Kam 9 Syawal 1445AH 18-4-2024AD

Apabila kita ingin mendapatkan kasih sayang Allah yang optimal, tentunya kita harus mempelajari hal-hal yang dicintai oleh Allah dan apa yang dibenci oleh-Nya. Berusaha melakukan hal-hal yang dicintai oleh Allah dan menghindari hal-hal yang dibenci olehnya.

Allah Ta’ala tidaklah meridhai kekafiran pada para hamba-Nya. Kita bisa mengetahui hal itu dari pernyataan Allah dalam al-Quran. Allah Azza Wa Jalla berfirman:

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ

Jika kalian kafir, sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak butuh) dengan kalian. Dan Dia tidaklah meridhai kekafiran pada para hamba-Nya…
(Q.S az-Zumar ayat 7)

Di ayat-ayat yang lain dalam al-Quran Allah menjelaskan kepada kita bahwa Dia tidak menyukai orang-orang kafir.

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ

Katakanlah: Taatilah Allah dan Rasul. Jika kalian berpaling, sesungguhnya Allah tidaklah menyukai orang-orang kafir
(Q.S Ali Imran ayat 32)

مَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِأَنْفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ (44) لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (45)

Barang siapa yang kafir, maka kekafirannya akan berakibat buruk untuk dirinya sendiri. Barang siapa yang beramal sholih, maka ia telah menyiapkan (surga) untuk diri mereka sendiri. Agar Allah memberikan balasan (kebaikan) untuk orang-orang yang beriman dan beramal sholih dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia (Allah) tidaklah mencintai orang-orang kafir
(Q.S ar-Ruum ayat 45)


Baca Juga: Keputusasaan Orang-orang Kafir di Alam Kubur


Orang-orang Yahudi, Nashara, maupun orang-orang musyrik menyatakan bahwa Allah memiliki anak. Orang Yahudi menyatakan bahwa Uzair adalah anak Allah. Orang Nashara menyatakan Isa adalah anak Allah. Sedangkan orang-orang musyrik menyatakan bahwa para Malaikat adalah anak-anak perempuan Allah.

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

Yahudi berkata bahwa Uzair adalah anak Allah. Sedangkan Nashara berkata bahwa al-Masih adalah anak Allah. Itu adalah ucapan mulut mereka yang menyerupai orang-orang kafir sebelumnya. Allah melaknat mereka. Bagaimana bisa mereka dipalingkan?
(Q.S atTaubah ayat 30)

وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ

Dan mereka menjadikan (anggapan) Allah memiliki anak-anak perempuan. Maha Suci Dia. Sedangkan mereka (lebih menyukai) anak-anak laki-laki (sebagai anak mereka)
(Q.S an-Nahl ayat 57)


Baca Juga: Terjemah Tafsir Al-Muyassar Surah Al-Kautsar dan Al-Kafirun


Sesungguhnya ucapan orang-orang kafir yang menyatakan bahwa Allah memiliki anak, adalah ucapan yang sangat dahsyat kekafirannya.

Namun, Allah masih sangat bersabar dengan tetap memberikan rezeki dan penghidupan bagi mereka saat di dunia.

لاَ أَحَدَ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّهُ يُشْرَكُ بِهِ وَيُجْعَلُ لَهُ الْوَلَدُ ثُمَّ هُوَ يُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ

Tidak ada satu pihak pun yang lebih sabar dalam menghadapi gangguan yang didengarnya dari Allah Azza Wa Jalla. Sesungguhnya Dia disekutukan, dianggap memiliki anak, namun Allah masih memberikan afiyat (keselamatan; kesehatan) kepada mereka dan memberikan rezeki kepada mereka
(H.R al-Bukhari dan Muslim, lafadz sesuai riwayat Muslim)

Alam semesta sebenarnya sangat marah mendengar ucapan-ucapan kekafiran itu. Namun Allah masih menahan sebagian mereka. Ucapan kekafiran yang sangat dibenci oleh alam semesta. Jika Allah tidak menahannya, langit bisa pecah, bumi terbelah, dan gunung runtuh.

Allah Azza Wa Jalla berfirman:

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (91)

dan mereka berkata: ar-Rahmaan menjadikan (sebagian hamba-Nya) sebagai anak-Nya. Sungguh kalian telah mengucapkan ucapan yang sangat dahsyat (kedustaannya). Hampir-hampir saja langit pecah, bumi terbelah, dan gunung runtuh
(Q.S Maryam ayat 88-91)

Diriwayatkan bahwa Sahabat Nabi Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu menyatakan:

إِنَّ الشِّرْكَ فَزِعَتْ مِنْهُ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَالْجِبَالُ، وَجَمِيعُ الْخَلَائِقِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ، فَكَادَتْ أَنْ تَزُولَ مِنْهُ لِعَظَمَةِ اللَّهِ، وَكَمَا لَا يَنْفَعُ مَعَ الشِّرْكِ إِحْسَانُ الْمُشْرِكِ، كَذَلِكَ نَرْجُو أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ ذُنُوبَ الْمُوَحِّدِينَ

Sesungguhnya kesyirikan mengagetkan langit, bumi, dan gunung. Demikian juga seluruh makhluk kecuali manusia dan jin. Hampir saja mereka sirna karena keagungan Allah. Tidaklah bermanfaat kebaikan orang yang musyrik selama ia musyrik. Demikian juga kita berharap agar Allah mengampuni dosa-dosa orang-orang yang mentauhidkan Allah
(riwayat atThobariy dalam tafsirnya)

Meninggalkan dan menghindarkan orang dari kekafiran berarti bagian dari kasih sayang untuk orang itu sendiri, kasih sayang bagi makhluk yang lain, dan kasih sayang bagi alam semesta.

Orang-orang kafir hanya akan mendapat rahmat Allah di dunia saja. Sedangkan di akhirat, ia akan mendapat laknat yang kekal. Karena itu, mendakwahkan Islam agar orang melepaskan kekafirannya, adalah bagian dari kasih sayang yang hakiki.


Baca Juga: Sayangilah yang di Bumi, Niscaya yang di Langit Akan Menyayangi Kalian


Allah Azza Wa Jalla mengingatkan nikmat diturunkannya kitab kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Padahal sebelumnya Rasul tidaklah mengangankan hal itu terjadi. Itu adalah rahmat dan anugerah dari Allah. Oleh karena itu, Allah mengingatkan Nabi-Nya agar tidak menjadi penolong dan pendukung bagi orang-orang kafir.

وَمَا كُنْتَ تَرْجُو أَنْ يُلْقَى إِلَيْكَ الْكِتَابُ إِلا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُونَنَّ ظَهِيرًا لِلْكَافِرِينَ

Sebelumnya engkau tidak pernah berharap mendapatkan kitab (dari Allah). Melainkan itu adalah kasih sayang dari Rabbmu. Maka janganlah sekali-kali engkau menjadi penolong bagi orang-orang kafir
(Q.S al-Qoshosh ayat 86)

Di ayat berikutnya, Allah memperingatkan Nabi-Nya agar jangan sampai orang-orang musyrik itu membuat Nabi terhalangi dari menyampaikan ayat-ayat Allah, dan jangan sampai Nabi menjadi orang musyrik.

وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ آَيَاتِ اللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنْزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Dan janganlah sekali-kali (mereka) menghalangi engkau dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah setelah diturunkan kepadamu. Berdakwahlah mengajak kepada Rabbmu, dan janganlah sekali-kali engkau termasuk orang musyrik
(Q.S al-Qoshosh ayat 87)

Tegas untuk menolak dan mengingkari kekafiran adalah perilaku Nabi dan para Sahabatnya. Allah pun memuji hal itu.

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ

Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama beliau bersikap keras (tegas) kepada orang-orang kafir…
(Q.S al-Fath ayat 29)

Ketegasan terhadap orang-orang kafir itu bukan berarti mendzhalimi mereka. Sikap terhadap mereka tetap harus dalam bimbingan syariat, sesuai arahan Allah dan Rasul-Nya.

 

Dikutip dari:
Buku “Islam Rahmatan Lil Alamin”, Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan