Kegembiraan Nabi Mengetahui Balasan Allah Terhadap Seseorang yang Bersholawat Untuk Beliau
Nabi shollallahu alaihi wasallam pernah sujud syukur karena mendapatkan kabar gembira melalui wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril bahwa barangsiapa yang bersholawat kepada Nabi, maka Allah akan bersholawat kepada orang itu. Barang siapa yang mengucapkan salam untuk Nabi, maka Allah akan mengucapkan salam untuk orang itu. Begitu lama Nabi sujud syukur hingga Sahabat Abdurrahman bin Auf menyangka (khawatir) beliau meninggal dalam posisi sujud.
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَوَجَّهَ نَحْوَ صَدَقَتِهِ فَدَخَلَ فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ فَخَرَّ سَاجِدًا فَأَطَالَ السُّجُودَ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ قَبَضَ نَفْسَهُ فِيهَا فَدَنَوْتُ مِنْهُ فَجَلَسْتُ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ مَنْ هَذَا قُلْتُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ مَا شَأْنُكَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ سَجَدْتَ سَجْدَةً خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ قَبَضَ نَفْسَكَ فِيهَا فَقَالَ إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام أَتَانِي فَبَشَّرَنِي فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ صَلَّيْتُ عَلَيْهِ وَمَنْ سَلَّمَ عَلَيْكَ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَسَجَدْتُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ شُكْرًا
Dari Abdurrahman bin Auf beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam keluar kemudian menuju shodaqoh beliau (dalam riwayat lain: kebun kurma) kemudian beliau menghadap ke arah kiblat kemudian turun bersujud dan memanjangkan sujud hingga aku menyangka bahwa Allah Azza Wa Jalla telah mewafatkan beliau (dalam sujud itu). Kemudian aku mendekati beliau dan duduk (di dekat beliau). Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan bertanya: Siapa ini? Aku berkata: Abdurrahman. Nabi bertanya: Ada apa denganmu? Wahai Rasulullah engkau sujud (sangat lama) hingga aku mengira Allah telah mewafatkan anda. Sesungguhnya Jibril mendatangi aku dan mengabarkan kabar gembira bahwa Allah berfirman: “Barangsiapa yang bersholawat kepadamu, Aku bersholawat kepadanya. Barangsiapa yang mengucapkan salam untukmu, Aku mengucapkan salam untuknya”. Maka aku bersujud kepada Allah Azza Wa Jalla sebagai bentuk syukur
(H.R Ahmad, dishahihkan oleh al-Hakim dan dihasankan al-Albany berdasarkan jalur penguat dari riwayat lain)
Dalam riwayat lain, Nabi shollallahu alaihi wasallam bersujud syukur semacam itu dan disaksikan oleh Umar bin al-Khoththob radhiyallahu anhu.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَتَبَرَّزُ فَلَمْ يَجِدْ أَحَدًا يَتَّبِعُهُ فَخَرَجَ عُمَرُ فَاتَّبَعَهُ بِفَخَارَةٍ أَوْ مِطْهَرَةٍ فَوَجَدَهُ سَاجِدًا فِي مَسْرَبٍ فَتَنَحَّى فَجَلَسَ وَرَاءَهُ حَتَّى رَفَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأْسَهُ فَقَالَ أَحْسَنْتَ يَا عُمَرُ حِيْنَ وَجَدْتَنِي سَاجِدًا فَتَنَحَّيْتُ عَنِّي اِنَّ جِبْرِيْلَ جَاءَنِي فَقَالَ مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عَشْرًا وَرَفَعَ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ
Bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam keluar untuk buang air besar, namun beliau tidak mendapati ada seorang pun yang mengikuti beliau. Umar pun keluar mengikuti beliau dengan membawa tempat air dari tanah liat atau alat untuk bersuci. Umar mendapati beliau sujud di (dekat) saluran air. Kemudian Umar menyingkir dan duduk di belakang beliau. Hingga Nabi shollallahu alaihi wasallam mengangkat kepala beliau dan berkata:”Engkau telah berbuat baik wahai Umar, ketika engkau dapati aku sujud, engkau menyingkir dariku. Sesungguhnya Jibril datang kepadaku dan berkata: Barang siapa yang bersholawat sekali untukmu, Allah akan bersholawat dan memberikan keselamatan untuk orang itu sepuluh kali. Allah pun akan mengangkat orang itu 10 derajat
(H.R al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrod dari Anas dan Malik bin Aus, dihasankan oleh Syaikh al-Albaniy)
Sahabat Nabi Abu Tholhah al-Anshariy radhiyallahu anhu juga pernah menyaksikan kegembiraan itu di wajah Nabi shollallahu alaihi wasallam.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ ذَاتَ يَوْمٍ وَالْبُشْرَى فِي وَجْهِهِ فَقُلْنَا إِنَّا لَنَرَى الْبُشْرَى فِي وَجْهِكَ فَقَالَ إِنَّهُ أَتَانِي الْمَلَكُ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنَّ رَبَّكَ يَقُولُ أَمَا يُرْضِيكَ أَنَّهُ لَا يُصَلِّي عَلَيْكَ أَحَدٌ إِلَّا صَلَّيْتُ عَلَيْهِ عَشْرًا وَلَا يُسَلِّمُ عَلَيْكَ أَحَدٌ إِلَّا سَلَّمْتُ عَلَيْهِ عَشْرًا
Sesungguhnya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam datang pada suatu hari menampakkan kegembiraan di wajah beliau. Kami pun berkata: Sesungguhnya kami melihat kegembiraan di wajah anda. Nabi bersabda: Sesungguhnya Malaikat mendatangiku dan berkata: Wahai Muhammad, sesungguhnya Rabbmu berkata: Apakah engkau ridha bahwasanya tidaklah ada seorang pun yang bersholawat untukmu (sekali), kecuali Aku akan bersholawat 10 kali untuknya, dan tidaklah ada seorang pun yang mendoakan keselamatan untukmu (sekali) kecuali Aku memberikan 10 keselamatan untuknya?
(H.R anNasaai, dihasankan oleh Syaikh al-Albaniy)
Hadits-hadits di atas memberikan beberapa pelajaran berharga kepada kita, di antaranya:
Pertama: Sujud syukur disyariatkan ketika seseorang mendapatkan nikmat. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam.
Kedua: Balasan Allah kepada umat Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam yang bersholawat untuk beliau adalah suatu nikmat yang sangat disyukuri oleh beliau. Bagi kita hal itu tentunya adalah nikmat yang sangat besar pula.
Ketiga: Seseorang yang mendoakan keselamatan untuk Nabi, akan mendapatkan keselamatan. Balasan sesuai perbuatan. Sebagaimana pula kenyataan yang terjadi, pengalaman dari sebagian orang yang terhindar dari sebuah musibah dengan sebab membaca sholawat dan salam untuk Nabi shollallahu alaihi wasallam.
Dikutip dari:
Buku “Mari Bersholawat Sesuai Tuntunan Nabi”, Abu Utsman Kharisman