Bantahan Ilmiah Terhadap UAS Terkait Dengan Takwil Ayat AlQuran dan Penisbatannya Kepada Al-Imam Al-Bukhari dan Malik (Bagian ke-3)
Bagian ke-3: Penafsiran tentang Ayat alQuran Surah al-Qoshosh Ayat 88 yang Dinisbatkan kepada al-Imam al-Bukhari
Kutipan Pernyataan UAS
Ustadz Abdul Shomad menyatakan:
Apakah ulama salaf mentakwil?
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ
Semuanya binasa kecuali wajah Tuhan
Ditakwil oleh Imam AlBukhari. Buka Shahih Bukhari. Kata Imam Bukhari arti illa wajhah illa mulkah. Semuanya hancur kecuali kekuasaan Allah. Wajah ditakwil menjadi kekuasaan.
== selesai kutipan pernyataan UAS ==
Tanggapan Ilmiah terhadap Pernyataan UAS tersebut
Al-Imam al-Bukhari memahami ‘Asma’ WasSifat Allah (Nama dan Sifat Allah) sesuai dengan pemahaman Salafus Sholih. Beliau tidaklah mentakwil dengan takwil yang batil. Kalau disebut mentakwil di ayat itu, maksudnya adalah beliau menukil penafsirannya. Bukan mentakwil Sifat Allah dengan tujuan menolaknya atau memalingkan dari makna dzhahir kepada yang menyelisihi dzhahir. Mari kita simak penjelasan al-Imam al-Bukhari dalam Shahihnya:
{ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ} إِلَّا مُلْكَهُ وَيُقَالُ إِلَّا مَا أُرِيدَ بِهِ وَجْهُ اللَّهِ
“{Segala sesuatu binasa kecuali WajahNya} yaitu KekuasaanNya, dan dinyatakan juga : ‘kecuali segala yang diinginkan dengannya Wajah Allah“ (Shahih al-Bukhari juz 14 halaman 437).
Ini adalah pernyataan beliau yang bisa didapati pada sebagian naskah Shahih al-Bukhari. Pernyataan Imam al-Bukhari ini bisa dijelaskan dalam beberapa hal penting:
Pertama, Imam al-Bukhari menukilkan beberapa tafsiran yang masyhur terhadap ayat tersebut. Dalam hal ini beliau menyebutkan makna: “Segala sesuatu binasa kecuali WajahNya, dalam 2 penafsiran:
Penafsiran pertama: kecuali ‘Kekuasaan’ / ‘milik’Nya.
Penafsiran kedua: kecuali segala yang diinginkan dengannya Wajah Allah. Artinya, segala sesuatu yang dilakukan ikhlas karena Allah.
Imam al-Bukhari menukilkan 2 penafsiran ini, namun sebenarnya beliau lebih cenderung memilih pendapat yang kedua. Maknanya, segala sesuatu akan binasa/lenyap kecuali amalan yang dilakukan ikhlas hanya untuk Allah.
Bagaimana kita bisa tahu bahwa Imam al-Bukhari lebih cenderung pada pendapat yang kedua, bukan yang pertama?
Mudah sekali. Hal itu dijelaskan oleh alHafidz Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Beliau menyatakan:
وقال مجاهد والثوري في قوله: { كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلا وَجْهَهُ } أي: إلا ما أريد به وجهه، وحكاه البخاري في صحيحه كالمقرر له
“Mujahid dan ats-Tsaury berkata tentang firman Allah : ‘Segala sesuatu akan binasa, kecuali WajahNya’, yaitu: kecuali segala sesuatu yang diharapkan dengannya WajahNya. AlBukhari menghikayatkan dalam Shahihnya sebagai pendapatnya” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir dalam menafsirkan Quran Surat al-Qoshosh ayat 88 juz 6 halaman 135 cetakan alMaktabah atTaufiqiyyah ta’liq dari Haani al-Haj).
Kedua, penukilan penafsiran ‘Wajah’ Allah dengan ‘Kekuasaan’ / ‘milik’ Allah ini perlu ditinjau ulang.
AlHafidz Ibnu Hajar al-‘Asqolaany menjelaskan dalam Fathul Baari:
قَوْله : ( إِلَّا وَجْهه : إِلَّا مُلْكه ) فِي رِوَايَة النَّسَفِيِّ وَقَالَ مَعْمَر : فَذَكَرَهُ . وَمَعْمَر هَذَا هُوَ أَبُو عُبَيْدَة بْن الْمُثَنَّى ، وَهَذَا كَلَامه فِي كِتَابه “مَجَاز الْقُرْآن” لَكِنْ بِلَفْظِ “إِلَّا هُوَ” وَكَذَا نَقَلَهُ الطَّبَرِيُّ عَنْ بَعْض أَهْل الْعَرَبِيَّة ، وَكَذَا ذَكَرَهُ الْفَرَّاء
Ucapan al-Bukhari {kecuali WajahNya : kecuali Kekuasaan/milikNya} ada pada riwayat anNasafiy dengan menyatakan : ‘Ma’mar berkata….’kemudian disebutkan ucapan tersebut. Ma’mar ini adalah Abu Ubaidah bin alMutsanna. Ucapan tersebut terdapat dalam kitabnya “Majaazul Qur’aan”, akan tetapi dengan lafadz ‘kecuali Dia’. Demikian juga dinukil oleh atThobary dari sebagian ahli bahasa Arab, dan disebutkan juga oleh al-Farra’ (Lihat Fathul Baari syarh Shahih alBukhari juz 13 halaman 292).
Dari penjelasan alHafidz di atas bisa disimpulkan bahwa Imam alBukhari menukilkan tafsiran ‘Wajah’ Allah dengan ‘Kekuasaan’/’Milik’ Allah berdasarkan riwayat anNasafiy dari perkataan Ma’mar. Namun, perkataan Ma’mar dalam kitabnya Majaazul Qur’an bukanlah menafsirkan kalimat ‘kecuali Wajah Allah’ dengan ‘kecuali Kekuasaan Allah’, tapi dengan ‘kecuali Dia’. Dari sini nampak jelas bahwa penukilan tafsir ‘Wajah Allah’ dengan ‘Kekuasaan’/’Milik’ Allah sebagai ucapan Ma’mar adalah penukilan yang tidak benar.
Ketiga, Imam alBukhari menetapkan ‘Wajah’ Allah.
al-Imam al-Bukhari menetapkan Sifat Wajah bagi Allah, dengan menyebutkan hadits Nabi shollallahu alaihi wasallam yang di dalamnya terdapat pernyataan Nabi dalam doanya: “Aku berlindung dengan Wajah-Mu (Ya Allah)”.
Berikut pernyataan al-Imam al-Bukhari dalam Shahihnya pada Kitabut Tauhid Bab yang ke-16. Judul Babnya adalah:
بَاب: قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلا وَجْهَهُ}
Bab firman Allah Ta’ala (yang artinya) Segala sesuatu binasa kecuali Wajah-Nya
Al-Imam al-Bukhari pada bab itu menyebutkan hadits lengkap dengan sanadnya:
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ عَمْرٍو، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ: {قُلْ هُوَ القَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ} [الأنعام: 65] ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَعُوذُ بِوَجْهِكَ» ، فَقَالَ: {أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ} [الأنعام: 65] ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَعُوذُ بِوَجْهِكَ» ، قَالَ: {أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا} [الأنعام: 65] ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَذَا أَيْسَرُ
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Said (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Amr dari Jabir bin Abdillah: ketika turun ayat ini (yang artinya): Katakanlah, Dia (Allah) Maha mampu untuk menimpakan siksaan dari atas kalian (Q.S al-An’am ayat 65). Nabi shollallahu alaihi wasallam menyatakan: Aku berlindung dengan Wajah-Mu. Kemudian Allah menyatakan (yang artinya): atau dari bawah kaki kalian (Q.S al-An’am ayat 65). Nabi shollallahu alaihi wasallam menyatakan: Aku berlindung dengan Wajah-Mu. Allah menyatakan (yang artinya): atau memecah kalian menjadi golongan-golongan (Q.S al-An’am ayat 65). Nabi shollallahu alaihi wasallam menyatakan: ini lebih ringan (H.R al-Bukhari)
Keempat: Ulama Ahlul Hadits menetapkan Sifat Wajah bagi Allah sesuai dengan kemuliaan dan keagungan Allah, tidak disamakan dengan makhluk-Nya.
Al-Imam Ibnu Khuzaimah, yaitu Abu Bakr bin Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah yang wafat tahun 311 Hijriyah, penyusun kitab hadits Shahih Ibn Khuzaimah, menyatakan :
فَتَفَهَّمُوا يَاذَوِي الْحِجَا هَذَا الْبَيَانَ، الَّذِي هُوَ مَفْهُومٌ فِي خِطَابِ الْعَرَبِ، وَلَا تَغَالَطُوا فَتَتْرُكُوا سَوَاءَ السَّبِيلِ، وَفِي هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ دَلَالَةٌ أَنَّ وَجْهَ اللَّهِ صِفَةٌ مِنْ صِفَاتِ اللَّهِ، صِفَاتُ الذَّاتِ، لَا أَنَّ وَجْهَ اللَّهِ هُوَ: اللَّهُ، وَلَا أَنَّ وَجْهَهُ غَيْرُهُ، كَمَا زَعَمَتِ الْمُعَطِّلَةُ الْجَهْمِيَّةُ
Maka pahamilah penjelasan ini wahai orang yang berakal sehat, yang itu adalah hal yang dipahami dari ungkapan bahasa Arab. Janganlah kalian salah hingga meninggalkan jalan yang lurus. Di dalam 2 ayat (ayat ke-27 dan 78 surah arRahman,pen) ini terdapat petunjuk bahwa Wajah Allah adalah salah satu dari Sifat Allah yang merupakan Sifat Dzat. Bukan dinyatakan bahwa Wajah Allah adalah Allah. Atau Wajah-Nya adalah selainnya. Sebagaimana yang disangkakan oleh para penolak Sifat yaitu al-Jahmiyyah (Kitabut Tauhid Wa Itsbaatu Shifaatir Rabb Azza Wa Jalla Libni Khuzaimah 1/51)
Al-Imam Ibnu Khuzaimah juga meriwayatkan hadits sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari tentang doa Nabi kepada Allah yang menyatakan: Aku berlindung dengan Wajah-Mu, dalam penetapan Sifat Wajah bagi Allah.
Al-Imam Abul Qosim Hibatullah bin al-Hasan al-Laalikaa-iy rahimahullah yang wafat tahun 418 Hijriyah menyatakan:
سِيَاقُ مَا دَلَّ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَنَّ مِنْ صِفَاتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: الْوَجْهُ وَالْعَيْنَيْنِ وَالْيَدَيْن
Penyebutan dalil-dalil dari Kitab Allah Azza Wa Jalla dan sunnah Rasul-Nya shollallahu alaihi wasallam bahwasanya termasuk Sifat Allah Azza Wa Jalla adalah Wajah, Dua Mata, dan Dua Tangan… (Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah Wal Jamaah karya al-Laalikaaiy)
Kemudian al-Laalikaa-iy menyebutkan sebagian dalil, di antaranya adalah firman Allah surah al-Qoshosh ayat 88 yang menjadi pembahasan kita ini untuk menetapkan Sifat Wajah bagi Allah.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan taufiq, pertolongan, dan ampunan kepada segenap kaum muslimin.
Penulis: Abu Utsman Kharisman