Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Membaca Al Quran dan Dzikir dalam Keadaan Berdiri, Duduk ataupun Berbaring

Saudaraku, di kala kita sehat, tentu lebih mudah menjalankan ketaatan dan ibadah. Sehingga patut disyukuri nikmat kesehatan dan kesempatan bagi kita.

Bagaimana jika kondisi badan tidak memungkinkan? Atau kesempatan terbatas, sehingga dzikir dan bacaan al Quran kita hanya bisa dilakukan sambil berjalan atau bahkan saat terbaring di tempat tidur?

Berikut ini salah satu fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah seputar pertanyaan tersebut. Semoga memotivasi kita untuk memperbanyak ibadah, terkhusus membaca Al Quran dan dzikir lain dalam berbagai situasi yang memungkinkan.

 

Pertanyaan:

Surat pertanyaan ini berasal dari Falah AsSuwaid, dari daerah Al Kuz, Wilayah Al Hasakah, Propinsi Al Malikiyah. Dia menanyakan dalam suratnya:
“Apakah boleh bagi orang yang membaca Al Quran dia membaca Al Quran dalam posisi duduk, berbaring, menghadap kiblat maupun membelakanginya? Berilah kami faidah semoga anda diberi balasan kebaikan.”

Jawaban:

Benar, diperbolehkan bagi pembaca Al Quran membacanya dalam posisi berdiri, duduk, sambil berjalan, ataupun berbaring. Walhamdulillah, perkaranya cukup lapang.

Allah berfirman:

فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ
“Hendaklah kalian berdzikir mengingat Allah dalam posisi berdiri, di saar duduk dan di waktu berbaring.” (QS. An Nisa: 103)

Juga Allah berfirman:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ
“(Mereka yang beriman) adalah orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring.” (QS. Ali ‘Imran : 191)

Sehingga keadaan perkara ini cukup jelas.

__________________________________

Silakan baca artikel lainnya:

Diterangi Oleh Cahaya Antar Dua Jumat dengan Membaca Surah Al-Kahfi

Apakah Disyariatkan Membacakan Yasin Kepada Orang Yang Akan Meninggal Dunia?

Sementara dzikir kepada Allah, mencakup;

– membaca Al Quran

serta berbagai jenis dzikir lain berupa;

– tasbih (ucapan سُبْحَانَ الله),
– tahlil (ucapan لَا إِلهَ إلا الله),
– tahmid (ucapan الحَمْدُ لله), juga
– takbir (ucapan اللهُ أكْبَر).

Jadi memang Allah Jalla wa’ala telah melapangkan perkara ini.

Sehingga seorang muslim boleh membaca sambil berdiri, berjalan, duduk, maupun berbaring. Semua ini tidak ada masalah baginya.

(Seorang perawi hadits) mengatakan:

كان النبي ﷺ يتكأ في حجر عائشة ويقرأ القرآن، وهي حائض
“Nabi ﷺ dulu pernah bersandar di pangkuan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha seraya beliau ﷺ membaca Al Quran, padahal ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika itu sedang haidh.”

(Perhatikan bahwa) Beliau ﷺ bersandar di pangkuan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.¹)

Jadi kesimpulannya, tidak mengapa membaca (Al Quran) dalam posisi berdiri, duduk, berjalan, maupun sambil berbaring, jika dia tidak sedang junub.

Adapun jika sedang dalam kondisi junub, tidak boleh baginya membaca (Al Quran) sampai telah kembali suci.

=========================

?? Naskah Asli dalam Bahasa Arab

حكم قراءة القرآن قائماً أوقاعداً أوعلى مضطجعا

السؤال:
هذه رسالة وردتنا من فلاح السويد، من قرية الكوز، محافظة الحسكة منطقة المالكية، يقول في رسالته: هل يجوز لقارئ القرآن أن يقرأ قاعداً ومضطجعاً ومستقبل القبلة ومستدبرها، أفيدوني جزيتم خيرًا؟

الجواب:

نعم يجوز لقارئ القرآن أن يقرأ قائماً وقاعداً وماشياً ومضطجعاً والحمد الله الأمر واسع، الله قال: فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ [(103) سورة النساء]. وقال: الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ [(191) سورة آل عمران]. فالأمر في هذا واضح.
وذكر الله يشمل القرآن ويشمل أنواع الذكر من التسبيح والتهليل والتحميد والتكبير، فالله -جل وعلا- وسَّع الأمر.
فالمسلم له أن يقرأ قائماً وماشياً وقاعداً ومضطجعاً كل هذا لا حرج فيه. قال: كان النبي ﷺ يتكأ في حجر عائشة ويقرأ القرآن، وهي حائض، يتكأ في حجرها ويقرأ -عليه الصلاة والسلام-.
فالحاصل أنه لا بأس بالقراءة قائما وقاعدا وماشيا ومضطجعا إذا كان ليس على جنابة. أما إذا كان جُنب فليس له أن يقرأ حتى يتطهر.

Sumber fatwa: Situs Asy-Syaikh Bin Baaz rahimahullah

______
Catatan kaki:

1) Beliau radhiyallahu ‘anha sendiri bahkan banyak membaca Al Quran dalam posisi berbaring. Sebagaimana diperoleh kesimpulan ini dalam riwayat yang menyebutkan ucapan ibunda kaum mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

إني لأقرأ حزبي أو عامة حزبي ، وأنا مضطجعة على فراشي .

“Sesungguhnya diriku benar-benar telah membaca wiridku (yaitu dari bacaan Al Quran), atau setidaknya mayoritas wiridku, dalam posisi aku berbaring di tempat tidurku.”

[Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah hadits no. 8571 – 2/241 dan no. 30182 – 6/143]

 

Diterjemahkan oleh: Abu Abdirrohman Sofian

Sumber Artikel: Grup WA Al I’tishom

Tinggalkan Balasan