Kasih Sayang dan keadilan Ahlussunnah kepada para Makhluk Allah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan:
وَأَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ يَتَّبِعُونَ الْكِتَابَ وَالسُّنَّةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَيَتَّبِعُونَ الْحَقَّ وَيَرْحَمُونَ الْخَلْق
Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengikuti alQuran dan Sunnah, menaati Allah dan Rasul-Nya, mengikuti kebenaran, dan bersikap kasih sayang kepada para makhluk
Majmu’ Fataawa Ibn Taimiyyah (3/279)
Beliau juga menyatakan:
وَأَهْلُ السُّنَّةِ وَالْعِلْمِ وَالْإِيمَانِ يَعْرِفُونَ الْحَقَّ وَيَتَّبِعُونَ سُنَّةَ الرَّسُولِ وَيَرْحَمُونَ الْخَلْقَ وَيَعْدِلُونَ فِيهِمْ وَيَعْذُرُونَ مَنْ اجْتَهَدَ فِي مَعْرِفَةِ الْحَقِّ فَعَجَزَ عَنْ مَعْرِفَتِهِ ؛ إنَّمَا يَذُمُّونَ مَنْ ذَمَّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَهُوَ الْمُفَرِّطُ فِي طَلَبِ الْحَقِّ لِتَرْكِهِ الْوَاجِبَ وَالْمُعْتَدِي الْمُتَّبِعُ لِهَوَاهُ بِلَا عِلْمٍ لِفِعْلِهِ الْمُحَرَّمَ . فَيَذُمُّونَ مَنْ تَرَكَ الْوَاجِبَ أَوْ فَعَلَ الْمُحَرَّمَ ؛ وَلَا يُعَاقِبُونَهُ إلَّا بَعْدَ إقَامَةِ الْحُجَّةِ عَلَيْهِ كَمَا قَالَ تَعَالَى : { وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا }
Ahlussunnah, orang yang berilmu dan beriman mengenali kebenaran, mengikuti sunnah Rasul, dan bersikap kasih sayang kepada para makhluk, bersikap adil terhadap mereka, memberikan udzur kepada orang yang berusaha keras dalam mengenal kebenaran namun tidak mampu mengenalinya. Sesungguhnya yang dicela oleh mereka adalah siapa yang dicela oleh Allah dan Rasul-Nya, yaitu orang yang meremehkan dalam mencari kebenaran dengan meninggalkan kewajiban, maupun orang yang melampaui batas dengan mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu dengan mengerjakan hal yang diharamkan. Mereka mencela orang yang meninggalkan kewajiban atau melakukan hal yang diharamkan, dan tidak menghukumnya kecuali setelah ditegakkan hujah kepadanya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا
Dan tidaklah Kami mengazab hingga Kami mengutus Rasul
Q.S al-Israa’ ayat 15
Majmu’ Fataawa Ibn Taimiyyah (27/238)
Beliau juga menyatakan:
وَأَهْلُ السُّنَّةِ وَالْعِلْمِ وَالْإِيمَانِ يَعْلَمُونَ الْحَقَّ وَيَرْحَمُونَ الْخَلْقَ ؛ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ فَلَا يَبْتَدِعُونَ . وَمَنْ اجْتَهَدَ فَأَخْطَأَ خَطَأً يَعْذُرُهُ فِيهِ الرَّسُولُ عَذَرُوهُ . وَأَهْلُ الْبِدَعِ مِثْلُ الْخَوَارِجِ يَبْتَدِعُونَ بِدْعَةً وَيُكَفِّرُونَ مَنْ خَالَفَهُمْ وَيَسْتَحِلُّونَ دَمَهُ . وَهَؤُلَاءِ كُلٌّ مِنْهُمْ يَرُدُّ بِدْعَةَ الْآخَرِينَ وَلَكِنْ هُوَ أَيْضًا مُبْتَدِعٌ فَيَرُدُّ بِدْعَةً بِبِدْعَةِ وَبَاطِلًا بِبَاطِلِ
Ahlussunnah, orang yang berilmu dan beriman, mengetahui kebenaran dan bersikap kasih sayang kepada para makhluk. Mereka mengikuti Rasul dan tidak melakukan kebid’ahan. Barang siapa yang berijtihad dan salah dengan kesalahan yang diberi udzur oleh Rasul, mereka pun memberikan udzur kepadanya. Sedangkan Ahlul Bid’ah seperti Khawarij, mereka melakukan kebid’ahan dan mengkafirkan orang yang menyelisihi mereka, serta menghalalkan darahnya. Masing-masing dari mereka membantah kebid’ahan pihak lain, namun dia juga melakukan kebid’ahan. Sehingga ia membantah kebid’ahan dengan kebid’ahan dan kebatilan dengan kebatilan
Majmu’ Fataawa Ibn Taimiyyah (16/96)
Abu Utsman Kharisman
??????
WA al I’tishom