Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Jangan Terperdaya Dengan Berlimpahnya Kasih Sayang dan Kemurahan Allah Ta’ala

Allah Azza Wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيم

Wahai manusia, apakah yang membuatmu terperdaya dengan Rabbmu yang Maha Pemurah?!
(Q.S al-Infithar ayat 6)

Artinya, kemurahan dan kasih sayang Allah jangan sampai membuat kita bermudah-mudahan melakukan perbuatan dosa. Jangan sampai kita beralasan: Saya akan melakukan dosa, toh nanti Allah akan mengampuninya. Jangan demikian.

Sesungguhnya dosa akan menimbulkan kerugian di dunia dan di akhirat. Di antara dampak dosa adalah menyebabkan terjadinya musibah pada diri seseorang.

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan (musibah) apa saja yang menimpa kalian, itu disebabkan perbuatan kalian, dan Dia (Allah) banyak memaafkan (kesalahan-kesalahan) lainnya
(Q.S asy-Syuura ayat 30)

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا اخْتَلَجَ عِرْقٌ وَلَا عَيْنٌ إِلَّا بِذَنْبٍ، وَمَا يَدْفَعُ اللهُ عَنْهُ أَكْثَر

Tidaklah suatu urat atau mata bergetar (sakit) kecuali karena dosa. Sedangkan (penyakit/musibah) yang dicegah oleh Allah adalah lebih banyak
(H.R ad-Dhiyaa’ al-Maqdisi dari al-Bara’ bin ‘Azib)


Baca Juga: Satu Bagian Kasih Sayang di Dunia


Ibnu Abi Mulaikah menyatakan: Asma’ putri Abu Bakr as-Shiddiq radhiyallahu anhu pernah mengalami sakit kepala. Beliau berkata:

بِذَنْبِي وَمَا يَغْفِرُ اللهُ أَكْثَر

“(Sakit kepala ini adalah) karena dosaku. Namun yang Allah ampuni jauh lebih banyak“
(riwayat Ibnu Sa’ad, dinyatakan sanadnya hasan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam al-Ishobah fii Tamyiizis Shohaabah)

Dosa menyebabkan seseorang terhalang dari rezekinya.

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ

Sesungguhnya seseorang terhalangi dari rezekinya disebabkan dosa yang diperbuatnya
(H.R Ahmad, Ibnu Majah, alHaakim).


Baca Juga: Kasih Sayang dan Cinta Allah Bagi Orang yang Bertobat


Dosa menyebabkan rusaknya persaudaraan karena Allah.

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فَفُرِّقَ بَيْنَهُمَا إِلَّا بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا

Demi (Allah) yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, tidaklah dua orang yang saling mencintai dipisahkan, kecuali karena dosa yang diperbuat oleh salah satu dari keduanya
(H.R Ahmad dari Ibnu Umar)

Pada riwayat al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad dinyatakan (yang artinya): tidaklah dua orang yang saling mencinta karena Allah…

Dosa menyebabkan urusan menjadi sulit. Hal itu berkebalikan dengan jika seseorang bertakwa kepada Allah, Allah akan memberikan kemudahan kepada seseorang. (Disarikan dari penjelasan al-Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab al-Jawaabul Kaafi).

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan menjadikan urusannya menjadi mudah
(Q.S atTholaaq ayat 4)

Dosa menyebabkan hati manusia menimbulkan bintik-bintik noda. Hal itu membuat sulitnya khusyu’ dan nikmat dalam ibadah. Semakin bertambah bintik-bintik noda itu, akan bertambah sulit seseorang menerima nasihat-nasihat alQuran dan hadits-hadits Nabi shollallahu alaihi wasallam.

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَه

Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan satu kesalahan (dosa), akan tercetak 1 titik hitam di hatinya. Jika ia menarik (diri), memohon ampunan, dan bertobat, hatinya akan dibersihkan. Jika ia mengulangi, akan ditambah (bintik hitam itu) padanya. Hingga bintik hitam itu menguasai hatinya
(H.R atTirmidzi dari Abu Hurairah)

Begitu banyak kerugian-kerugian akibat dosa yang akan dialami seseorang di dunia sebelum yang akan diterimanya di akhirat. Karena itu, semestinya seseorang tidak bermudah-mudahan berbuat dosa.


Baca Juga: Awal Dosa-Dosa Makhluk Terhadap Allah


Jangan terperdaya dengan kemurahan Allah Azza Wa Jalla. Dialah Allah Yang Maha Penyayang dan Pemurah, namun siksaan-Nya sangatlah pedih.

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (49) وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ (50)

Beritakanlah kepada para hamba-Ku bahwasanya Aku adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan sesungguhnya siksaan-Ku adalah siksaan yang sangat pedih
(Q.S al-Hijr ayat 49-50)

Dikutip dari:
Buku “Islam Rahmatan Lil Alamin” (Menebarkan Kasih Sayang dalam Bimbingan al-Quran dan Sunnah), Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan