Ming 13 Rabiul akhir 1447AH 5-10-2025AD

Khotbah Iedul Adha: Keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam Kejujuran

Disampaikan oleh Abu Utsman Kharisman di desa Sapikerep Sukapura Kab Probolinggo 10 Dzulhijjah 1446 H/6 Juni 2025 M

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ باِللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجَمَعِيْنَ. {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} .{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً} {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً}

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Saudaraku, kaum muslimin rahimakumullah…

Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam untuk mengikuti millah (agama) Nabi Ibrahim alaihissalam:

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Kemudian, Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim sebagai (sosok) yang hanif dan tidak termasuk orang-orang musyrik.” (Q.S an-Nahl ayat 123)

Begitu banyak keteladanan dari Nabi Ibrahim sebagai bapak para Nabi. Keteladanan yang paling utama adalah dalam kemurnian tauhidnya. Ketundukan paripurna terhadap perintah Allah, mengesakan Allah dalam peribadatannya.

Dalam khotbah Iedul Adha kali ini, kita akan mengkaji sisi-sisi keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam kejujuran. Demikian juga bagaimana ajaran Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam berkaitan dengan kejujuran. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan taufiq dan pertolongan kepada kita dalam meneladani sosok-sosok mulia itu.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا

Ceritakanlah (Nabi Muhammad, kisah) Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur’an)! Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat jujur lagi seorang nabi (Q.S Maryam ayat 41)

Di dalam ayat ini Allah mensifatkan Nabi Ibrahim sebagai seorang shiddiq, yaitu orang yang sangat jujur. Beliau bukan sekedar shadiq yang artinya jujur, tapi beliau disebut oleh Allah sebagai shiddiq, sangat jujur. Kejujuran telah mendarah daging dalam diri beliau.

Al-Imam Ibnu Jarir atThobariy, seorang Ulama tafsir yang wafat tahun 310 Hijriyah menjelaskan dalam tafsirnya:

كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّدْقِ فِي حَدِيْثِهِ وَأَخْبَارِهِ وَمَوَاعِيْدِهِ لَا يَكْذِبُ

Beliau (Nabi Ibrahim) termasuk orang yang jujur dalam ucapannya, berita yang beliau sampaikan maupun janji-janji beliau (adalah kejujuran). Beliau tidak berdusta (Tafsir atThobariy)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy rahimahullah menjelaskan:

فَالصِّدِّيْقُ: كَثِيْرُ الصِّدْقِ، فَهُوَ الصَّادِقُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَفْعَالِهِ وَأَحْوَالِهِ، الْمُصَدِّقُ بِكُلِّ مَا أُمِرَ باِلتَّصْدِيْقِ بِهِ

Shiddiq itu adalah banyak berbuat jujur. Beliau jujur dalam ucapan, perbuatan, maupun keadaan beliau. Beliau juga membenarkan segala yang diperintahkan untuk dibenarkan (Tafsir as-Sa’diy)

Sedangkan Nabi Ismail alaihissalam disebutkan dalam alQuran bahwa beliau adalah sosok yang dikenal teguh dalam memegang janji. Jujur dalam menepati janjinya.

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا

Ceritakanlah (Nabi Muhammad kisah) Ismail di dalam Kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dia adalah orang yang jujur dalam memenuhi janjinya. Dia (Ismail) adalah Rasul sekaligus Nabi (Q.S Maryam ayat 54)

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam salah satu ajaran utama yang beliau sampaikan di awal-awal Islam, selain mentauhidkan Allah adalah penekanan terhadap kejujuran dan menjaga amanah.

Di hadapan an-Najasyi, penguasa Habasyah, Ja’far bin Abi Tholib dengan lantang menceritakan nikmat diutusnya Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam yang salah satu ajaran utama beliau adalah kejujuran dan menjaga amanah:

حَتَّى بَعَثَ اللَّهُ إِلَيْنَا رَسُولًا مِنَّا نَعْرِفُ نَسَبَهُ، وَصِدْقَهُ، وَأَمَانَتَهُ، وَعَفَافَهُ، فَدَعَانَا إِلَى اللَّهِ لِتَوْحِيدِهِ، وَلِنَعْبُدَهُ وَنَخْلَعَ مَا كُنَّا نَعْبُدُ نَحْنُ وَآبَاؤُنَا مِنْ دُونِهِ مِنَ الْحِجَارَةِ وَالْأَوْثَانِ، وَأَمَرَنَا بِصِدْقِ الْحَدِيثِ، وَأَدَاءِ الْأَمَانَةِ…

Hingga Allah mengutus kepada kami seorang Rasul dari kami, yang kami kenal nasabnya, kejujurannya, amanahnya, dan sikap beliau yang menjaga kehormatan dirinya. Beliau mengajak kami untuk mentauhidkan Allah, beribadah hanya kepada-Nya dan meninggalkan segala yang kami dan leluhur kami sembah selain-Nya, baik berupa bebatuan dan berhala. Dan beliau memerintahkan kepada kami untuk jujur dalam ucapan dan menunaikan amanah…(H.R Ahmad, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Syaikh al-Albaniy)

Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam juga bersabda:

أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيْكَ فَلَا عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا صِدْقُ الْحَدِيْثِ وَحِفْظُ الْأَمَانَةِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَعِفَّةُ مَطْعَمٍ

4 hal yang jika itu ada padamu, tidaklah mengapa meskipun engkau kehilangan sebagian dari kenikmatan duniawi, yaitu jujur dalam ucapan, menjaga amanah, berakhlak mulia, dan menjaga diri berkaitan dengan makanan (hanya memakan makanan yang halal dan benar-benar merupakan hak dia)(H.R atThobaroniy dari Ibnu Umar, Ahmad dari Abdullah bin Amr, Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas, dishahihkan Syaikh al-Albaniy dalam Shahih al-Jami’is Shoghir)

Duhai begitu indah nasihat Nabi ini jika bisa diterapkan dalam kehidupan kita. Jadi apapun kita, jagalah 4 hal. Apapun profesi dan status kita. Jujurlah dalam ucapan, jangan berdusta. Jagalah amanah yang diembankan kepada kita, jadilah orang yang bisa dipercaya dalam ucapan dan tindakannya. Berakhlaklah dengan akhlak yang mulia kepada sesama. Janganlah memakan makanan kecuali anda telah yakin akan kehalalannya dan memang benar-benar hak anda sepenuhnya.

Marilah dalam momentum Iedul Adha ini kita kembali merenungi dan berusaha menerapkan kejujuran dalam kehidupan kita. Meneladani nilai-nilai kebaikan para Nabi Allah seluruhnya, di antaranya Nabi Ibrahim, Ismail, dan Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Di bagian akhir dari khotbah ini, perkenankan saya untuk memberikan nasihat kepada para ibu-ibu, kaum wanita muslimah. Bertakwalah anda sekalian kepada Allah. Tunaikan shalat 5 waktu dan puasa wajib di bulan Ramadan. Jagalah kehormatan anda. Berpakaianlah dengan pakaian yang menutup aurat, sesuai hijab yang syar’i.

Taatilah suami anda selama ia tidak memerintahkan kepada hal-hal yang dilarang Allah. Sesungguhnya suami anda bisa menjadi jalan anda ke surga atau sebaliknya ke neraka. Tergantung bagaimana bentuk bakti anda kepada suami anda. Seorang wanita tidaklah dinilai memenuhi hak Allah sepenuhnya hingga ia memenuhi hak suaminya.

Jagalah lisan anda, jangan berbicara kecuali perkataan yang baik dan benar. Seorang muslimah sejati adalah yang orang lain terlindungi dari ucapan dan tindakan dia, tidak ada yang tersakiti. Gunakanlah HP alat komunikasi anda seperlunya saja, sekadar untuk berkomunikasi hal-hal yang penting dan bermanfaat. Begitu banyak keburukan dan fitnah terjadi ketika para wanita leluasa mengumbar keburukan di media-media sosial.

Tauhidkan Allah, jangan beribadah kecuali kepada Dia semata. Beribadahlah kepada Allah hanya dengan tuntunan dan bimbingan dari Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam saja.

Ikhlaslah dalam beramal. Jauhi segala yang Allah larang, baik itu kekafiran/kesyirikan, kebid’ahan, maupun kemaksiatan.

Teruslah belajar dan menebarkan kebaikan di manapun anda berada. Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, ampunan, dan pertolongan-Nya kepada kita dan segenap kaum muslimin.

Demikianlah yang bisa saya sampaikan, Wa billaahit taufiq wal Hidaayah. Taqobbalallahu minnaa wa minkum shoolihal A’maal. Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh.

Tinggalkan Balasan