Beristighfar dan Berdzikir dalam Sehari dengan Jumlah yang Sangat Banyak Lebih dari 100 Kali

Pertanyaan:
Apakah menambah bacaan istighfar dalam sehari lebih dari 70 kali atau 100 kali diperbolehkan? Apakah tambahan dzikir subhanallah wa bihamdihi lebih dari 100 kali diperbolehkan? Karena saya selalu berdzikir mengingat Allah dan beristighfar kepada-Nya di setiap waktu. Semoga Allah menerima tobat saya.
Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah:
Ini adalah mustahab (dianjurkan). Meskipun anda bertasbih seribu kali atau dua ribu kali atau 10 ribu kali. Namun, Nabi shollallahu alaihi wasallam menjelaskan kepada umat dengan bersabda (yang artinya): Barang siapa yang mengucapkan ketika sore dan ketika pagi: SUBHANALLAHI WA BIHAMDIHI sebanyak 100 kali, akan diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan. Artinya, jika ia tidak terus menerus melakukan dosa-dosa besar.
Ini adalah bagian dari penyebab ampunan. Bertasbih (menyucikan) Allah seratus kali di sore hari dan seratus kali di pagi hari. Ini adalah bagian dari penyebab ampunan bagi siapa yang Allah beri taufiq meninggalkan dosa-dosa besar.
Demikian juga, Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda (yang artinya): Barang siapa yang mengucapkan dalam sehari: LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU YUHYII WA YUMIITU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR sebanyak 100 kali, itu setara dengan memerdekakan 10 hamba sahaya, dan Allah catat baginya 100 kebaikan, dihapuskan darinya 100 keburukan dan itu menjadi penjaga dari syaithan di hari itu hingga sore. Tidak ada yang melakukan lebih utama dibandingkan yang dia kerjakan kecuali orang yang beramal seperti dia. Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya.
Ini menunjukkan bahwasanya barang siapa yang menambah (jumlah bacaan dzikir/istighfar, pen) tidak mengapa. Atau jika ia berdzikir (menyebut/mengingat) Allah 200 kali atau 1000 kali, semuanya baik. Ia akan mendapatkan tambahan pahala dan kebaikan. Maksudnya adalah bahwasanya tasbih itu tidak ada batasannya. Dzikir tidak ada batasannya. Hendaknya ia memperbanyak dzikir dan bertasbih dalam sehari semalam sesuai dengan yang Allah beri kemudahan kepadanya.
Sumber: Majmu’ Fatawa wa Maqolaat Syaikh Bin Baz 26/91
Transkrip Fatwa dalam Bahasa Arab
السؤال:
هل الزيادة في الاستغفار في اليوم عن سبعين أو مائة مرة جائز؟ وهل الزيادة في ذكر سبحان الله وبحمده عن مائة مرة جائز، حيث إني ما زلت أذكر الله وأستغفره أي وقت في ذلك؟ لعل الله أن يقبل توبتي
الجواب:
هذا مستحب ولو سبَّحت ألف مرة أو ألفين أو عشرة آلاف، لكن النبي ﷺ بيَّن للأمة قال: من قال حين يمسي وحين يصبح سبحان الله وبحمده مائة مرة غفرت خطاياه وإن كانت مثل زبد البحر، يعني إذا لم يصر على الكبائر فهذه من أسباب المغفرة، ويسبح الله مائة مرة في المساء ومائة مرة في الصباح، هذه من أسباب المغفرة لمن وفقه الله لترك الكبائر، وهكذا قال ﷺ: من قال في يوم لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك، وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير مائة مرة كانت له عدل عشر رقاب وكتب الله له مائة حسنة ومحي عنه مائة سيئة وكان في حرز من الشيطان يومه ذلك حتى يمسي، ولم يأت أحدٌ بأفضل مما جاء به إلا رجل عمل أكثر من عمله أخرجه البخاري ومسلم في الصحيحين.
وهذا يدل على أن من زاد فلا بأس، أو يذكر الله مائتين أو ألف مرة كله خير له مزيد من الأجر والخير، المقصود أن التسبيح لا حد له، والذكر لا حد له، يكثر من ذكر الله وتسبيحه في اليوم والليلة ما يسر الله له
مجموع فتاوى ومقالات الشيخ ابن باز (26/ 91)
Catatan Penerjemah
Hadits yang dimaksudkan oleh Syaikh Bin Baz, di antaranya adalah:
مَنْ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ مِائَةَ مَرَّةٍ، وَإِذَا أَمْسَى مِائَةَ مَرَّةٍ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ غُفِرَتْ ذُنُوبُهُ، وَإِنْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ
Barang siapa yang mengucapkan ketika pagi 100 kali dan ketika sore 100 kali: SUBHANALLAHI WA BIHAMDIHI akan diampuni dosa-dosanya meskipun lebih banyak dari buih di lautan (H.R al-Hakim dari Abu Hurairah, dishahihkan oleh Syaikh al-Albaniy dalam Shahih atTarghib)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ، إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ
Dari Abu Hurairah -semoga Allah meridhainya- bahwasanya Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Barang siapa yang mengucapkan: LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH. LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QODIIR dalam sehari 100 kali, itu adalah seperti memerdekakan 10 hamba sahaya, dicatat baginya 100 kebaikan, dihapuskan darinya 100 keburukan, dan menjadi pelindung dari syaithan di hari itu hingga sore hari, dan tidak ada seorang pun yang melakukan yang lebih utama dibandingkan yang dia lakukan kecuali seseorang yang beramal lebih banyak dari hal itu (H.R al-Bukhari dan Muslim, lafadz sesuai salah satu riwayat al-Bukhari)
Sedangkan lafadz yang disebutkan oleh Syaikh Bin Baz dalam dzikir itu menggunakan kata YUHYII WA YUMIIT ada dalam riwayat atTirmidzi. Dalam riwayat al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Malik tidak ada. Hanya di lafadz atTirmidzi saja. Sedangkan Syaikh al-Albaniy menilai hadits riwayat atTirmidzi itu shahih, kecuali pada lafadz YUHYII WA YUMIIT tersebut yang dinilai lemah oleh beliau.
Wallaahu A’lam.
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman