Bagaimana Bersikap Terhadap Saudara Kandung yang Meninggalkan Shalat?
Pertanyaan:
Saya memiliki 2 saudara kandung yang tidak shalat. Apakah boleh bagi saya untuk berbicara dengannya atau tidak?
Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin
Anda wajib berbicara kepada kedua saudara kandung anda itu dengan menyampaikan nasihat dan dakwah mengajak kepada Allah, memperingatkan dari kemurkaan-Nya. Anda harus jelaskan bahwasanya shalat adalah tiang agama dan tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.
(Anda sampaikan pula) bahwa orang yang meninggal dunia dalam keadaan tidak shalat, ia kafir dan tidak masuk surga bersama orang-orang beriman. Tidak boleh dishalatkan (jenazahnya) dan tidak dikuburkan di pemakaman kaum muslimin.
Anda peringatkan dari hal-hal tersebut. Jangan putus asa, karena Allah Tabaroka Wa Ta’ala kadang menguji sebagian hamba sehingga terlambat keislamannya. Allah juga menguji para dai (orang yang berdakwah kepada Allah) dengan tertundanya penerimaan dakwah itu, agar Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi mengetahui siapakah orang-orang yang bersabar
Sumber: Silsilah Fatawa Nurun alad Darb kaset nomor 47
Transkrip Fatwa dalam Bahasa Arab
السؤال: هذه الرسالة وردتنا من المستمع المرسل ع. ع. ع. أ. يقول في رسالته: لي أخوان لا يصليان، فهل يجوز لي أن أكلمهما أم لا؟
الجواب: الشيخ: يجب عليك أن تكلم هذين الأخوين بالنصيحة والدعوة إلى الله والتحذير من غضبه، وبيان أن الصلاة عمود الإسلام، وأنه لا حظ في الإسلام لمن ترك الصلاة، وأن من مات وهو لا يصلي فهو كافر لا يدخل الجنة مع المؤمنين، لا يصلَّى عليه، ولا يدفن في مقابرهم، وتحذرهم من هذا، ولا تيأس فإن الله تبارك وتعالى قد يبتلي بعض العباد بتأخر إسلامه، ويبتلي الدعاة بتأخر القبول منهم ليعلم سبحانه وتعالى الصابرين من غير الصابرين.
المصدر: سلسلة فتاوى نور على الدرب > الشريط رقم [47]
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman