Resensi Kitab: A’laamus Sunnah al-Mansyuurah
Karya Syaikh Hafidz bin Ahmad al-Hakami rahimahullah
Sudah menjadi sunnatullah di setiap zaman akan ada saja orang yang menyimpang dari jalan yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasalam dan para pengikutnya. Akan tetapi dengan hikmah yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada hambanya tetap akan Allah bangkitkan sekelompok orang yang senantiasa berjuang membela sunnahnya.
Disebutkan dalam sebuah hadits,
يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُولُهُ يَنْفُونَ عَنْهُ تَحْرِيفَ الْغَالِينَ، وَانْتِحَالَ الْمُبْطِلِينَ، وَتَأْوِيلَ الْجَاهِلِينَ
“Ilmu ini akan dibawa pada setiap generasi oleh orang-orang yang adil (dari kalangan para ulama). Yang mana mereka selalu berjuang membersihkan agama ini dari: Tahriful Ghalin (penyimpangan ilmu agama oleh orang-orang yang menyimpang), Intihalul Mubtilin (kedustaan pengakuan sepihak), dan Ta’wilul Jahilin (penafsiran agama yang salah oleh orang-orang yang bodoh).” (HR Al Baihaqi dan dishahihkan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dalam tahqiq beliau terhadap Al Misykah no. 249)
Oleh karena itu kita saksikan di setiap zaman para ulama bangkit menjelaskan sunnah dan aqidah yang benar. Demikian juga mereka bantah segala bentuk aqidah yang menyimpang dalam agama islam ini. Mereka bantah penyimpangan yang ada dengan lisan dan juga tulisan.
Beribu-ribu kitab buah karya para ulama telah tersajikan. Menjelaskan dan membantah penyimpangan-penyimpangan ahlul ahwa’ wad dhalal (pengikut hawa nafsu dan kesesatan). Terlebih penyimpangan dalam masalah aqidah dan tauhid yang merupakan poros agama ini.
Salah satu kitab yang termasuk bagian penjelasan dan pembelaan terhadap sunah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah kitab:
أَعْلَامُ السُنَّةِ الْمَنْشُوْرَةِ لِاعْتِقَادِ الطَّائِفَةِ النَاجِيَةِ المَنْصُوْرَةِ
A’lamus Sunnah al-Mansyurah li’itiqad ath-Thoifah an-Najiyah al-Manshurah
Karya asy-Syaikh Al-‘Allamah Hafidz bin Ahmad Al-Hakami.
Artikel bermanfaat lainnya: Resensi Kitab: Ushulus Sunnah Karya al-Humaidy
Sekilas Tentang Penulis
Beliau bernama Hafidz bin Ahmad bin Ali al-Hakami. Syaikh Hafidz merupakan salah satu ulama Ahlussunnah terkemuka dari negeri Saudi Arabia. Sosok masyhur yang hidup di abad ke-14 hijriyyah, berasal dari wilayah Selatan negeri Saudi yang sekarang dikenal dengan daerah Tihamah.
Beliau lahir pada tanggal 24 Ramadhan 1342 H atau bertepatan dengan tanggal 28 April 1924 M. Tempat kelahirannya di sebuah desa yang bernama as-Salam masuk dalam kota Madhaya provinsi Jazan Saudi Arabia bagian selatan.
Beliau merupakan salah satu murid Syaikh Abdullah al-Qor’awi (seorang tokoh pembaharu dakwah di negeri Saudi bagian selatan).
Beberapa tahun kemudian, setelah Syaikh Hafidz berkhidmat kepada syaikh al-Qor’awi, beliau diberi amanah untuk menjadi mudir (kepala sekolah) di Madrasah Shamithah as-Salafiyyah yang didirikan oleh Syaikh al-Qor’awi. Tidak hanya itu, beliau juga diamanahi untuk mengatur dan mengawasai madrasah-madrasah di sekitarnya. Termasuk sekolah tinggi setingkat universitas di kota Shamitah ketika itu (yang sekarang lebih di kenal dengan Universitas Imam Muhammad bin Su’ud).
Beliau mulai menulis sejak usianya yang masih belia. Saat masih berumur 19 tahun Syaikh al-Qor’awi meminta agar beliau menulis sebuah mandzumah (bait syair) yang bertemakan tauhid. Akhirnya beliaupun menulis mandzumah yang bejudul Sullamul Wushul ila ‘Ilmil Ushul fi Tauhidillah wat Tiba’ir Rasul. Karya tulis yang cukup ringkas akan tetapi mengandung banyak faidah ilmiah.
Sampai-sampai Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafidzahullah berkata tentang beliau: “Kalau seandainya beliau masih hidup bisa jadi akan menjadi pewaris besar Syaikhul Islam dan Ibnul Qoyyim.”
Artikel bermanfaat lainnya: Bolehkah Saling Membiarkan Perbedaan Prinsip dalam Agama?
Tentang Kitab
Pertama: Kandungan Kitab
Kitab ini merupakan kitab yang ringkas. Terkandung di dalamnya penjelasan tentang pokok-pokok agama islam dalam masalah tauhid dan aqidah.
Diantaranya adalah pembahasan tentang:
- Rukun-rukun iman yang enam beserta rinciannya
- Tingkatan dalam agama yaitu al-Islam, al-Iman, dan al-Ihsan
- Masalah Tauhid Uluhiyah, Rububiyah, dan al-Asma’ wash Shifat
- Keimanan dan lawannya (yakni kekufuran) dan hal-hal yang bisa menguranginya
- Sunnah dan lawannya yakni kebid’ahan
- Sikap Ahlus Sunnah terhadap pelaku dosa besar
- Sikap Ahlus Sunnah terhadap penguasa
- Sikap ahlus sunnah terhadap para Sahabat Nabi dan khulafaur rasyidin radhiyallahu anhum
- Amar ma’ruf nahi munkar
dan pembahasan prinsip yang lainnya.
Penulis mengawali kitab ini dengan pembahasan:
مَا أَوَّلُ مَا يَجِبُ عَلَى الْعِبَادِ ؟
Apa kewajiban pertama bagi seluruh hamba?
Yakni beliau ingin menjelaskan tentang kewajiban pertama bagi seorang hamba adalah bertauhid. Sebagaimana para Rasul menjelaskan pertama kali kepada umatnya adalah tentang masalah tauhid.
Kemudian beliau tutup kitab ini dengan pembahasan:
مَنْ هِيَ الطَائِفَةُ الَّتِي عَنَاهَا النَّبِيُ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَوْلِهِ
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَتِي عَلَى الحَقِّ ظَاهِرَةٌ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَىSiapakah golongan yang Nabi shallallahu alaihi wasallam maksud dalam haditsnya:
“Akan senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang berada diatas kebenaran, tidak ada yang bisa memadhoroti mereka orang yang menyeslisihi mereka sampai datang urusan Allah tabaraka wata’ala (hari kiamat)”. (HR. Al Bukhari dan Muslim, pent)
Di akhir pembahasan, penulis berusaha menjelaskan golongan yang benar dan yang selamat aqidahnya yaitu golongan yang Rasulullah shallalahu alaihi wasallam sebutkan dalam sabdanya:
هُمْ مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَومَ وَأَصْحَابِي
“Mereka adalah yang berjalan di atas semisal apa yang aku dan para sahabatku pada hari ini (ketika Rasulullah masih hidup).”
Artikel bermanfaat lainnya: Sekilas Sejarah Perjuangan Ulama Mengembalikan Ajaran Islam pada Ajaran Nabi dan Para Sahabatnya (Bag. ke-1)
Kedua: Keistimewaan Kitab ini
Diantara keunikan kitab ini, penulis menggunakan metode tanya jawab dalam memaparkan setiap permasalahan. Berbeda dengan kitab-kitab lainnya yang dipaparkan dalam bentuk bab perbab.
Diantara tujuannya adalah agar pembaca mempunyai perhatian yang lebih terhadap permasalahan yang akan dipaparkan dan agar mudah memahaminya. Kitab tersebut berisi sekitar 200 soal-jawab.
Yang lebih istimewa, dalam kitab ini penulis senantiasa membawakan dalil dari al-Qur’an mapun hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam. Beliau tegaskan dalam muqoddimahnya:
ذَكَرْتُ فِيْهِ كُلَّ مَسْأَلَةٍ مَصْحُوْبَةٍ بِدَلِيْلِهَا ، لِيَتَّضِحَ أَمْرُهَا وَتَتَجَلَّى حَقِيْقَتُهَا وَيُبَيِّنَ سَبِيْلُهَا
“Aku sertakan pada setiap pembahasan dalil-dalilnya (dari Al Qur’an dan Hadits), yang demikian itu agar jelas permasalahannya, gamblang penggambarannya, dan terang jalan (untuk meyakininya)”.
Akan tetapi terkadang beliau juga menukilkan sebagian ucapan ahlul batil yang tujuannya tidak lain adalah untuk membantahnya dan menyingkap penyimpangan yang dilakukan oleh mereka. Bukan untuk mengikuti ucapan ahlul batil tersebut.
Oleh karena itu untuk bisa memahami kitab ini tetap diperlukan kitab-kitab syarh (penjelasan) ulama yang lainnya. Walaupun belum banyak yang menulis syarh kitab ini akan tetapi shoutiyah (rekaman kajian) masyaayikh sudah banyak dijumpai.
Semoga kita bisa mempelajari dan mengamalkan isi kitab tersebut.
Penulis:
Abu Abdil Karim Ubaidullah