Dukungan Kita Terhadap Muslim Palestina
Penderitaan seorang muslim di mana pun selayaknya juga dirasakan oleh muslim lainnya.
الْمُسْلِمُونَ كَرَجُلٍ وَاحِدٍ إِنِ اشْتَكَى عَيْنُهُ اشْتَكَى كُلُّهُ وَإِنِ اشْتَكَى رَأْسُهُ اشْتَكَى كُلُّهُ
Kaum muslimin bagaikan seorang laki-laki yang satu. Jika matanya sakit, seluruh anggota tubuh lain juga merasa sakit. Jika kepalanya merasakan sakit, seluruh anggota tubuh lain juga merasa sakit (H.R Muslim dari anNu’maan bin Basyiir)
Namun keresahan dan keprihatinan kita jangan sampai membuat kita berbuat keluar dari koridor syariat sesuai arahan para Ulama Ahlussunnah.
Contohnya, berinisiatif untuk berangkat sendirian atau berombongan dalam rangka berjihad melakukan pertempuran fisik ke Palestina. Padahal pemerintah Indonesia tidak memfasilitasi dan mengizinkan. Itu adalah tindakan yang tidak dibenarkan. Karena salah satu ketentuan jihad yang syar’i adalah di bawah komando pemimpin muslim (waliyyul amr).
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Sesungguhnya pemimpin adalah tameng yang (kaum muslimin) berperang di depannya (berdasarkan komando dan arahannya) dan mereka pun berlindung di baliknya (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Al-Qurthubiy rahimahullah menyatakan: Seakan-akan beliau bersabda: yang wajib atau harus dilakukan adalah berperang di depan (sesuai arahan) pemimpin. Jangan sampai seorang berperang sendirian sehingga mengarahkan dirinya pada kebinasaan. Sehingga ia bersama orang yang berperang (tanpa arahan pemimpin) juga binasa (al-Mufhim (12/81)).
Ibnu Hubairah rahimahullah menyatakan: yang demikian itu karena jika seorang mujahid berperang di bawah bendera (komando) pemimpin, bergabungnya ia dalam pasukan itu adalah tameng baginya dari neraka, dan ia terlindung dari kemurkaan Allah Azza Wa Jalla (al-Ifshah ‘an Ma’aaniy as-Shihaah (6/176)).
Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad rahimahullah menyatakan: Pemimpin adalah tameng yang dengannya (kaum muslimin) berperang. Orang-orang berperang mengikuti arahan pemimpin itu, bermakmum di belakangnya. Pemimpinlah yang menjadi rujukan dalam berperang atau mengadakan perjanjian (dengan musuh). Rakyat mengikuti dan tidak berbuat mendahului pemimpin. Mereka (harusnya) berjalan sesuai perintah dan arahan pemimpin. Pemimpinlah yang mengatur pasukan, mengirim pasukan, mengatur siapa yang di depan dan siapa yang di belakang. Pemimpin (harus) diikuti dalam hal itu. Pemimpin pula yang menentukan apakah perlu mengadakan perjanjian damai (dengan musuh). Tidak boleh masing-masing individu berbuat tanpa arahannya (Syarh Sunan Abi Dawud (15/73)).
Contoh lain yang tidak sesuai dengan bimbingan syariat adalah imam shalat Ied berinisiatif untuk qunut nazilah dalam shalat Ied, tanpa imbauan dan perintah dari Waliyyul Amr. Selain memang posisi qunut hanyalah pada shalat wajib berupa qunut nazilah atau qunut dalam shalat witir. Sebagaimana difatwakan al-Lajnah ad-Daaimah dalam pertanyaan ke-8 pada fatwa nomor 17332. Artinya, tidak disyariatkan qunut dalam shalat Ied. Qunut nazilah dalam shalat wajib pun semestinya hanya dilakukan jika ada imbauan atau perintah dari waliyyul amr.
