Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Meminta Pertolongan kepada Allah dengan Sabar dan Shalat

Pertanyaan:

Seorang pendengar bertanya tentang tafsir firman Allah ta’ala,

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (Q.S. Al-Baqarah: 45).

Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah:

Sesuai dengan yang tampak, bahwasanya Rabb Yang Mahamulia lagi Mahatinggi memerintahkan kita untuk memohon pertolongan (kepada-Nya) dengan sabar dan shalat, dalam urusan dunia dan urusan agama. Dan dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam jika mengalami sesuatu yang membuat beliau bersedih, beliau segera mendirikan shalat. Karena shalat merupakan sebab terbesar dimudahkannya segala urusan dan diberikannya solusi atas segala permasalahan.

Jika seseorang mengalami hal yang menyulitkan dirinya, apakah utang, orang yang zalim (kepadanya), atau hal lain yang semisalnya, maka hendaknya ia shalat dan berdoa kepada Rabbnya. Serta beristighatsah (kepada-Nya) agar utangnya bisa dilunasi, agar terhindar dari kejahatan orang yang zalim, dan agar Allah menolongnya untuk mengingat dan mensyukuri (segala nikmat yang diberikan kepada dirinya).


baca juga: Faktor-Faktor Pendukung Terkabulkannya Doa


Hendaknya ia juga bersabar ketika mengalami kesulitan dalam mencari rezeki, dalam menaati Allah, serta dalam meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya, (yang mana perkara-perkara tersebut) bertentangan dengan hawa nafsunya. Dan bersamaan dengan itu pula, dia meminta pertolongan kepada Allah, serta menunaikan kewajiban-kewajiban dari Allah, seperti shalat berjamaah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturahmi, membayar utang, dan selainnya dari apa yang diperintahkan oleh Allah, dengan sabar dan tanpa perasaan jemu, malas, dan lemah (untuk melakukan itu semua).

Bahkan, hendaknya ia bersabar dalam menunaikan kewajiban-kewajiban, serta meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan. Dan dia meminta pertolongan kepada Allah dalam perkara tersebut, dengan menunaikan shalat, baik yang wajib maupun yang sunnah, sebagaimana Allah perintahkan (dalam ayat ini).

Dan meminta pertolongan dengan shalat, yaitu dengan mengerjakannya, (bertujuan) agar ia bisa melakukan ketaatan kepada Allah, serta menunaikan hak-hak (orang lain), karena shalat adalah sebaik-baik penolong.

Ia mendirikan shalat, mengingat Allah, berdoa, meminta pertolongan dalam sujudnya, dan di antara dua sujud. Dan di akhir shalatnya, dia mengangkat tangannya seraya berdoa kepada Rabbnya, ‘Ya Allah berikanlah aku kemudahan dalam perkara ini, Ya Allah berikanlah aku ini.’ Dan hal itu dilakukan setelah salam, atau kapan saja ia mengangkat tangannya.

Dia berdoa kepada Rabbnya, meminta perlindungan kepada-Nya, meminta kepada-Nya agar menolongnya dalam melunasi utang, menolongnya agar bisa selamat dari orang yang zalim, menolongnya agar bisa menunaikan haji, menolongnya untuk bisa berbakti kepada orang tua, dan seterusnya (dengan) merendahkan dirinya di hadapan Allah dan (merendahkan diri pula saat) meminta kepada-Nya.


baca juga: Saudaraku Jangan Cepat-cepat Sholatnya


Dan shalat akan menolongnya atas hal itu, karena shalat adalah ibadah yang agung. Jika ia shalat dan meminta kepada Rabbnya, merendahkan diri kepada-Nya untuk menolongnya dalam mengerjakan tugas-tugasnya, itu adalah suatu hal yang indah, baik, dan bermanfaat.

Sedangkan makna firman Allah (yang artinya), ‘Dan sesungguhnya (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.’ Yaitu shalat terasa berat bagi orang-orang yang malas dan lemah imannya.

Namun, orang-orang yang khusyuk (takut kepada Allah), yang beriman, dan yang jujur, akan dilapangkan dan dimudahkkan bagi mereka dalam mengerjakannya. Karena mereka mengetahui keutamaannya dan pahalanya yang besar, maka mereka pun bersegera dalam melaksanakannya, dengan penuh semangat, energi, serta minat yang besar. Karena mereka mengetahui nilai, serta mengetahui kedudukannya, maka mereka tidak merasa berat atasnya.

Akan tetapi, shalat akan terasa berat bagi para pemalas dan orang-orang yang lemah imannya, yang tidak mengetahui kedudukan dan keagungan shalat. Allahul musta’an (dan Allahlah tempat kita meminta pertolongan).

Sumber:
shorturl.at/jwRU3

Penerjemah:
Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan