Sunnahnya Mencuci Kedua Telapak Tangan dan Memasukkan Air ke Hidung Setelah Bangun Dari Tidur Malam
Bimbingan dan petunjuk dari Nabi shollallahu alaihi wasallam adalah yang terbaik. Karena bimbingan beliau bersumber dari wahyu Allah Ta’ala, Sang Maha Berilmu terhadap segala sesuatu, Yang Maha Mengetahui yang nampak maupun yang tersembunyi.
Di antara bimbingan Nabi kepada kita adalah saat baru bangun dari tidur malam, hendaknya mencuci telapak tangan 3 kali dan juga memasukkan air ke hidung serta mengeluarkannya sebanyak 3 kali.
Perbuatan itu bisa saja dimasukkan dalam rangkaian wudhu, atau boleh juga dilakukan sebelum itu. Mencuci kedua telapak tangan di permulaan wudhu, boleh saja dilakukan sekali, namun saat itu terjadi setelah bangun dari tidur malam, lakukan sebanyak 3 kali. Demikian juga memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya, dalam aktivitas wudhu biasa, boleh saja dilakukan hanya sekali. Namun, apabila itu dilakukan setelah bangun dari tidur malam, dilakukannya sebanyak 3 kali.
Berikut ini adalah hadits Nabi shollallahu alaihi wasallam terkait hal itu:
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ، فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, janganlah ia mencelupkan telapak tangannya ke dalam bejana, hingga ia mencucinya 3 kali. Karena ia tidak tahu, di manakah tangannya bermalam (H.R Muslim dari Abu Hurairah)
إِذَا اسْتَيْقَظَ أُرَاهُ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَتَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاَثًا، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيْشُومِهِ
Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, kemudian ia berwudhu’, hendaknya ia masukkan air ke hidung dan mengeluarkannya sebanyak 3 kali. Karena setan bermalam di rongga hidungnya (H.R al-Bukhari dari Abu Hurairah)
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan: (di antara pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini) adalah begitu jelasnya (bukti) kenabian Nabi (Muhammad) shollallahu alaihi wasallam. Karena pengetahuan beliau bahwa setan bermalam di rongga hidung seseorang, tidaklah bisa dijangkau oleh indera. Kalau seandainya seluruh penduduk bumi berusaha untuk mencari tahu akan hal itu (dengan upaya mereka), niscaya hal itu tidaklah bisa mereka lakukan. Namun Nabi shollallahu alaihi wasallam mengetahui hal itu melalui jalan wahyu (yang beliau dapatkan). Karena beliau shollallahu alaihi wasallam (pada asalnya) tidaklah mengetahui hal yang ghaib (Fathu Dzil Jalaali wal Ikram 1/181).
Penulis: Abu Utsman Kharisman