Baca Juga:
Hampir selalu berulang peristiwa penindasan saudara muslim kita di Palestina. Namun, sekali lagi, jangan sampai perasaan dan emosi kita mengalahkan ketundukan pada syariat. Nabi dan para Sahabat adalah orang-orang yang paling bertakwa. Mereka pun sosok-sosok pemberani yang siap berjuang membela agama Allah.
Namun, ada kepingan sejarah dalam kehidupan Nabi dan para Sahabat saat mereka dalam posisi lemah. Di saat itu Allah tidak memerintahkan kepada mereka berperang. Justru diperintah untuk sabar, memperbaiki diri dan kaum muslimin, hingga berhijrah menyusun kekuatan besar. Saat tidak diperintah untuk berperang atau belum disyariatkan berperang, Nabi dan para Sahabatnya hanya bisa bersabar dan saling menguatkan untuk bersabar.
Saat ayah, ibu, dan Ammar bin Yasir (satu keluarga) disiksa di hadapan Nabi shollallahu alaihi wasallam hingga sebagiannya meninggal dunia. Nabi shollallahu alaihi wasallam dan Sahabat Utsman bin Affan yang melihat kejadian menyedihkan itu dengan mata kepala beliau sendiri tidak bisa berbuat banyak. Nabi shollallahu alaihi wasallam hanya bisa menganjurkan keluarga Yasir yang sedang disiksa dan ditindas waktu itu untuk bersabar. Beliau bersabda:
صَبْرًا آلَ يَاسِرٍ فَإِنَّ مَصِيرَكُمْ إِلَى الْجَنَّةِ
Bersabarlah wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya akhir perjalanan kalian adalah menuju surga (H.R Abu Nuaim, al-Hakim, al-Baihaqiy, dan lainnya, dinyatakan hasan shahih oleh Syaikh al-Albaniy dalam catatan hadits terhadap Fiqh Siroh)
Kondisi kaum muslimin pun saat tulisan ini dibuat dalam posisi sangat lemah. Terutama dalam hal akidah, iman, dan ketakwaan mereka kepada Allah Azza Wa Jalla. Itulah yang harus terus diperjuangkan untuk dibenahi pada diri kita dan kaum muslimin secara umum.
Yahudi memang kelompok yang dikenal culas, licik, dan suka melanggar perjanjian. Jangankan kepada kaum muslimin di masa kita, terhadap Nabi shollallahu alaihi wasallam saja mereka suka melanggar perjanjian.
Di antara perbuatan yang dilarang oleh para Ulama Ahlussunnah adalah perbuatan bom bunuh diri. Demikian yang dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah.
Baca Juga:
Kecaman Terhadap Aksi Bom Bunuh Diri dan Berbagai Tindakan Teror yang Meresahkan
Doakanlah saudara kita muslimin Palestina. Selipkan dalam untaian doa-doa kita permohonan pertolongan Allah Azza Wa Jalla untuk mereka. Bisa dengan bahasa yang kita pahami, atau bisa dengan lafadz bahasa Arab, misalkan dengan kalimat:
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِي فَلَسْطِيْن
Ya Allah, tolonglah saudara kami kaum muslimin di Palestinaاللَّهُمَّ دَمِّرْ أَعْدَاءَهُمْ الْيَهُوْدَ أَعْدَاءَ الدِّيْن
Ya Allah hancurkanlah musuh mereka Yahudi, musuh agama
Manfaatkan waktu-waktu mustajab di sepertiga malam terakhir, atau di saat antara adzan dan iqomat, saat safar, ataupun dalam shalat ketika sujud maupun doa tasyahhud akhir sebelum salam.
Dukung kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia yang mengarah pada bantuan ke Palestina. Apabila ingin menyalurkan bantuan dana, salurkanlah melalui lembaga-lembaga resmi yang ditunjuk atau direkomendasikan pemerintah Indonesia.
Semoga Allah Azza Wa Jalla senantiasa melindungi dan melimpahkan taufiq, pertolongan, dan ampunan-Nya kepada segenap kaum muslimin.
Ditulis oleh: Abu Utsman Kharisman