Diwajibkan Atas Kalian Berpuasa Sebagaimana Diwajibkan Atas Umat Sebelum Kalian
Allah Ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa (Q.S alBaqoroh ayat 183)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan:
Allah Ta’ala berfirman kepada orang-orang beriman pada umat ini. Dia memerintahkan mereka untuk berpuasa, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri, dengan niat ikhlas karena Allah Azza Wa Jalla. Karena di dalam puasa terdapat pembersihan dan pensucian jiwa dari campuran yang buruk dan akhlak yang tercela. Allah juga menyebutkan bahwa sebagaimana Dia mewajibkan atas mereka, Dia telah mewajibkan atas umat sebelum mereka. Maka mereka memiliki teladan. Agar mereka bersemangat dalam menunaikan kewajiban ini lebih sempurna dibandingkan yang sudah dilakukan umat terdahulu (Tafsir alQuranil Adzhim 1/497)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy rahimahullah menyatakan:
Allah Ta’ala memberitahukan anugerah yang dia berikan kepada para hamba-Nya. Dia mewajibkan atas mereka berpuasa, sebagaimana Dia wajibkan atas umat-umat sebelumnya. Karena puasa itu adalah termasuk syariat dan perintah yang mengandung maslahat bagi makhluk di setiap zaman. Di dalam ayat ini juga terdapat lecutan motivasi bagi umat ini. Selayaknya kalian berlomba-lomba dengan umat lain dalam menyempurnakan amalan. Bersegera melaksanakan perilaku yang baik, dan hal itu bukanlah perkara berat yang hanya khusus dibebankan kepada kalian (Taisir Kariimir Rahmaan fi Tafsiiri Kalaamil Mannaan 1/86)
Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya, serta mengamalkan syariat-syariatNya, Allah telah mewajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas umat-umat sebelum kalian agar kalian bertakwa terhadap Rabb kalian. Sehingga kalian menjadikan antara diri kalian dengan kemaksiatan sebuah tameng berupa ketaatan dan peribadatan kepada-Nya semata (Tafsir al-Muyassar 1/28)
Ditulis oleh: Abu Utsman Kharisman)