Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Apakah Ada Doa atau Dzikir yang Dibaca Saat Mencuci Atau Mengusap Anggota Wudhu?

Jawab:

Tidak ada. Yang disyariatkan hanyalah membaca bismillah di permulaan dan membaca syahadat di akhir wudhu.

Syaikh Bin Baz rahimahullah menyatakan:

أما الدعاء أثناء الوضوء فليس فيه شيء أثناء الوضوء مأثور، بل عليه أن يبدأ بالتسمية ويختم بالشهادة، أما عند غسل الوجه أو اليدين فليس فيه شيء، وكل ما قيل فإنما هي أحاديث موضوعة غير صحيحة

Adapun doa di pertengahan wudhu’ tidaklah ada riwayat (yang shahih) sama sekali. Semestinya memulai (wudhu’) dengan tasmiyah (membaca bismillah) dan mengakhirinya dengan syahadat. Adapun pada saat membasuh wajah, kedua tangan, tidak ada (dzikir/doa khusus). Semua yang dikatakan tentang itu hanyalah berasal dari hadits-hadits palsu yang tidak shahih (Majmu’ Fatawa Ibn Baz 29/57).

Bagaimanakah Hadits tentang Doa/Dzikir Setelah Wudhu?

Jawab:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

Tidaklah seseorang berwudhu’ dan menyempurnakan wudhu’nya, kemudian berdoa : ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH WA ANNA MUHAMMADAN ‘ABDULLAHI WA ROSUULUH (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya) kecuali akan dibukakan untuknya pintu surga yang delapan, dan ia bisa masuk melalui pintu mana saja yang dikehendakinya (H.R Muslim dari Umar)

Bolehkah Doa Setelah Wudhu Itu Ditambah dengan Kalimat: ALLAHUMMAJ’ALNII MINAT TAWWAABIINA WAJ’ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN?

Jawab:

Boleh. Sebagaimana penjelasan dari Syaikh al-Albaniy, Syaikh Ibn Utsaimin, maupun al-Lajnah ad-Daaimah.

Tambahan lafadz itu ada dalam riwayat atTirmidzi:

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِينَ، فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

Barang siapa yang berwudhu dan memperbaiki wudhu’nya kemudian ia mengucapkan: ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA ROSUULUH. ALLAAHUMMAJ’ALNII MINAT TAWWAABIINA WAJ’ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mensucikan dirinya) (H.R atTirmidzi dari Umar)

Tentang riwayat atTirmidzi ini Syaikh al-Albaniy menilai bahwa seluruh perawinya adalah terpercaya, termasuk rijal Shahih Muslim, kecuali guru atTirmidzi yaitu Ja’far bin Muhammad bin Imran atTaghlabiy yang ternilai shoduq sebagaimana penilaian Abu Hatim. Selain itu, riwayat tersebut memiliki jalur penguat dari hadits Tsauban riwayat Ibnus Sunniy, dan hadits Ibnu Umar dan Anas yang diriwayatkan al-Baihaqiy dalam sunannya. Karena itu Ibnul Qoyyim dalam kitab Zaadul Ma’ad menegaskan bahwa riwayat dengan tambahan lafadz itu sah. Demikian Syaikh al-Albaniy menjelaskan dalam kitab Tamamul Minnah (1/97).

Apakah Ada Doa Lain yang Juga Disunnahkan Dibaca Selesai Berwudhu?

Jawab:

Ya, boleh juga berdoa/ berdzikir seperti yang disebutkan dalam hadits Abu Said al-Khudriy:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ مِنْ وُضُوئِهِ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ اللَّهُمَّ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، خُتِمَ عَلَيْهَا بِخَاتَمٍ، فَوُضِعَتْ تَحْتَ الْعَرْشِ، فَلَمْ يُكْسَرْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Dari Abu Said al-Khudriy –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasalla bersabda: Barang siapa yang berwudhu’ kemudian ia sempurnakan wudhu’nya, kemudian setelah selesai berwudhu ia mengucapkan: SUBHANAKALLAAHUMMA WA BIHAMDIKA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAYKA (Maha Suci Engkau Ya Allah dan aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sembahan yang benar kecuali Engkau. Aku memohon ampunan kepada-Mu dan aku bertobat kepada-Mu) maka akan ditutup ucapan itu hingga diletakkan di bawah Arsy, kemudian tidak akan rusak hingga hari kiamat (H.R Ibnus Sunniy dalam Amalul Yawm wal Lailah, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)

Apakah Saat Membaca Doa Selesai Berwudhu Disunnahkan Mengarahkan Pandangan ke Langit?

Jawab:

Sebagian Ulama, seperti Ibnu Qudamah berpandangan demikian. Namun, Syaikh al-Albaniy menilai bahwasanya tambahan pada sebagian jalur riwayat hadits dengan kalimat:

ثُمَّ رَفَعَ نَظَرَهُ إلَى السَّمَاءِ

Kemudian beliau mengangkat pandangan beliau melihat ke langit

Tambahan ini adalah munkar. Artinya, riwayatnya lemah, menyelisihi riwayat lain yang shahih yang tidak menyebutkan tambahan keterangan tersebut.

Syaikh al-Albaniy rahimahullah menyatakan:

وهذه الزيادة منكرة لأنه تفرد بها ابن عم أبى عقيل هذا وهو مجهول

Tambahan (keterangan bahwa Nabi memandang ke atas) adalah munkar, karena seorang perawi yang anak paman Abu Aqil menyendiri dalam periwayatannya, sedangkan ia adalah perawi yang tidak dikenal (majhul). (Irwaul Gholil 1/135)

Wallaahu A’lam


Penulis: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan