Rab 20 Sya'ban 1446AH 19-2-2025AD

Berhati-hati Agar Istri dan Anak Tidak Menjadi Musuh Bagi Kita

Pertanyaan:

Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوّاً لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ

Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian di antara istri-istri dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian. Maka, berhati-hatilah kalian terhadap mereka (Q.S atTaghobun ayat 14)

Kami berharap anda menjelaskan makna “musuh” dan kehati-hatian dalam hal itu

Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah :

Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُم

Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian di antara istri-istri kalian… (Q.S atTaghobun ayat 14)

Allah tidak menyatakan: Sesungguhnya para istri dan anak kalian. (Tapi Allah menyatakan: Sebagian dari istri dan anak kalian, pen). Maka, di antara istri dan anak ada yang menjadi musuh. Ada pula yang menjadi penolong, membantu kedua orangtuanya (atau suaminya, pen) pada kebaikan, menjaga mereka dari keburukan.

Yang dimaksud dengan permusuhan di sini adalah orang yang istri dan anaknya menjadi sebab ia menyimpang dari agama Allah. Ini adalah permusuhan yang terbesar.

Hal ini terjadi pada sebagian manusia yang lemah dalam agama maupun kepribadiannya. Engkau dapati orang semacam ini adalah sebagai suami sekaligus budak/hamba sahaya bagi istrinya itu dari sisi yang lain. Ia mengerjakan (apa saja) yang diinginkan oleh istrinya. Demikian juga terhadap anaknya.

Kadangkala permusuhan itu bisa berupa permusuhan duniawi. Seorang istri yang bisa saja kasar lisannya. Suka mengambil hartanya. Suka menyakiti dan menyusahkan dia. Begitu pula anak.

Dalam firman Allah itu dinyatakan: maka berhati-hatilah terhadap mereka. Artinya, berhati-hatilah dengan kesadaran penuh, selalu mengawasi, dan mencermati. Hingga mereka tidak bisa memudaratkan kalian. Karena kebanyakan musuh itu tidaklah menimbulkan kemudaratan kecuali jika senantiasa selalu berjaga dan mengawasi.

Namun, alhamdulillah, Allah tidak menyatakan di ayat itu: “Sesungguhnya para istri dan anak kalian”. Tapi Allah menggunakan huruf “min” yang bermakna sebagian dari mereka. (Artinya, bukan semua istri dan anak keadaannya demikian, pen). Kata sebagian itu kadangkala jumlahnya lebih banyak, kadangkala jumlahnya lebih sedikit.


Sumber: Liqo’ al-Baab al-Maftuh karya Syaikh Ibn Utsaimin 113/13

Transkrip Fatwa dalam Bahasa Arab

السؤال

 يقول الله تبارك وتعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوّاً لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ} [التغابن:14] فنرجو تبيين العداوة وتوجيه الحذر؟

الجواب

 قال الله تعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ} ولم يقل: إن أزواجكم وأولادكم, فمن الأزواج والأولاد من هو عدو, ومنهم من هو ولي صالح يعين أبويه على الخير, ويكفهم عن الشر, والمراد بالعداوة هنا من تكون زوجته وأولاده سبب لانحرافه عن دين الله, فهذه أكبر عداوة، وهذا يقع في بعض الناس الضعفاء في الدين والشخصية, تجده يكون زوجاً لامرأة وعبداً لها من جهة أخرى, يفعل ما تريد, وكذلك بالنسبة للأولاد, وقد تكون العداوة عداوة دنيوية, تكون الزوجة هذه سليطة اللسان, وتبتز ماله, وتؤذيه وتنكد عليه, وكذلك الأولاد, وقوله: {فَاحْذَرُوهُمْ} أي: خذوا حذركم باليقظة والمراقبة ودقة النظر, حتى لا يضروكم؛ لأن الغالب أن العدو يكون ضاراً لعدوه إلا إذا احترز منه بالمراقبة, ولكن الحمد لله؛ لم (يقل) الله في الآية: إن أزواجكم وأولادكم قال: (مِن) ، ومن للتبعيض, والبعض قد يكون الأكثر وقد يكون الأقل

لقاء الباب المفتوح للشيخ ابن عثيمين

Penerjemah: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan