Allah Adalah Yang Paling Penyayang Dari Seluruh Penyayang
Di dunia ini kita mengenal sosok-sosok penyayang. Orangtua begitu besar kasih sayangnya pada anaknya. Bahkan sebagian rela mengorbankan nyawa untuk anaknya. Guru sayang pada muridnya. Suami sayang pada istrinya, demikian juga sebaliknya. Silakan sebut berderet makhluk penyayang. Rekamlah peristiwa kasih sayang itu ditunjukkan dan dipampangkan di hadapanmu.
Namun, dari seluruh pihak yang menyayangi, Allah adalah yang paling penyayang dari seluruh penyayang.
وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
…dan Dialah (Allah) yang paling penyayang dari seluruh penyayang
(Q.S Yusuf ayat 64 dan 92)
Seorang ayah pernah mendekap anaknya. Hal itu disaksikan Nabi shollallahu alaihi wasallam. Beliau bertanya: Apakah engkau mengasihi anak itu? Orang tersebut berkata: Benar. Nabi pun menyatakan bahwa Allah lebih penyayang dari seluruh penyayang.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم رَجُلٌ وَمَعَهُ صَبِيٌّ، فَجَعَلَ يَضُمُّهُ إِلَيْهِ. فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: أَتَرْحَمُهُ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَاللهُ أَرْحَمُ بِكَ، مِنْكَ بِهِ، وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
Dari Abu Hurairah ia berkata: Seorang laki-laki mendatangi Nabi shollallahu alaihi wasallam. Ia bersama seorang anak kecil. Kemudian ia mendekap anak itu. Nabi shollallahu alaihi wasallam bertanya: Apakah engkau mengasihinya? Laki-laki itu berkata: Ya. Nabi bersabda: Sungguh, Allah lebih penyayang kepadamu dibandingkan kasih sayangmu kepadanya. Dialah yang paling penyayang dari seluruh penyayang
(H.R al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad)
Kasih ibu pada anaknya, sering disebut “sepanjang jalan” yang tak berujung. Namun kasih sayang Allah kepada hamba-Nya jauh lebih besar dibandingkan kasih sayang seorang ibu pada anaknya.
Baca Juga: Apakah “Islam Rahmatan Lil ‘Alamin” Itu?
Kasih sayang Allah kepada hambaNya sangat besar dan melebihi kasih sayang seorang ibu kepada anak yang sangat dicintainya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits ketika datang salah seorang wanita sedang mencari-cari anaknya di hadapan Rasul dan para Sahabatnya, setelah terus berupaya mencari akhirnya ia berhasil menemukan anaknya. Didekapnya anak tersebut dengan begitu erat dan penuh kasih sayang seakan-akan tidak akan dilepaskannya lagi selama-lamanya. Ketika menyaksikan hal itu Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
أَتُرَوْنَ هَذِهِ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِي النَّارِ قُلْنَا لَا وَهِيَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لَا تَطْرَحَهُ فَقَالَ لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا
“Apakah kalian menyangka wanita itu (tega) melemparkan anaknya ke api ? Para Sahabat menjawab: Tidak akan, jika dia memiliki kemampuan untuk tidak melemparkannya. Rasul bersabda: “Sungguh-sungguh Allah jauh lebih sayang kepada hamba-hambaNya dibandingkan kasih sayang wanita itu kepada anaknya”
(H.R alBukhari dan Muslim)
Baca Juga: Kasih Sayang dan keadilan Ahlussunnah kepada para Makhluk Allah
Saat di akhirat nanti, seluruh makhluk yang bisa memberikan syafaat telah selesai semua memberikan syafaat. Tersisa Allah Ta’ala yang paling penyayang di antara seluruh penyayang, mengeluarkan sejumlah orang yang di hatinya masih ada keimanan dari neraka. Mereka dikeluarkan oleh-Nya menuju surga.
فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ شَفَعَتِ الْمَلاَئِكَةُ وَشَفَعَ النَّبِيُّونَ وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ وَلَمْ يَبْقَ إِلاَّ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنَ النَّارِ فَيُخْرِجُ مِنْهَا قَوْمًا لَمْ يَعْمَلُوا خَيْرًا قَطُّ قَدْ عَادُوا حُمَمًا فَيُلْقِيهِمْ فِى نَهْرٍ فِى أَفْوَاهِ الْجَنَّةِ يُقَالُ لَهُ نَهْرُ الْحَيَاةِ
Kemudian Allah Azza Wa Jalla berfirman: Para Malaikat telah memberi syafaat, para Nabi telah memberi syafaat, kaum beriman telah memberi syafaat, tidaklah tersisa kecuali (Allah) Yang Paling Penyayang. Kemudian Allah mengambil satu genggaman di anNaar, darinya dikeluarkan suatu kaum yang belum pernah berbuat kebaikan sama sekali. Mereka telah menjadi arang. Kemudian mereka dilemparkan ke sungai di permulaan Surga yang disebut dengan Sungai Kehidupan
(H.R Muslim)
Ketika para syuhadaa’ (orang-orang yang mati syahid atau para Ulama) telah selesai semua memberikan syafaat kepada orang-orang yang dikehendakinya, Allah lah yang memasukkan ke dalam surga orang-orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun.
ادْعُوا الشُّهَدَاءَ فَيَشْفَعُونَ لِمَنْ أَرَادُوا وَقَالَ فَإِذَا فَعَلَتْ الشُّهَدَاءُ ذَلِكَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ أَدْخِلُوا جَنَّتِي مَنْ كَانَ لَا يُشْرِكُ بِي شَيْئًا
Panggillah para syuhadaa’ sehingga mereka pun memberikan syafaat untuk siapa saja yang mereka kehendaki. Ketika telah selesai para syuhadaa’ itu berbuat, Allah Azza Wa Jalla berfirman: Aku adalah yang paling penyayang dari seluruh penyayang. Masukkanlah ke dalam surga-Ku orang tidak menyekutukan-Ku dengan suatu apapun
(H.R Ahmad dari Abu Bakr, dinyatakan sanadnya shahih oleh Syaikh Ahmad Syakir)
Diriwayatkan bahwa Umar bin Abdil Aziz rahimahullah pernah berdoa:
اللهُمَّ إِنْ لَمُ أَكُنْ أَهْلًا أَنْ أَبْلُغَ رَحْمَتَكَ، فَإِنَّ رَحْمَتَكَ أَهْلٌ أَنْ تَبْلُغَنِي، رَحْمَتُكَ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ، وَأَنَا شَيْءٌ فَلْتَسَعْنِي رَحْمَتُكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، اللهُمَّ إِنَّكَ خَلَقْتَ قَوْمًا فَأَطَاعُوكَ فِيمَا أَمَرْتَهُمْ، وَعَمِلُوا فِي الَّذِي خَلَقْتَهُمْ لَهُ، فَرَحْمَتُكَ إِيَّاهُمْ كَانَتْ قَبْلَ طَاعَتِهِمْ لَكَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Ya Allah, jika aku tidak layak untuk mencapai rahmat-Mu, sesungguhnya rahmat-Mu layak untuk mencapai aku. Rahmat-Mu meliputi segala sesuatu. Sedangkan aku adalah bagian dari sesuatu itu. Limpahkanlah rahmat-Mu wahai Yang paling penyayang dari seluruh penyayang. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah menciptakan kaum yang menaati-Mu dalam perintah-Mu kepada mereka. Mereka pun telah beramal sebagaimana yang Engkau ciptakan mereka untuk itu. Rahmat-Mu kepada mereka telah terjadi sebelum mereka taat kepada-Mu, wahai yang paling penyayang dari seluruh penyayang
(riwayat Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’)
Dikutip dari:
Draft buku “Islam Rahmatan Lil ‘Alamin”, Abu Utsman Kharisman