Kenikmatan Kehidupan Akhirat Untuk Nabi dan Pengikutnya Jauh Lebih Baik Dibandingkan Kehidupan Dunia (Tafsir Ayat ke-4 Surah adh-Dhuha)
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَى
Sungguh, akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan (dunia) (Q.S adh-Dhuha ayat 4)
Nukilan dan Intisari Ucapan Ulama
Sungguh kehidupan akhirat dan yang Allah persiapkan untukmu di dalamnya lebih baik bagimu dibandingkan dunia dan segala yang ada di dalamnya. Maka janganlah engkau bersedih ketika terluputkan dari sesuatu di dunia. Karena yang di sisi Allah untukmu lebih baik bagimu darinya (dari yang engkau dapatkan di dunia)(Tafsir atThobariy 24/487).
Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan: dan kehidupan akhirat lebih baik bagimu dibandingkan di kampung ini (dunia). Sehingga Rasulullah shollallahu alaihi wasallam adalah manusia yang paling zuhud di dunia. Beliau paling meninggalkan (kemewahan) duniawi. Sebagaimana hal itu telah dimaklumi secara jelas dari perjalanan hidup beliau. Ketika beliau diberi pilihan di akhir usia beliau antara tetap kekal di dunia hingga akhirnya, yang nanti berujung ke surga atau segera kembali menuju Allah Azza Wa Jalla, ternyata beliau memilih yang ada di sisi Allah dibandingkan dunia yang rendah ini (Tafsir alQuranil Adzhim 8/412).
Allah tidak menyatakan bahwa kehidupan akhirat secara mutlak lebih baik dibandingkan kehidupan dunia untuk setiap orang. Karena yang akan mendapatkan kehidupan lebih baik di akhirat dibandingkan di dunia hanyalah Nabi dan orang yang beriman kepada beliau. (Disarikan Tafsir Ibn Rajab al-Hanbaliy 2/592).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy rahimahullah menyatakan: Segala keadaanmu (wahai Muhammad) di bagian akhir lebih utama dibandingkan keadaanmu sebelumnya. Nabi shollallahu alaihi wasallam terus menerus naik menuju tingkatan tinggi dan Allah kokohkan agama beliau, menolong beliau dalam menghadapi musuh, menjadikan lurus keadaannya, hingga beliau meninggal sampai pada keadaan yang tidak bisa dicapai oleh manusia manapun dari sejak dahulu hingga belakangan nanti. Begitu besarnya keutamaan, kenikmatan, penyejuk mata, dan tentramnya hati beliau. Kemudian setelah itu, janganlah anda tanyakan keadaan beliau di akhirat. Bagaimana banyak dan berlimpahnya pemuliaan maupun kenikmatan yang beliau akan dapatkan (Tafsir as-Sa’diy halaman 928).
Baca Juga: Tafsir Adh-Dhuha Ayat 1-3
Hadits yang Berkaitan dengan Ayat ini
Umar bin al-Khoththob radhiyallahu anhu mengisahkan:
وَإِنَّهُ لَعَلَى حَصِيرٍ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ شَيْءٌ، وَتَحْتَ رَأْسِهِ وِسَادَةٌ مِنْ أَدَمٍ حَشْوُهَا لِيفٌ، وَإِنَّ عِنْدَ رِجْلَيْهِ قَرَظًا مَصْبُوبًا، وَعِنْدَ رَأْسِهِ أَهَبٌ مُعَلَّقَةٌ، فَرَأَيْتُ أَثَرَ الْحَصِيرِ فِي جَنْبِهِ فَبَكَيْتُ، فَقَالَ: مَا يُبْكِيكَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ كِسْرَى وَقَيْصَرَ فِيمَا هُمَا فِيهِ، وَأَنْتَ رَسُولُ اللهِ، فَقَالَ: أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَهُمُ الدُّنْيَا وَلَنَا الْآخِرَةُ»
Dan sesungguhnya beliau (Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam) berada di atas tikar, tidak ada lapisan lain yang memisahkan antara beliau dengan tikar tersebut. Di bawah kepala beliau terdapat bantal dari kulit yang isinya dari sabut. Di dekat kedua kaki beliau terdapat daun-daun penyamak yang terkumpul. Di dekat kepala beliau terdapat kulit-kulit yang belum disamak yang tergantung. Aku melihat bekas guratan tikar pada sisi tubuh beliau, sehingga aku menangis. Nabi bertanya: Apa yang membuatmu menangis? Aku (Umar) berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya Kisra dan Qoyshar memiliki kemewahan yang ada pada mereka. Sedangkan anda adalah utusan Allah, (seperti ini keadaannya, begitu sederhana). Nabi bersabda: Tidakkah engkau ridha jika dunia untuk mereka, sedangkan akhirat untuk kita (H.R al-Bukhari)(Hadits ini diisyaratkan dalam Tafsir as-Sam’aaniy)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: نَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حَصِيرٍ فَقَامَ وَقَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوِ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً، فَقَالَ: «مَا لِي وَلِلدُّنْيَا، مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا»
Dari Abdullah (bin Mas’ud) ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam tidur di atas tikar, kemudian beliau bangkit. Guratan tikar itu membekas pada sisi tubuh beliau. Kami pun berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami buatkan untuk anda lapisan alas (di atas tikar itu, pen). Nabi bersabda: Apalah aku dengan dunia. Tidaklah aku di dunia melainkan bagaikan seorang pengendara yang bernaung sejenak di bawah pohon kemudian pergi meninggalkannya (H.R atTirmidzi, disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)
Sebagian Pelajaran yang Bisa Dipetik
1. Kehidupan akhirat bagi Nabi dan pengikut Nabi adalah lebih baik dibandingkan kehidupan dunia mereka.
2. Pengingat untuk tidak silau dengan gemerlap kehidupan dunia, karena kenikmatan akhirat lebih baik dan lebih layak diperjuangkan. Dengan tidak melupakan bagian dari dunia untuk menunjang kebahagiaan akhirat.
3. Fase-fase kehidupan Nabi di akhir lebih baik dan lebih utama dibandingkan di fase-fase awal kehidupan beliau.
Penulis: Abu Utsman Kharisman