Kapan Bersikap Lembut Atau Tegas Dalam Dakwah dan Muamalah?
Pertanyaan:
Wahai Fadhilatusy Syaikh, kapan kita menggunakan kelembutan dan kapan digunakan ketegasan dalam berdakwah (mengajak manusia) kepada Allah dan dalam muamalah dengan manusia?
Jawaban Syaikh Robi’ bin Hadi al-Madkhaliy hafidzhahullah :
Secara asal dalam dakwah (diterapkan) kelembutan, sikap yang halus, dan hikmah. Ini adalah asalnya. Apabila engkau –semoga Allah memberkahimu- mendapati orang yang menentang, tidak menerima kebenaran, engkau telah tegakkan hujjah tapi ia menolak, maka pada saat demikian diterapkan bantahan terhadapnya.
Apabila engkau adalah penguasa sedangkan orang ini adalah yang mengajak (pada penyimpangan), perlu diajari adab dengan pedang. Kadangkala bisa sampai pada hukuman mati jika ia terus menerus menyebarkan kerusakan. Sebagian para Ulama dari berbagai madzhab berpandangan bahwa (orang yang menyeru kepada penyimpangan) lebih merusak dibandingkan para begal atau perampok jalanan.
Orang yang demikian hendaknya dinasihati, kemudian ditegakkan hujjah padanya. Apabila ia menolak, hakim syar’i akan mengarahkan pada hukuman terhadapnya. Bisa jadi ia dipenjara, atau diasingkan, atau bisa jadi (apabila benar-benar parah, pen) sampai pada hukuman mati.
Para Ulama telah menetapkan hukuman mati tersebut kepada al-Jahm bin Shofwaan, Bisyr al-Marisiy, dan lainnya. Semoga Allah memberikan keberkahan kepada anda. Seperti juga (ketetapan hukuman mati) terhadap al-Ja’d bin Dirham. Ini adalah ketetapan hukum dari para Ulama terhadap orang yang menentang dan terus menerus berada dalam sikap penyebaran kebid’ahannya. Apabila nasihat dan hukuman (yang lebih ringan dari hukuman mati) bermanfaat bagi dia dan dia sadar, bertobat, inilah yang diharapkan. Demikian.
Sumber: Pertanyaan nomor 3 halaman 51-52 transkrip ceramah berjudul al-Hatstsu alal Mawaddah wal I’tilaaf wat Tahdzir minal Furqoh wal Ikhtilaaf (Anjuran untuk Saling Mencintai dan Bersatu Serta Peringatan dari Bahaya Perpecahan dan Perselisihan) karya Syaikh Robi’ bin Hadi al-Madkhali hafidzhahullah
Transkrip dalam Bahasa Arab
السؤال: يا فضيلة الشيخ متى نستعمل اللين ومتى نستعمل الشدة في الدعوة إلى الله وفي المعاملات مع الناس ؟
أجاب عنه الشيخ ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله تعالى: الأصل في الدعوة اللين ،والرفق والحكمة ، هذا الأصل فيها ، فإذا ـ بارك الله فيك ـ وجدت من يعاند ولا يقبل الحق وتقيم عليه الحجة ويرفض حينئذٍ تستخدم الرد ، وإن كنت سلطانا وهذا داعية فتأدبه بالسيف ، وقد يؤدي إلى القتل إذا كان يصر على نشر الفساد فهناك من العلماء من شتى المذاهب يرون أن هذا أشد فسادا من قطاع الطرق ، فهذا يُنصح ثم تقام عليه الحجة ، فإن أبى فحينئذٍ يلجأ الحاكم الشرعي إلى عقوبته ، قد يكون بالسجن ،قد يكون بالنفي قد يكون بالقتل ، وقد حكموا على الجهم بن صفوان وعلى غيره وعلى بشر المريسي وعلى ـ بارك الله فيك ـ غيرهم ـ بارك الله فيك ـ بالقتل ، منهم الجعد بن درهم ، وهذا حكم العلماء على من يعاند ويصر على نشر بدعته ، وإذا نفعه الله وتراجع فهذا هو المطلوب . نعم
السؤال رقم 3 صحفة 51-52 تفريغ محاضرة بعنوان الحث على المودة والإئتلاف والتحذير من الفرقة والإختلاف للشيخ ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله تعالى
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman