kita dan segenap kaum muslimin.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللهم أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا، اللهم أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا، اللهم أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا

اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ.

وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِينَ.

Oleh: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan