Jum 19 Ramadhan 1445AH 29-3-2024AD

Kedepankan Prasangka Baik pada Saudaramu Ahlussunnah yang Secara Dzahir Bersikap Adil

Said bin al-Musayyib –salah seorang Tabi’i- rahimahullah menyatakan:

كَتَبَ إِلَيَّ بَعْضُ إِخْوَانِي مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” أَنْ ضَعْ أَمْرَ أَخِيكَ عَلَى أَحْسَنِهِ مَا لَمْ يَأْتِكَ مَا يَغْلِبُكَ، وَلَا تَظُنَّنَّ بِكَلِمَةٍ خَرَجَتْ مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ شَرًّا وَأَنْتَ تَجِدُ لَهُ فِي الْخَيْرِ مَحْمَلًا

Sebagian saudara saya yang termasuk Sahabat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menulis surat kepada saya: Letakkanlah perkara saudaramu pada (dugaan) yang terbaik. Selama tidak sampai (berita) kepadamu hal yang mengalahkanmu. Jangan sekali-kali menyangka suatu kalimat yang keluar dari saudaramu sebagai suatu keburukan, selama engkau masih menemukan kemungkinan (bahwa kalimat itu) adalah kebaikan (riwayat al-Baihaqiy dalam Syuabul Iman)

 

Abu Qilabah – seorang Tabi’i – rahimahullah menyatakan:

إِذَا بَلَغَكَ عَنْ أَخِيْكَ شَيْءٌ تَكْرَهُهُ فَالْتَمِسْ لَهُ الْعُذْرَ جُهْدَكَ؛ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ لَهُ عُذْراً فَقُلْ فِي نَفْسِكَ: لَعَلَّ لِأَخِي عُذْراً لَا أَعْلَمُهُ

Jika sampai berita kepadamu tentang saudaramu sesuatu yang tidak engkau sukai, carilah udzur untuknya semampumu. Jika engkau tidak menemukan udzur baginya, ucapkan dalam dirimu: Bisa jadi saudaraku memiliki udzur yang tidak aku ketahui (riwayat Abu Nuaim dalam Hilyatul Awliyaa’)

 

Bakr bin Abdillah al-Muzaniy rahimahullah menyatakan:

إِيَّاكَ مِنَ الْكَلَامِ مَا إِنْ أَصَبْتَ فِيْهِ لَمْ تُؤْجَرْ، وَإِنْ أَخْطَأْتَ فِيْهِ أَثِمْتَ، وَهُوَ سُوْءُ الظَّنِّ بِأَخِيْكَ

Hindarilah ucapan yang jika engkau benar, engkau tidak mendapat pahala. Jika engkau salah dalam hal itu, engkau berdosa. Yaitu berburuk sangka terhadap saudaramu (Tahdzibut Tahdzib)

 

Penjelasan:

Terlebih di masa pandemi, saat kita terhalang untuk berkunjung satu sama lain. Tidak jarang tersebar berita tidak baik tentang saudara kita seorang Ahlus Sunnah yang kita kenal baik sebelumnya. Jangan terburu-buru membenarkan berita buruk itu sampai kita tabayyun dan memastikan kebenaran berita tersebut. Sebelum jelas, kedepankanlah prasangka baik. Jangan menukil berita yang belum jelas kebenarannya. Kalaupun berita itu benar, janganlah disebarkan jika tidak akan memberikan manfaat, justru kemudaratan.

 

Penulis : Abu Utsman Kharisman

Sumber artikel : WhatsApp Al I’tishom

Tinggalkan Balasan