Jawaban Syaikh Sholih bin Abdil Aziz Aalusy Syaikh Tentang Hal yang Terjadi Antara Sahabat Nabi Ali dan Muawiyah

Pertanyaan:
Jika ada yang berkata bahwa Mu’awiyah memberontak terhadap ‘Ali radhiyallahu ‘anhu (semoga Allah meridhoinya)?
Jawaban Syaikh Sholih bin Abdil Aziz Aalusy Syaikh:
Tidak, Mu’awiyah memang sejak awal tidak pernah masuk dalam bai’at (sumpah setia) ‘Ali.
Pertanyaan:
Jika dikatakan bahwa bai’at itu telah ditetapkan untuk ‘Ali?
Jawaban Syaikh Sholih bin Abdil Aziz Aalusy Syaikh:
Bai’at itu telah ditetapkan untuk ‘Ali oleh penduduk Madinah. Adapun penduduk Syam berkata, “Kami tidak akan berbai’at kepadamu sampai engkau menyerahkan kepada kami para pembunuh Utsman.”
Ini karena para pembunuh Utsman telah menjadi bagian dari pasukan ‘Ali—yaitu kaum Khawarij yang membunuh Utsman—mereka memaksa ‘Ali untuk keluar dan ‘Ali pun keluar. ‘Ali radhiyallahu ‘anhu berijtihad (berusaha keras mencapai keputusan) dan bai’at pun terjadi untuknya dari Ahlul Halli wal ‘Aqdi (tokoh yang berwenang mengambil keputusan) di Madinah.
Maka, Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidak, kami tidak akan berbai’at sampai engkau menyerahkan kepada kami para pembunuh Utsman.” Mu’awiyah berpendapat bahwa ia adalah wali (pemegang hak) darah Utsman.
Allah berfirman (yang artinya): “Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh Kami telah memberikan kekuasaan kepada walinya” (QS. Al-Isra’: 33)
Mu’awiyah berkata, “Saya adalah walinya, saya adalah wali darah Utsman, saya adalah orang yang paling dekat dengannya. Serahkanlah para pembunuh itu kepadaku agar aku bisa membunuh mereka.”
Adapun ‘Ali radhiyallahu ‘anhu khawatir jika ia menyerahkan mereka, maka akan terjadi fitnah yang lebih besar. Maka, ‘Ali ingin bertemu dan berdiskusi dengan Mu’awiyah, lalu ia berjalan ke arahnya dengan tujuan untuk bertemu dan membahas masalah tersebut dengannya, dan seterusnya.
Ketika Mu’awiyah berkumpul (dengan sebagian pasukannya), kaum Khawarij tentu menyampaikan kepadanya bahwa ‘Ali bergerak dengan pasukannya, sehingga Mu’awiyah bergerak karena khawatir akan diserang secara mendadak.
Kemudian ketika mereka bertemu, ini di satu sisi dan itu di sisi lain, tujuan Mu’awiyah adalah kebaikan yaitu berdiskusi dengan ‘Ali, dan tujuan ‘Ali radhiyallahu ‘anhu adalah kebaikan yaitu berdiskusi dengan Mu’awiyah.
Akan tetapi, kaum Khawarij memicu perang antara kedua belah pihak, dan terjadilah Perang Shiffin. Merekalah yang memicunya dari bawah, bukan para Sahabat yang menghendaki. Perang itu terjadi di luar pilihan mereka.
Sumber: Ithaafus Saa-il bimaa fit Thohaawiyyah minal Masaa-il halaman 485
Naskah dalam Bahasa Arab
س2/إن قال قائل إنَّ معاوية خرج على علي رضي الله عنه؟
ج/لا، هو ما دخل في البيعة أصلا
س3/ فإن قيل إنَّ البيعة ثبتت لعلي؟
ج/ثبتت لعلي من أهل المدينة، وأهل الشام قالوا ما نبايعك حتى تُسَلِّمْ لنا قتلة عثمان؛ لأنَّ قتلة عثمان صاروا جيش علي، يعني الخوارج الذين قتلوا عثمان أجبروا علي أنه يخرج وخرج، علي رضي الله عنه اجتهد وصارت البيعة له وأهل الحل والعقد في المدينة.
فمعاوية رضي الله عنه قال: لا، ما نبايع حتى تُسَلِّمْ لنا قتلة عثمان، ويرى معاوية أنه هو ولي الدّم {وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا} [الإسراء:33] ، يقول أنا وليه، أنا ولي دم عثمان أنا أقرب الناس إليه، سَلِّمْ لي القتلة كي أقتلهم، فعلي رضي الله عنه خشي إن سلمهم تصير فتنة أعظم، فأراد أنه يجتمع هو وإياه وسار إليه على أساس يجتمع معه ويبحث معه إلى آخره، فاجتمع معاوية، نقلوا له طبعاً الخوارج أنَّ هذا علي سار بجيشه فسار يخشى أنه يباغته، ثم لما اجتمعوا هذا في جهة وهذا في جهة، وقَصْدْ معاوية خير أنه يبحث مع علي وقصد علي رضي الله عنه خير أنه يبحث مع معاوية، حَرَّكْ الخوارج الحرب بين الجهتين ووقعت وقعة صفِّين، هم الذين حركوها من تحت، لا الصحابة يريدون، وقعت بغير اختيارهم.
إتحاف السائل بما في الطحاوية من المسائل للشيخ صالح بن عبد العزيز آل الشيخ ص 485

Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.