Ming 9 Ramadhan 1446AH 9-3-2025AD

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: {لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيدًا} [النمل: 21] قَالَ: «أَنْتُفُ رِيشَهُ» . قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: كَانَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ يُوضَعُ لَهُ سِتُّ مِائَةِ أَلْفِ كُرْسِيٍّ، ثُمَّ يَجِيءُ أَشْرَافُ الْإِنْسِ حَتَّى يَجْلِسُوا مِمَّا يَلِيهِ، ثُمَّ يَجِيءُ أَشْرَافُ الْجِنِّ حَتَّى يَجْلِسُوا مِمَّا يَلِي الْإِنْسَ، ثُمَّ يَدْعُو الطَّيْرَ فَيُظِلُّهُمْ، ثُمَّ يَدْعُو الرِّيحَ فَتَحْمِلُهُمْ، فَيَسِيرُ فِي الْغَدَاةِ الْوَاحِدَةِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ فَبَيْنَمَا هُوَ يَسِيرُ فِي فَلَاةٍ إِذِ احْتَاجَ إِلَى الْمَاءِ فَجَاءَ الْهُدْهُدُ فَجَعَلَ يَنْقُرُ الْأَرْضَ فَأَصَابَ مَوْضِعَ الْمَاءَ، فَجَاءَتِ الشَّيَاطِينُ فَسَلَخَتْ ذَلِكَ الْمَوْضِعَ كَمَا تَسْلُخُ الْإِهَابَ فَأَصَابُوا الْمَاءَ

Dari Ibnu Abbas -semoga Allah meridhai keduanya- ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala (tentang ancaman Nabi Sulaiman terhadap burung Hud-hud, pen):

لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيدًا

(atau) aku akan menyiksa dia dengan siksaan yang dahsyat (Q.S an-Naml ayat 21).

Ibnu Abbas menyatakan: Aku (Nabi Sulaiman) akan mencabuti bulu-bulu (Hud-hud) itu (jika ia tidak bisa mendatangkan alasan yang dibenarkan mengapa absen dalam barisan pasukan saat ini, pen).

Ibnu Abbas berkata (menjelaskan kekuasaan Nabi Sulaiman dan peran Hud-hud dalam mencari sumber mata air, pen) : (Nabi) Sulaiman bin Dawud diletakkan untuknya 600 ribu kursi. Kemudian didatangkan para pembesar/tokoh manusia di masa itu, mereka duduk di samping beliau. Kemudian didatangkan para pembesar jin, mereka duduk di samping para pembesar manusia. Kemudian (Nabi) Sulaiman memanggil burung untuk menaungi mereka. Kemudian beliau memanggil angin untuk menerbangkan mereka sehingga di pagi hari bisa menempuh perjalanan sejarak perjalanan (darat) sebulan.

Ketika sedang berjalan di suatu padang tandus yang luas, (Nabi Sulaiman) membutuhkan air. Kemudian datang burung Hud-hud, ia mematuk tanah, tepat pada bagian yang mengandung air. Kemudian datanglah para syaithan untuk membongkar/menguliti bagian tanah itu sebagaimana dikulitinya kulit yang belum disamak. Sehingga mereka pun bisa mendapat aliran air.

(H.R al-Hakim, dan beliau menilainya shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim, disepakati penilaian itu oleh adz-Dzahabiy. Demikian juga diriwayatkan oleh atThobariy dalam tafsirnya, hanya saja dalam riwayat atThobariy disebutkan jumlah kursinya hanya 600 saja)


Oleh: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan