Nukilan Ijma’ (Kesepakatan) Ulama Bahwa Allah Berada di Atas ‘Arsy di Atas 7 Lapis Langit
1. Nukilan Ijma’ al-Imam Abu Utsman bin Said ad-Daarimiy (wafat 280 Hijriyah)
وَقَدِ اتَّفَقَتِ الْكَلِمَةُ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى فَوْقَ عَرْشِهِ فَوْقَ سَمَوَاتِهِ
dan telah sepakat kalimat dari kaum muslimin bahwasanya Allah Ta’ala berada di atas ‘Arsy di atas langit-Nya (anNaqd ‘ala Bisyr al-Marrisiy halaman 154)
2. Nukilan Ijma’ dari Zakariyya bin Yahya as-Saajiy (wafat 307 Hijriyah)
الْقَوْلُ فِي السُّنَّةِ فِي الَّتِي رَأَيْتُ عَلَيْهَا أَهْلَ الْحَدِيْثِ الَّذِيْنَ لَقِيْتُهُمْ إِنَّ اللهَ عَلَى عَرْشِهِ فِي سَمَائِهِ يَقْرُبُ مِنْ خَلْقِهِ كَيْفَ شَاءَ
Ucapan dalam Sunnah yang aku lihat ada pada Ahlul Hadits yang aku temui: Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya di atas langit-Nya. Dia mendekat pada makhluk-Nya sesuai dengan cara yang dikehendaki-Nya (Tadzkiratul Huffadzh karya adz-Dzahabiy (2/201))
3. Nukilan Ijma’ dari Ibnu Abi Zaid al-Qoyrowaaniy (wafat tahun 386 Hijriyah)
فِيْمَا اجْتَمَعَتْ عَلَيْهِ الْأُمُوْرُ مِنْ أُمُوْرِ الدِّيَانَةِ مِنَ السُّنَنِ الَّتِي خِلَافُهَا بِدْعَةٌ وَضَلَالَةٌ إِنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى اسْمُهُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَالصِّفَاتُ الْعُلَى… وَأَنَّهُ فَوْقَ سَمَوَاتِهِ عَلَى عَرْشِهِ دُوْنَ أَرْضِهِ وَأَنَّهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ بِعِلْمِهِ
Berdasarkan kesepakatan (Ulama) dalam perkara Dien yang sesuai Sunnah yang berbeda dengan bid’ah dan kesesatan: Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi Nama-Nya memiliki Nama-Nama yang baik dan Sifat-Sifat yang tinggi…dan sesungguhnya Dia berada di atas langit-Nya di atas ‘Arsy-Nya, dan Dia berada di setiap tempat dengan ilmu-Nya (kitab al-Jaami’, dinukil oleh Ibnu Qoyyim dalam Ijtima’ul Juyusy al-Islamiyyah (1/83)).
Baca Juga: Geografi, Antara Bagian yang Diperlukan dan yang Tidak
4. Nukilan Ijma’ dari Ibnu Baththoh (wafat tahun 387 Hijriyah)
أَجْمَعَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ ، أَنَّ اللهَ عَلَى عَرْشِهِ ، فَوْقَ سَمَوَاتِهِ ، بَائِنٌ مِنْ خَلْقِهِ
Kaum muslimin dari kalangan Sahabat dan Tabi’in telah sepakat bahwasanya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, di atas langit-Nya, terpisah dari makhluk-Nya (al-Ibanah – Tatimmatur Rodd ‘alal Jahmiyyah (3/316)).
5. Nukilan Ijma’ dari Abu Umar atTholamankiy (wafat tahun 429 Hijriyah)
أَجْمَعَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ أَهْلِ السُّنَّةِ عَلَى أَنَّ مَعْنَى {وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ} وَنَحْوُ ذَلِكَ مِنْ الْقُرْآنِ : أَنَّ ذَلِكَ عِلْمُهُ وَأَنَّ اللَّهَ فَوْقَ السَّمَوَاتِ بِذَاتِهِ مُسْتَوٍ عَلَى الْعَرْشِ كَيْفَ شَاءَ
Kaum muslimin dari kalangan Ahlus Sunnah sepakat bahwasanya makna (ayat):
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
Dan Dia bersama kalian di mana pun kalian berada (Q.S al-Hadid ayat 4)
Dan ayat yang semisal dengan itu dalam alQuran maksudnya adalah ilmu-Nya. Sesungguhnya Allah berada di atas langit dengan Dzat-Nya, istiwa’ di atas ‘Arsy sesuai dengan yang dikehendaki-Nya (al-Wushul fi Ma’rifatil Ushul, dinukil dalam Ijtima’ul Juyusy al-Islamiyyah (1/76)).
Baca Juga: Allah Tidak Menyukai Kekafiran
6. Nukilan Ijma’ dari Abu Utsman as-Shobuniy (wafat tahun 449 Hijriyah)
وَيَعْتَقِدُ أَصْحَابُ الْحَدِيْثِ وَيَشْهَدُوْنَ أَنَّ اللهَ فَوْقَ سَبْعِ سَمَوَاتِهِ عَلَى عَرْشِهِ كَمَا نَطَقَ كِتَابُهُ وَعُلَمَاءُ الْأُمَّةِ وَأَعْيَانُ الْأَئِمَّةِ مِنَ السَّلَفِ ، لَمْ يَخْتَلِفُوْا أَنَّ اللهَ عَلَى عَرْشِهِ وَعَرْشَهُ فَوْقَ سَمَوَاتِهِ
Dan Ash-haabul Hadits meyakini serta bersaksi bahwasanya Allah berada di atas langit-Nya di atas ‘Arsy-Nya sebagaimana dinyatakan oleh Kitab-Nya, para Ulama umat, dan para Imam dari kalangan Salaf. Mereka tidak berselisih pendapat bahwasanya Allah berada di atas ‘Ars-Nya sedangkan ‘Arsy-Nya berada di atas langit-Nya (Aqidatus Salaf Ash-haabil Hadits)
7. Nukilan Ijma’ dari Abu Nua’im al-Ashbahaaniy (wafat tahun 430 Hijriyah)
طَرِيقُنَا طَرِيقُ السَّلَفِ الْمُتَّبِعِينَ الْكِتَابَ وَالسُّنَّةَ وَإِجْمَاعَ الْأُمَّةِ…… وَمِمَّا اعْتَقَدُوهُ أَنَّ اللَّهَ لَمْ يَزَلْ كَامِلًا بِجَمِيعِ صِفَاتِهِ الْقَدِيمَةِ لَا يَزُولُ وَلَا يَحُولُ… وَأَنَّ الْأَحَادِيثَ الَّتِي ثَبَتَتْ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي ” الْعَرْشِ وَاسْتِوَاءِ اللَّهِ عَلَيْهِ ” يَقُولُونَ بِهَا وَيُثْبِتُونَهَا مِنْ غَيْرِ تَكْيِيفٍ وَلَا تَمْثِيلٍ وَأَنَّ اللَّهَ بَائِنٌ مِنْ خَلْقِهِ وَالْخَلْقَ بَائِنُونَ مِنْهُ ؛ لَا يَحِلُّ فِيهِمْ وَلَا يَمْتَزِجُ بِهِمْ وَهُوَ مُسْتَوٍ عَلَى عَرْشِهِ فِي سَمَائِهِ دُونَ أَرْضِه
Jalan kami adalah jalan Salaf yang mengikuti alQuran dan Sunnah serta ijma’ (kesepakatan) umat…. Di antara yang mereka yakini adalah bahwasanya Allah senantiasa sempurna dalam seluruh Sifat-Nya yang telah terdahulu.
Tidak akan sirna dan tidak akan lenyap….dan sesungguhnya hadits-hadits yang sah berasal dari Nabi shollallahu alaihi wasallam tentang ‘Arsy dan istiwa’ Allah di atasnya, mereka berkata dengannya, menetapkannya tanpa takyif (mempertanyakan bagaimana/seperti apa), tidak pula menyerupakan.
Dan bahwasanya Allah terpisah dari makhluk-Nya. Para makhluk pun terpisah dari-Nya. Dia tidak menyatu atau berbaur dengan mereka. Dia (Allah) istiwa’ di atas ‘Arsy-Nya bukan di bumi-Nya (Bayaanu Talbiisil Jahmiyyah (2/528))
Baca Juga: Aqidah Salaf Tentang AlQuranul Karim
8. Nukilan Ijma’ dari Abu Zur’ah dan Abu Hatim
أَدْرَكْنَا الْعُلَمَاء فِي جَمِيع الْأَمْصَار حِجَازًا وَعِرَاقًا وَمِصْرًا وِشَامًا وَيَمَنًا . فَكَانَ مَذْهَبهمْ : أَنَّ الْإِيمَان قَوْل وَعَمَل , يَزِيد وَيَنْقُص , وَالْقُرْآن كَلَام اللَّه غَيْر مَخْلُوق بِجَمِيعِ جِهَاته وَالْقَدَر خَيْره وَشَرّه مِنَ اللَّهِ….. وَأَنَّ اللَّه تَعَالَى عَلَى عَرْشه بَائِن مِنْ خَلْقه, كَمَا وَصَفَ نَفْسه فِي كِتَابه , وَعَلَى لِسَان رَسُوله بِلَا كَيْف, أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْء عِلْمًا
Kami telah mendapati para Ulama dari berbagai negeri di Hijaz, Irak, Mesir, Syam, dan Yaman. Madzhab mereka bahwasanya iman adalah ucapan dan perbuatan bisa bertambah dan berkurang. Al-Quran adalah Kalam Allah bukan makhluk pada seluruh sisinya.
Takdir baik dan buruknya dari Allah…. Allah Maha Tinggi di atas ‘Arsy-Nya terpisah dari makhluk-Nya. Sebagaimana Dia mensifatkan Diri-Nya dalam Kitab-Nya, dan sesuai dengan ucapan Rasul-Nya. Tanpa (ditanyakan) bagaimana (atau seperti apa sifat itu). Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu…
(diriwayatkan oleh al-Laalikaa-iy dalam Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah (1/319))
9. Nukilan Ijma’ Ishaq bin Rahawaih
قَالَ اللهُ تَعَالَى : {الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى} إِجْمَاعُ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّهُ فَوْقَ الْعَرْشِ اسْتَوَى , وَيَعْلَمُ كُلَّ شَيْءٍ فِي أَسْفَلِ الْأَرْضِ السَّابِعَةِ
Allah Ta’ala berfirman:
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
arRahmaan beristiwa’ di atas ‘Arsy (Q.S Thaha: 5)
Kesepakatan para Ulama bahwasanya Dia (Allah) beristiwa’ di atas ‘Arsy, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu di lapisan bumi ke-7 yang terbawah (riwayat Abu Bakr al-Khollaal dalam Kitab as-Sunnah)
10. Nukilan Ijma’ Abu Nashr as-Sijziy (wafat tahun 444 Hijriyah)
فَأَئِمَّتُنَا كَسُفْيَان الثَّوْرِي مَالِك سُفْيَان بْنِ عُيَيْنَةَ حَمَّاد بْنِ سَلاَمَةَ حَمَّاد بْنِ زَيْد عَبْدِ اللهِ بْنِ الْمُبَارَك فُضَيْلِ بْنِ عِيَاض أَحْمَد بْنِ حَنْبَل إِسْحَق بْن إِبْرَاهِيْم الْحَنْظَلِي مُتَّفِقُوْنَ عَلَى أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ بِذَاتِهِ فَوْقَ الْعَرْشِ وَأَنَّ عِلْمَهُ بِكُلِّ مَكَانٍ وَأَنَّهُ يُرَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالْأَبْصَارِ فَوْقَ الْعَرْشِ وَإِنَّهُ يَنْزِلُ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا وَأَنَّهُ يَغْضَبُ وَيَرْضَى وَيَتَكَلَّمُ بِمَا شَاءَ
Maka Imam kita seperti Sufyan ats-Tsauriy, Malik, Sufyan bin Uyainah, Hammad bin Salaamah, Hammaad bin Zaid, Abdullah bin al-Mubarak, Fudhail bin Iyaadl, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Ibrahim al-Handzhaliy sepakat bahwasanya Allah Yang Maha Suci dengan Dzat-Nya berada di atas ‘Arsy dan bahwasanya ilmu-Nya berada di setiap tempat, dan Dia bisa dilihat pada hari kiamat dengan mata kepala di atas ‘Arsy, dan Dia (bisa) turun ke langit dunia dan Dia (memiliki sifat) marah, ridha, dan berbicara sesuai dengan yang dikehendaki-Nya (kitab al-Ibanah al-Kubra, dinukil dalam Dar-u Ta’arudhil ‘Aql wan Naql (3/228)).
Kita cukupkan penyebutan ijma’ Ulama dalam 10 poin saja, walaupun masih ada lebih dari itu nukilan ijma’ Ulama bahwasanya Allah berada di atas ‘Arsy di atas langit.
Dikutip dari:
buku saku berjudul “DI MANA ALLAH? MENURUT AKIDAH EMPAT IMAM MADZHAB” (Bantahan Ilmiah terhadap Kelompok yang Mengingkari Ketinggian Allah di Atas Makhluk-Nya), penulis Abu Utsman Kharisman, penerbit ASH-SHAF Media)