Perpisahan yang Indah Lebih Baik daripada Pergaulan yang Menyakitkan
Al Imam Ibnu Abdil Barr Al Qurthubi Al Maliki rahimahullah (Abu Umar Yusuf bin Abdillah bin Muhammad bin Abdil Barr, w. 463 H) menyatakan:
Sebagian ulama menjadikan hadits Ka’b bin Malik (tentang taubatnya beliau) sebagai dasar disyariatkannya memboikot para pengusung kebid’ahan. Demikian pula setiap orang yang mengada-adakan ajaran baru yang tidak diridai dalam agama ini.
Menurutku, orang yang kita merasa khawatir saat duduk atau berbicara bersamanya akan menimbulkan kemudaratan dalam agama dan dunia kita, atau semakin menambah permusuhan dan kebencian, maka tindakan memboikot dan menjauh darinya tentu lebih baik ketimbang dekat-dekat dengannya.
Karena orang semacam itu akan selalu mengingat kesalahanmu dan (mencari-cari celah untuk) mendebat saat engkau dalam posisi benar. Dan engkau tidak akan selamat dari keburukan akibat bergaul dengannya.
Sungguh, seringkali berpisah dengan indah lebih baik ketimbang tetap bersama namun menyakitkan.
Sumber: Al Istidzkar Al Jami’ Li Madzahib Fuqohaa’ Al Amshar wa ‘Ulama Al Aqthar (26/149)
Naskah ucapan beliau:
وقد جعل بعض أهل العلم حديث كعب هذا أصلًا في هجران أهل البدع، ومن أحدث في الدين ما لم يرضَ
والذي عندي أن من خشي من مجالسته ومكالمته الضرر في الدِّين، أو في الدنيا، والزيادة في العداوة والبغضاء؛ فهجرانه والبُعْد عنه خير من قربه؛ لأنه يحفظ عليك زلاتك، ويماريك في صوابك، ولا تسلم من سوء عاقبة خلطته ورب صرم جميل خير من مخالطة مؤذية
Penerjemah: Abu Dzayyal Muhammad Wafi