Sab 21 Syawal 1446AH 19-4-2025AD

Petikan Faidah dari Kisah Nabi Yahya dalam Quran dan Sunnah

Perintah Allah kepada Yahya untuk Berpegang Teguh dengan Kitab yang Allah Turunkan Serta Sebagian Sifat Nabi Yahya

يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا (12) وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً وَكَانَ تَقِيًّا (13) وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا (14) وَسَلَامٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا (15) (مريم :12-15)

(Allah berfirman,) “Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Kami menganugerahkan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak. (Kami anugerahkan juga kepadanya) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dia pun adalah seorang yang bertakwa. (Dia) orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan dia bukan orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan baginya (Yahya) pada hari dia dilahirkan, hari dia wafat, dan hari dia dibangkitkan hidup kembali (Q.S Maryam ayat 12-15)

Yahya adalah Pemimpin Kebaikan, Nabi, dan Terjaga dari Berbuat Dosa

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ (38) فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (39) (آل عمران: 38-39)

Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” Lalu, Malaikat (Jibril) memanggilnya ketika dia berdiri melaksanakan salat di mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya yang membenarkan kalimat dari Allah, (menjadi) pimpinan kebaikan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang nabi di antara orang-orang saleh.”(Q.S Ali Imran ayat 38-39)

Hadits tentang Nabi Yahya yang Tidak Pernah Berbuat atau Berkeinginan Berbuat Dosa

مَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ وَلَدِ آدَمَ إِلَّا قَدْ أَخْطَأَ، أَوْ هَمَّ بِخَطِيْئَةٍ، لَيْسَ يَحْيَى بْن زَكَرِيَّا

Tidaklah ada seorang anak Adam melainkan ia telah melakukan kesalahan atau ada keinginan untuk melakukan dosa, kecuali Yahya bin Zakariyya (H.R Ahmad dari Ibnu Abbas dan Ibnu Abi Syaibah dari Abdullah bin ‘Amr dishahihkan oleh Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah as-Shahihah)

Lima Perintah Nabi Yahya Kepada Bani Israil (Tauhid, Shalat, Sedekah, Puasa, dan Banyak Berdzikir Mengingat Allah)

عَنِ الْحَارِثِ الْأَشْعَرِيِّ، أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ اللهَ أَمَرَ ‌يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا ‌بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ: أَنْ يَعْمَلَ بِهِنَّ، وَأَنْ يَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهِنَّ، فَكَادَ أَنْ يُبْطِئَ، فَقَالَ لَهُ عِيسَى: إِنَّكَ قَدْ أُمِرْتَ ‌بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ، أَنْ تَعْمَلَ بِهِنَّ، وَأَنْ تَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ، أَنْ يَعْمَلُوا بِهِنَّ، فَإِمَّا أَنْ تُبَلِّغَهُنَّ، وَإِمَّا أُبَلِّغَهُنَّ، فَقَالَ لَهُ: يَا أَخِي، إِنِّي أَخْشَى إِنْ سَبَقْتَنِي أَنْ أُعَذَّبَ، أَوْ يُخْسَفَ بِي، قَالَ: فَجَمَعَ ‌يَحْيَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ، حَتَّى امْتَلَأَ الْمَسْجِدُ، وَقُعِدَ عَلَى الشُّرَفِ، فَحَمِدَ اللهَ، وَأَثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ اللهَ أَمَرَنِي ‌بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ، أَنْ أَعْمَلَ بِهِنَّ وَآمُرَكُمْ أَنْ تَعْمَلُوا بِهِنَّ: أَوَّلُهُنَّ: أَنْ تَعْبُدُوا اللهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ مَثَلُ رَجُلٍ اشْتَرَى عَبْدًا مِنْ خَالِصِ مَالِهِ بِوَرِقٍ، أَوْ ذَهَبٍ، فَجَعَلَ يَعْمَلُ وَيُؤَدِّي عَمَلَهُ إِلَى غَيْرِ سَيِّدِهِ، فَأَيُّكُمْ يَسُرُّهُ، أَنْ يَكُونَ عَبْدُهُ كَذَلِكَ، وَإِنَّ اللهَ خَلَقَكُمْ وَرَزَقَكُمْ، فَاعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ، فَإِنَّ اللهَ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ، فَإِذَا صَلَّيْتُمْ فَلَا تَلْتَفِتُوا، وَأَمَرَكُمْ بِالصِّيَامِ، فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ مَعَهُ صُرَّةٌ مِنْ مِسْكٍ فِي عِصَابَةٍ، كُلُّهُمْ يَجِدُ رِيحَ الْمِسْكِ، وَإِنَّ خُلُوفَ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ، وَأَمَرَكُمْ بِالصَّدَقَةِ، فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَسَرَهُ الْعَدُوُّ، فَشَدُّوا يَدَيْهِ إِلَى عُنُقِهِ، وَقَرَّبُوهُ لِيَضْرِبُوا عُنُقَهُ، فَقَالَ: هَلْ لَكُمْ أَنْ أَفْتَدِيَ نَفْسِي مِنْكُمْ، فَجَعَلَ يَفْتَدِي نَفْسَهُ مِنْهُمْ بِالْقَلِيلِ، وَالْكَثِيرِ، حَتَّى فَكَّ نَفْسَهُ، وَأَمَرَكُمْ بِذِكْرِ اللهِ كَثِيرًا، وَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ طَلَبَهُ الْعَدُوُّ سِرَاعًا فِي أَثَرِهِ، فَأَتَى حِصْنًا حَصِينًا، فَتَحَصَّنَ فِيهِ، وَإِنَّ الْعَبْدَ أَحْصَنَ مَا يَكُونُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِذَا كَانَ فِي ذِكْرِ اللهِ، قَالَ: وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَا آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ اللهُ أَمَرَنِي بِهِنَّ بِالْجَمَاعَةِ، وَالسَّمْعِ، وَالطَّاعَةِ، وَالْهِجْرَةِ، وَالْجِهَادِ فِي سَبِيلِ اللهِ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ الْجَمَاعَةِ قِيدَ شِبْرٍ، فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَ الْإِسْلَامِ مِنْ عُنُقِهِ، إِلَى أَنْ يَرْجِعَ، وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ فَهُوَ مِنْ جُثَا جَهَنَّمَ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَإِنْ صَامَ وَصَلَّى؟ قَالَ: وَإِنْ صَامَ وَصَلَّى، وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ، فَادْعُوا الْمُسْلِمِينَ بِمَا سَمَّاهُمُ اللهُ : الْمُسْلِمِينَ الْمُؤْمِنِينَ عِبَادَ اللهِ (رواه أحمد وحسنه ابن كثير)

Dari al-Harits al-Asy’ariy bahwasanya Nabiyullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada Yahya bin Zakariyya dengan 5 kalimat dan mengamalkannya. Allah menyuruh kepadanya untuk memerintahkan kepada Bani Israil agar mengamalkan 5 hal itu. Hampir saja Yahya terlambat dalam menyampaikannya. Kemudian Isa berkata: Sesungguhnya engkau diperintah 5 hal dan mengamalkannya dan agar kau perintahkan kepada Bani Israil mengerjakannya. Apakah engkau yang akan menyampaikannya kepada mereka atau aku saja? Yahya berkata: Wahai saudaraku, sesungguhnya aku khawatir jika engkau yang mendahuluiku menyampaikan hal itu, aku bisa disiksa atau ditenggelamkan ke dalam tanah. Kemudian Yahya mengumpulkan Bani Israil di Baitul Maqdis hingga masjid penuh. Beliau didudukkan pada tempat yang tinggi. Beliau (Yahya) memuji dan memuja Allah. Kemudian berkata: Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku 5 kalimat, aku diperintah untuk mengamalkannya dan memerintahkan kepada kalian untuk mengamalkannya. Pertama: Agar kalian beribadah kepada Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan suatu apapun. Sesungguhnya permisalan itu adalah seperti seorang laki-laki yang membeli seorang hamba sahaya dari harta pilihannya baik perak atau emas, tapi kemudian justru hamba sahaya itu bekerja untuk orang lain yang bukan tuannya. Siapa di antara kalian yang suka hamba sahayanya berbuat demikian? Sesungguhnya Allah menciptakan kalian dan memberikan rezeki kepada kalian. Maka beribadahlah kepada-Nya jangan menyekutukan-Nya dengan suatu apapun. (Kedua) Allah memerintahkan kepada kalian untuk shalat. Sesungguhnya Allah menghadapkan Wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya selama hamba itu tidak menoleh. Jika kalian shalat, janganlah menoleh. (Ketiga) Allah memerintahkan kalian untuk berpuasa. Sesungguhnya permisalannya adalah seperti seseorang yang memiliki suatu kantong berisi minyak kesturi saat ia berada di sekumpulan orang. Semua orang di sana mencium bau minyak kesturi itu. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan bau minyak kesturi. (Keempat) Allah perintahkan kepada kalian untuk bersedekah. Sesungguhnya permisalan itu adalah seperti seorang yang ditawan oleh musuh, hingga kedua tangannya terikat pada lehernya. Mereka hampir saja akan memenggal lehernya. Kemudian orang itu berkata: Maukah kalian jika aku menebus diriku dari kalian? Ia pun menebus dirinya dalam jumlah sedikit dan banyak, hingga ia bisa membebaskan dirinya. (Kelima) Allah memerintahkan kalian untuk banyak berdzikir mengingat Allah. Permisalannya adalah seperti seorang yang dikejar musuhnya kemudian ia masuk ke benteng yang kokoh, ia berlindung di dalamnya. Sesungguhnya seorang hamba ia benar-benar berada dalam benteng paling kokoh terhadap syaithan jika ia berada dalam keadaan berdzikir mengingat Allah. Dan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Aku perintahkan kalian sebagaimana Allah memerintahkan kepadaku, yaitu al-Jama’ah, bersikap mendengar dan taat, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah. Karena barang siapa yang keluar dari al-Jama’ah meski sejengkal, ia telah melepaskan tali keislaman dari lehernya hingga ia kembali. Barang siapa yang memanggil dengan panggilan Jahiliyyah, itu adalah bagian dari kumpulan batu Jahannam. Para Sahabat berkata: Wahai Rasulullah, meskipun dia shalat dan berpuasa? Nabi bersabda: Meskipun dia shalat dan berpuasa dan menyangka bahwa ia muslim. Maka panggillah kaum muslimin sebagaimana Allah memberi nama mereka: Muslimin, mukminin, hamba-hamba Allah (H.R Ahmad, dinilai hasan oleh al-Hafidz Ibnu Katsir dalam tafsirnya, diriwayatkan pula oleh atTirmidzi, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)

Atsar Sahabat Nabi Ibnu Abbas tentang Peristiwa Meninggalnya Nabi Yahya

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: بُعِثَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَيَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّا فِي اثْنَيْ عَشَرَ أَلْفًا مِنَ الْحَوَارِيِّينَ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ قَالَ: وَكَانَ فِيمَا يَنْهَوْنَهُمْ عَنْهُ نِكَاحُ ابْنَةِ الْأَخِ قَالَ: وَكَانَتْ لِمَلِكِهِمُ ابْنَةُ أَخٍ تُعْجِبُهُ يُرِيدُ أَنْ يَتَزَوَّجَهَا فَكَانَتْ لَهَا كُلَّ يَوْمٍ حَاجَةٌ يَقْضِيهَا فَلَمَّا بَلَغَ ذَلِكَ أُمَّهَا قَالَتْ لَهَا: إِذَا دَخَلْتِ عَلَى الْمَلِكِ فَسَأَلَكِ حَاجَتَكِ فَقُولِي حَاجَتِي أَنْ تَذْبَحَ لِي يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا فَلَمَّا دَخَلَتْ عَلَيْهِ سَأَلَهَا حَاجَتَهَا فَقَالَتْ: حَاجَتِي أَنْ تَذْبَحَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا فَقَالَ: سَلِينِي غَيْرَ هَذَا، فَقَالَتْ: مَا أَسْأَلُكَ إِلَّا هَذَا، فَقَالَ: فَلَمَّا أَبَتْ عَلَيْهِ دَعَا يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا وَدَعِي بِطَشْتٍ فَذَبَحَهُ فَدَرَّتْ قَطْرَةً مِنْ دَمِهِ عَلَى الْأَرْضِ فَلَمْ تَزَلْ تَغْلِي حَتَّى بَعَثَ اللَّهُ بُخْتَنَصَّرَ عَلَيْهِمْ فَجَاءَتْهُ عَجُوزٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ فَدَلَّتْهُ عَلَى ذَلِكَ الدَّمِ فَأَلْقَى اللَّهُ فِي قَلْبِهِ أَنْ يَقْتُلَ عَلَى ذَلِكَ الدَّمِ مِنْهُمْ حَتَّى يَسْكُنَ فَقَتَلَ سَبْعِينَ أَلْفًا مِنْهُمْ مِنْ سِنٍّ وَاحِدَةٍ حَتَّى سَكَنَ (رواه الحاكم وصححه الذهبي)

Dari Ibnu Abbas -semoga Allah meridhai keduanya- ia berkata: Isa putra Maryam dan Yahya putra Zakariyya diutus pada 12 ribu Hawariyyin mengajarkan (ilmu) kepada manusia. Hal yang termasuk larangan kepada mereka adalah larangan menikahi putri saudara laki-laki (keponakan kandung, pen). Raja mereka pada waktu itu memiliki keponakan perempuan yang ingin ia nikahi. Keponakannya itu tiap hari memiliki kebutuhan yang dipenuhi oleh raja tersebut. Sampailah berita itu kepada ibu sang perempuan tersebut, ibunya kemudian berkata: Jika engkau masuk menemui raja, dan raja bertanya keperluanmu, katakanlah bahwa keperluanku adalah anda menyembelih Yahya bin Zakariyya. Ketika wanita itu masuk ke tempat raja, raja bertanya kepadanya apa keperluannya. Wanita itu berkata: Keperluanku adalah anda menyembelih Yahya bin Zakariyya. Raja itu berkata: Silakan minta yang lain. Wanita itu berkata: Aku tidak meminta yang lain kecuali hal tersebut. Ketika wanita itu menolak kecuali harus dilaksanakan hal tersebut, raja memanggil Yahya bin Zakariyya dan minta diambilkan baskom, kemudian raja menyembelihnya, maka memerciklah darah beliau ke tanah terus menerus mendidih hingga Allah mengutus Bukhtanasshor untuk menaklukkan mereka. Kemudian datang seorang wanita tua dari Bani Israil menunjukkan pada darah (Nabi Yahya yang terus mendidih, pen) itu. Allah tanamkan dalam hati Bukhtanasshor untuk membunuh orang-orang dari mereka dengan sebab darah (Nabi Yahya itu) hingga darah itu menjadi tenang. Bukhtanashshor pun membunuh 70 ribu dari mereka dalam 1 tahun hingga darah itu menjadi tenang (H.R al-Hakim dan disepakati keshahihannya oleh adz-Dzahabiy)


Oleh: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan