Rab 26 Safar 1447AH 20-8-2025AD

Jangan Ada Kecenderungan Hati Mencintai dan Meridhai Pelaku Kedzhaliman Baik Kesyirikan, Kebid’ahan, Maupun Kemaksiatan

Allah Ta’ala berfirman:

وَلا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ

Janganlah kalian cenderung (cinta atau meridhai perbuatan) orang-orang yang dzhalim, sehingga akibatnya kalian akan tersentuh api neraka. Tidak ada pelindung bagi kalian selain Allah kemudian kalian tidak akan mendapat pertolongan (Q.S Hud ayat 113)

Al-Imam Al-Qurthubiy (Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr) rahimahullah (wafat tahun 671 H) menyatakan:

الصَّحِيحُ فِي مَعْنَى الْآيَةِ، وَأَنَّهَا دَالَّةٌ عَلَى هِجْرَانِ أَهْلِ الْكُفْرِ وَالْمَعَاصِي مِنْ أَهْلِ الْبِدَعِ وَغَيْرِهِمْ، فَإِنَّ ‌صُحْبَتَهُمْ ‌كُفْرٌ أَوْ مَعْصِيَةٌ

Pendapat yang benar tentang makna ayat ini adalah bahwa ayat ini menunjukkan (perintah) menjauhi orang-orang kafir maupun pelaku maksiat dari kalangan Ahlul Bid’ah maupun selain mereka. Karena berteman akrab dengan mereka (bisa mengakibatkan) kekafiran atau kemaksiatan (al-Jami’ li Ahkaamil Quran 9/108)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy rahimahullah menyatakan: Di dalam ayat ini terdapat peringatan agar jangan memiliki kecenderungan menyetujui dan meridhai setiap pelaku kedzhaliman. Apabila ancaman keras ini berlaku untuk orang yang cenderung menyetujui kedzhaliman, bagaimana lagi dengan pelaku kedzhaliman itu sendiri (tentu lebih dahsyat lagi ancamannya, pen)(disarikan dari Taisir Karimir Rahman fi Tafsiri Kalamil Mannan 1/390)

Penulis: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan