Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Ilmu yang Benar tentang Satu Ayat atau Satu Hadits Sangat Berharga Bagi Para Ulama Salaf

Sahabat Nabi Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata:

وَاللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ مَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ إِلَّا أَنَا أَعْلَمُ أَيْنَ أُنْزِلَتْ وَلَا أُنْزِلَتْ آيَةٌ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ إِلَّا أَنَا أَعْلَمُ فِيمَ أُنْزِلَتْ وَلَوْ أَعْلَمُ أَحَدًا أَعْلَمَ مِنِّي بِكِتَابِ اللَّهِ تُبَلِّغُهُ الْإِبِلُ لَرَكِبْتُ إِلَيْهِ

Demi Allah yang tidak ada sembahan yang benar selain-Nya, tidaklah diturunkan suatu surah dari Kitab Allah kecuali aku mengetahui di mana diturunkan. Tidaklah turun satu ayat dari Kitab Allah kecuali aku mengetahui tentang apa turunnya. Kalau seandainya aku mengetahui ada seseorang yang lebih berilmu dibandingkan aku tentang Kitab Allah yang bisa ditempuh perjalanan dengan unta, aku akan berkendara menuju dia
(H.R al-Bukhari)


Baca Juga: Semangat Said bin Jubair dalam Menuntut Ilmu dan Mencatatnya


Sahabat Nabi Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma pernah mendengar suatu hadits yang disampaikan seorang Sahabat Nabi melalui orang lain. Beliau pun menelusuri siapa Sahabat yang mendengar langsung hadits dari Nabi itu. Jabir bin Abdillah pun membeli unta dan menempuh perjalanan sebulan dari Madinah ke Syam hanya untuk mendengar langsung hadits itu dari Sahabat Abdullah bin Unais. Padahal, Jabir telah mendengar hadits itu melalui sanad yang Nazil. Beliau ingin mendapatkan sanad yang ‘Aliy.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ بَلَغَنِي حَدِيثٌ عَنْ رَجُلٍ سَمِعَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاشْتَرَيْتُ بَعِيرًا ثُمَّ شَدَدْتُ عَلَيْهِ رَحْلِي فَسِرْتُ إِلَيْهِ شَهْرًا حَتَّى قَدِمْتُ عَلَيْهِ الشَّامَ فَإِذَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُنَيْسٍ فَقُلْتُ لِلْبَوَّابِ قُلْ لَهُ جَابِرٌ عَلَى الْبَابِ فَقَالَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ قُلْتُ نَعَمْ فَخَرَجَ يَطَأُ ثَوْبَهُ فَاعْتَنَقَنِي وَاعْتَنَقْتُهُ فَقُلْتُ حَدِيثًا بَلَغَنِي عَنْكَ أَنَّكَ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْقِصَاصِ فَخَشِيتُ أَنْ تَمُوتَ أَوْ أَمُوتَ قَبْلَ أَنْ أَسْمَعَهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَوْ قَالَ الْعِبَادُ عُرَاةً غُرْلًا بُهْمًا قَالَ قُلْنَا وَمَا بُهْمًا قَالَ لَيْسَ مَعَهُمْ شَيْءٌ ثُمَّ يُنَادِيهِمْ بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مِنْ قُرْبٍ أَنَا الْمَلِكُ أَنَا الدَّيَّانُ وَلَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَنْ يَدْخُلَ النَّارَ وَلَهُ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَقٌّ حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ وَلَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ وَلِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ عِنْدَهُ حَقٌّ حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ حَتَّى اللَّطْمَةُ قَالَ قُلْنَا كَيْفَ وَإِنَّا إِنَّمَا نَأْتِي اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ عُرَاةً غُرْلًا بُهْمًا قَالَ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ
(رواه أحمد)

Dari Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqiil bahwasanya ia mendengar Jabir bin Abdillah –semoga Allah meridhainya- berkata:

Telah sampai kepadaku suatu hadits dari seseorang yang mendengarnya dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Aku pun membeli unta dan melakukan perjalanan sebulan hingga sampai di Syam. Ternyata Sahabat itu adalah Abdullah bin Unais.

Aku berkata kepada penjaga pintu: Katakanlah, bahwa Jabir ada di pintu.

Penjaga pintu bertanya: Apakah itu (Jabir) bin Abdillah?

Aku pun berkata: Ya. Keluarlah Abdullah bin Unais dengan menginjak pakaiannya (karena tergesa) kemudian beliau merangkul aku, aku pun merangkul beliau.

Jabir berkata: Ada sebuah hadits yang sampai kepadaku darimu bahwasanya engkau mendengar dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam tentang masalah qishash. Aku takut aku meninggal atau engkau meninggal sebelum aku mendengar hadits itu (langsung darimu).

Abdullah bin Unais radhiyallahu anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat atau beliau menyatakan: para hamba, dalam keadaan telanjang, tidak dikhitan, dan buhman. Kami pun berkata: Apakah buhman itu? Beliau menyatakan: Tidak memiliki apapun bersamanya. Kemudian Allah menyeru mereka dengan suara yang didengar oleh orang yang dekat: Akulah Sang Raja, Akulah yang akan membalas (perbuatan hamba). Tidak boleh ada seorang pun dari penduduk Neraka untuk masuk ke dalam Neraka saat ada seorang penduduk Surga yang memiliki hak terhadapnya, untuk Aku terapkan qishash. Dan tidak boleh ada seorang pun dari penduduk Surga untuk memasuki Surga, padahal ada seorang penduduk Neraka yang memiliki hak terhadapnya, hingga Aku terapkan qishash. Sekalipun itu hanya satu pukulan pada wajah. Kami pun berkata: Bagaimana hal itu bisa dilakukan, kami akan mendatangi Allah Azza Wa Jalla dalam keadaan telanjang, tidak dikhitan, dan tidak membawa apa-apa? Nabi bersabda: Dengan dipindahkan kebaikan atau keburukan (dosa)nya (orang yang mendzhalimi akan diambil pahalanya oleh yang terdzhalimi atau mendapat limpahan dosa dari orang yang terdzhalimi, pent)

(H.R Ahmad)


Baca Juga: Kisah-Kisah Teladan Menakjubkan Tentang Semangat Menuntut Ilmu


Said bin al-Musayyib – salah seorang tabi’i – menyatakan:

إِنْ كنتُ لأَرْحَلُ الأَيَّامَ واللَّياليَ في طَلَبِ الحْدِيْثِ الْوَاحِدِ

Aku benar-benar melakukan perjalanan berhari-hari dan melalui bermalam-malam untuk mendapatkan satu hadits
(riwayat arRoomahurmuziy dalam al-Muhadditsul Faashil)

 

Dikutip dari:
Buku “Rangkaian Nasihat untuk Muslimin Tanjungbalai”, Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan