Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Apa yang Dimaksud dengan Sujud Tilawah?

Jawab:

Sujud yang dilakukan karena membaca atau menyimak (bukan sekedar mendengar) ayat-ayat sujud (sajdah) dalam al-Quran. Sujud tilawah bisa dilakukan di dalam maupun di luar sholat.

Apakah Hukum Sujud Tilawah?

Jawab:

Hukumnya sunnah bukan kewajiban. Zaid bin Tsabit pernah membacakan di hadapan Nabi surat anNajm yang terdapat ayat sujud, namun Nabi tidak sujud (H.R al-Bukhari).

Demikian juga Umar pernah berkhutbah Jumat dan membaca surat anNahl, ketika sampai ayat sujud beliau turun dari mimbar kemudian sujud, dan para Sahabat lain juga sujud. Jumat berikutnya, beliau membaca lagi ayat sujud, tapi beliau tidak sujud.

Beliau berkata:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا نَمُرُّ بِالسُّجُودِ فَمَنْ سَجَدَ فَقَدْ أَصَابَ وَمَنْ لَمْ يَسْجُدْ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kita melewati (ayat) sujud. Barangsiapa yang sujud maka ia mendapat pahala, dan barangsiapa yang tidak sujud maka tidak ada dosa baginya
(H.R al-Bukhari)

Apakah Keutamaan Khusus Sujud Tilawah?

Jawab:

Sujud tilawah menghinakan syaithan (musuh utama kita) dan menyebabkan mereka menangis. Kita diperintah untuk membuat syaithan sengsara dan tidak gembira.

إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِي يَقُولُ يَا وَيْلَهُ (وَفِي رِوَايَةِ أَبِي كُرَيْبٍ) يَا وَيْلِي أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِي النَّارُ

Jika anak Adam membaca ayat sajdah kemudian sujud syaithan akan menyingkir dan menangis. Ia berkata: Duhai celaka, (dalam riwayat Abu Kuraib: Duhai celaka aku), Anak Adam diperintah sujud ia mau sujud sehingga baginya surga, dan aku diperintah sujud menolak, maka bagiku neraka
(H.R Muslim dari Abu Hurairah)

Sedangkan keutamaan lain adalah keutamaan umum sujud, yaitu perintah Nabi untuk memperbanyak sujud bagi orang yang ingin dekat dengan beliau nanti di surga (H.R Muslim dari Robiah bin Ka’ab al-Aslamy), demikian juga dengan keutamaan satu kali sujud menghapus satu dosa dan meningkatkan satu derajat (H.R Muslim dari Tsauban).

Apakah yang Dibaca dalam Sujud Tilawah?

Jawab:

Pendapat yang lebih tepat, adalah tidak ada bacaan khusus dalam sujud tilawah. Bacaan dalam sujud tilawah adalah bacaan yang dibaca untuk sujud dalam sholat, sebagaimana pendapat al-Imam Ahmad. Seperti bacaan : Subhaana robbiyal a’la, bisa dibaca dalam sujud tilawah juga.

Sedangkan bacaan: sajada wajhiya lilladzi… adalah bacaan yang dihasankan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Nataaijul Afkaar (2/110) dengan melihat penguat dari hadits Ali untuk sujud secara mutlak (bukan khusus sujud tilawah). Karena itu bisa juga dibaca dalam sujud tilawah dan sujud-sujud biasa dalam sholat.

Apa Saja Ayat-ayat Sujud (Sajdah) dalam AlQuran?

Jawab:

Ada 15 tempat dalam alQuran, yaitu:

  1. Al-A’raaf ayat 206
  2. Ar-Ra’ad ayat 15
  3. An-Nahl ayat 49-50
  4. Al-Israa’ ayat 109
  5. Maryam ayat 58
  6. Al-Hajj ayat 18
  7. Al-Hajj ayat 77
  8. Al-Furqaan ayat 60
  9. An-Naml ayat 25
  10. As-Sajdah ayat 15
  11. Shaad ayat 24
  12. Fusshilat ayat 37-38
  13. An-Najm ayat 62
  14. Al-Insyiqaaq ayat 20-21
  15. Al-’Alaq ayat 19

(berdasarkan asy-Syarhul Mumti’ alaa Zaadil Mustaqni’ libni Utsaimin (4/69)).

Apakah Disyaratkan Saat Sujud Tilawah Harus Suci dari Hadats dan Menghadap Kiblat?

Jawab:

Untuk sujud tilawah di luar sholat, tidak ada ketentuan khusus berdasarkan dalil yang shahih akan keharusan suci dari hadats dan menghadap kiblat, menurut pendapat al-Imam asy-Syaukany, namun tentunya jika bisa suci dari hadats dan menghadap kiblat lebih utama.

Bagaimana Tata Cara Sujud Tilawah?

Jawab:

Untuk sujud tilawah di luar sholat:

Bagi pembaca ayat sujud, selesai ayat itu dibacakan, ia kemudian segera sujud, tanpa diawali dengan takbir dan tidak pula diakhiri dengan salam. Cukup dengan satu kali sujud. Cara sujudnya persis sama dengan cara sujud dalam sholat.

Bagi yang menyimak bacaan, jika sang pembaca sujud tilawah, maka disunnahkan baginya untuk sujud tilawah juga. Sedangkan jika sang pembaca tidak sujud tilawah, maka penyimak juga tidak sujud tilawah. Dalilnya adalah hadits Zaid bin Tsabit riwayat al-Bukhari dan Muslim bahwa ketika Zaid membacakan surat anNajm kepada Nabi, Nabi tidak sujud (asy-Syarhul Mumti’ (4/95)).

Untuk sujud tilawah di dalam sholat:

Bertakbir ketika turun untuk sujud maupun ketika bangun dari sujud. Karena Nabi shollallahu alaihi wasallam dalam sholat-sholatnya selalu bertakbir setiap turun atau bangun.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّي بِهِمْ فَيُكَبِّرُ كُلَّمَا خَفَضَ وَرَفَعَ فَإِذَا انْصَرَفَ قَالَ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu- bahwasanya beliau sholat bersama orang-orang, setiap kali turun atau bangkit beliau selalu bertakbir. Selesai sholat, beliau berkata: Sesungguhnya aku adalah orang yang paling persis sholatnya dengan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bagi kalian
(H.R al-Bukhari dan Muslim)

Kemudian sujud sekali dan bangkit dengan bertakbir.

 

Dikutip dari:
Buku “Fiqh Bersuci dan Sholat” – dgn penyesuaian, Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan