Ming 13 Rabiul akhir 1447AH 5-10-2025AD

Kajian Hadits Ali Riwayat Abu Dawud tentang Tata Cara Berwudhu

Al-Imam Abu Dawud as-Sijistaniy rahimahullah (yang wafat tahun 275 H) meriwayatkan hadits secara bersanad, beliau menyatakan:

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ خَالِدِ بْنِ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ خَيْرٍ، قَالَ: أَتَانَا عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَقَدْ صَلَّى فَدَعَا بِطَهُورٍ، فَقُلْنَا مَا يَصْنَعُ بِالطَّهُورِ وَقَدْ صَلَّى مَا يُرِيدُ، إِلَّا لِيُعَلِّمَنَا، فَأُتِيَ بِإِنَاءٍ فِيهِ مَاءٌ وَطَسْتٍ «فَأَفْرَغَ مِنَ الْإِنَاءِ عَلَى يَمِينِهِ، فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثَلَاثًا، ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثَلَاثًا، فَمَضْمَضَ وَنَثَرَ مِنَ الْكَفِّ الَّذِي يَأْخُذُ فِيهِ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى ثَلَاثًا، وَغَسَلَ يَدَهُ الشِّمَالَ ثَلَاثًا، ثُمَّ جَعَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ فَمَسَحَ بِرَأْسِهِ مَرَّةً وَاحِدَةً، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى ثَلَاثًا، وَرِجْلَهُ الشِّمَالَ ثَلَاثًا»، ثُمَّ قَالَ: «مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَعْلَمَ وُضُوءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهُوَ هَذَا»

Telah menyampaikan hadits kepada kami Musaddad (ia berkata) telah menyampaikan hadits kepada kami Abu ‘Awaanah dari Kholid bin ‘Alqomah dari Abdu Khoyr ia berkata: Ali -semoga Allah meridhainya- mendatangi kami saat beliau sudah shalat. Beliau meminta diambilkan air untuk bersuci. Kami berkata: Beliau (Ali) tidaklah akan melakukan aktivitas berwudhu karena beliau sudah shalat seperti yang beliau inginkan. Tidak lain itu hanyalah untuk mengajari kami (cara berwudhu). Maka diambilkanlah bejana berisi air. Kemudian beliau menuangkan air dari bejana itu ke atas telapak tangan kanan. Kemudian beliau membasuh kedua telapak tangannya 3 kali. Kemudian beliau berkumur dan memasukkan air serta mengeluarkan air dari hidung sebanyak 3 kali. Beliau berkumur dan memasukkan air ke hidung dari satu cidukan tangan yang dipakai mengambil air. Kemudian beliau membasuh wajah beliau 3 kali. Kemudian beliau membasuh tangan kanan (sampai siku, pen) 3 kali dan kemudian membasuh tangan kiri (sampai siku, pen) 3 kali. Kemudian beliau letakkan telapak tangan kanan di dalam bejana, kemudian beliau mengusap kepalanya sekali. Kemudian beliau membasuh telapak kaki kanan 3 kali dan (berikutnya) telapak kaki kiri 3 kali. Kemudian beliau berkata: Barang siapa yang ingin mengetahui wudhu Rasulullah shollallahu alaihi wasallam, seperti inilah (yang aku praktekkan ini) tata caranya. (H.R Abu Dawud dalam Sunannya pada Kitabut Thoharoh Bab Shifatu Wudhuin Nabi shollallahu alaihi wasallam, dishahihkan oleh Syaikh al-Albaniy dan Syaikh Muqbil).

Penjelasan Masing-masing Perawi Hadits

Musaddad: bin Musarhad bin Musarbal bin Mustawrid. Kuniahnya Abul Hasan. Beliau termasuk guru al-Imam al-Bukhari dan rijal al-Bukhari dalam Shahihnya. Sehingga tidak diragukan lagi ketsiqohannya. Beliau mendapat gelar al-Hafidzh. Tinggal di Bashrah Irak. Wafat tahun 228 H.

Abu ‘Awaanah: al-Wahdhdhoh bin Abdillah al-Yasykuriy. Termasuk rijal dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim. Sehingga tidak diragukan lagi ketsiqohannya. Bahkan beliau termasuk rijal (perawi) hadits dalam Kutubussittah (kitab induk hadits yang 6). Wafat di Bashrah pada tahun 175 atau 176 H.

Kholid bin ‘Alqomah: Kuniahnya Abu Hayyah. al-Kufiy (tinggal di Kufah Irak). Dinilai tsiqoh (terpercaya) oleh Yahya bin Ma’in dan anNasaai.

Abdu Khoyr: bin Yazid. Kuniahnya Abu ‘Umaaroh. Tinggal di Kufah Irak. Beliau termasuk Mukhodhrom artinya pernah mengalami masa Jahiliyyah dan saat Nabi masih hidup, hanya saja tidak pernah berjumpa dengan Nabi shollallahu alaihi wasallam. Dinilai tsiqoh oleh Yahya bin Ma’in, anNasaai, al-Ijliy, Ibnu Hibban, adz-Dzahabiy, dan Ibnu Hajar al-Asqolaaniy. Perkiraan tahun wafat adalah antara 81 sampai 90 H.

Ali: bin Abi Tholib radhiyallahu anhu. Sahabat Nabi terbaik setelah Abu Bakr, Umar, dan Utsman. Salah seorang yang sudah dijamin masuk surga. Wafat di Kufah tahun 40 H.

Sebagian Pelajaran yang Bisa Diambil dari Hadits:

  1. Perhatian yang besar dari Sahabat Nabi dalam menyampaikan ilmu. Semangat mengajarkan kebaikan yang diketahuinya. Sebagaimana Ali bin Abi Tholib meski tidak bertujuan akan shalat, karena beliau sudah shalat, tapi beliau mempraktekkan tata cara shalat dalam rangka mengajari ilmu.
  2. Tata cara wudhu yang sempurna adalah membasuh bagian-bagian anggota wudhu yang dibasuh sebanyak 3 kali. Meskipun boleh saja hanya membasuh sekali-sekali atau dua kali-dua kali, tapi yang sempurna adalah 3 kali.
  3. Mengusap kepala hanya dilakukan sekali.
  4. Tata cara wudhu yang sempurna adalah berkumur dan memasukkan air ke hidung bersamaan dari satu cidukan telapak tangan. Bukan satu cidukan untuk mulut dan satu cidukan untuk hidung secara terpisah. Meskipun memisahkan berkumur dengan memasukkan air ke hidung adalah hal yang boleh, tapi yang lebih utama adalah tidak dipisahkan.
  5. Untuk anggota tubuh yang berpasangan, seperti tangan dan kaki, tata cara wudhu yang benar adalah mendahulukan yang kanan dibasuh 3 kali dulu, baru berpindah ke yang kiri 3 kali. Bukan yang kanan sekali kemudian langsung kiri sekali, kemudian ke kanan lagi dan selanjutnya ke kiri lagi. Bukan demikian.

Wallaahu A’lam.


Oleh: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan