Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Allah Ta’ala berfirman:

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

Berdoalah kepada Rabb kalian dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas
(Q.S al-A’raaf ayat 55)

Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:

Orang yang melampaui batas dalam berdoa, tidak akan dikabulkan, meskipun ia berdoa di waktu mustajab. Karena Allah Ta’ala tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Bagaimana bisa Dia mengabulkan (doa) mereka.

Sikap melampaui batas dalam doa adalah seseorang berdoa dalam hal yang tidak halal baginya. Seperti berdoa untuk sesuatu yang tidak memungkinkan secara syariat, atau tidak memungkinkan secara qodariy. Bisa pula dalam hal yang diharamkan secara syar’i. Ini semua adalah bentuk sikap melampaui batas dalam berdoa.

Kalau seandainya ia berdoa untuk keburukan seseorang yang tidak layak mendapat doa itu, apakah doanya akan dikabulkan? Tidak. Karena dia (yang berdoa) telah dzhalim. Allah tidaklah mengabulkan doa orang yang dzhalim. Demikian juga jika ia berdoa dengan sesuatu yang tidak memungkinkan secara syar’i, misalkan berkata dalam doanya: “Ya Allah, jadikanlah aku sebagai Nabi”. Maka ini tidak boleh.

Atau berdoa dalam hal yang tidak memungkinkan secara qodariy. Misalkan ia berdoa agar Allah menjadikan baginya kekuasaan langit dan bumi. Ini tidak boleh. Mengapa? Tidak mungkin secara qodariy, meskipun Allah Maha Mampu berbuat segala sesuatu, namun kita mengetahui bahwasanya yang memiliki seluruh kekuasaan langit dan bumi adalah Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi.

Intinya, sikap melampaui batas dalam berdoa akan membuat doa itu tidak dikabulkan meskipun dipanjatkan di waktu mustajab.

(Fathul Dzil Jalaali Wal Ikraam Bi Syarhi Bulughil Maram (2/361))


Baca Juga: Memuji Allah dan Bersholawat Untuk Nabi Sebelum Berdoa


Naskah Asli dalam Bahasa Arab:

فالمعتدي في الدعاء لا يجاب له حتى في وقت الإجابة؛ لأن الله تعالى لا يحب المعتدين فكيف يجيبهم، والاعتداء في الدعاء أن يدعو الإنسان بما لا يحل له إما أن يدعو بما لا يمكن شرعًا، أو بما لا يمكن قدرًا، أو بما هو محرم شرعًا، فهذا كله اعتداء في الدعاء، فلو دعا على شخص غير مستحق للدعاء عليه هل يستجاب له؟ لا؛ لأنه ظالم، والله لا يجيب دعوة الظالم، كذلك لو دعا با لا يمكن شرعًا مثل أن يقول: “اللهم اجعلني نبيا” فلا يجوز، أو دعا بما لا يمكن قدرًا، يعني مثلًا: بأن دعا أن يجعل الله له ملك السموات والأرض، فلا يصلح، لماذا؟ لا يمكن قدرًا وإن كان الله على كل شيء قديرًا لكن نعلم أن الذي له ملك السموات والأرض هو الله – سبحانه وتعالى -، فالمهم أن الاعتداء في الدعاء لا يقبل حتى في ساعة الإجابة.

 

Penerjemah:
Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan