Serial Kajian Kitabut Tauhid (Bag.103): Bab Ke-31 Firman Allah Ta’ala Surah Al-Baqoroh Ayat 165
Allah Ta’ala berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan (bagi Allah) yang mereka mencintainya sebagaimana kecintaan kepada Allah. Sedangkan orang-orang beriman lebih tinggi kecintaannya kepada Allah. Kalau seandainya orang-orang dzhalim melihat adzab dan mengetahui bahwa kekuatan seluruhnya hanya milik Allah. Sesungguhnya Allah maha keras siksaNya (Q.S al-Baqoroh ayat 165)
Pendahuluan
Bab ini disebut juga oleh sebagian Ulama sebagai bab tentang cinta (al-Qoulul Mufid Syarh Kitabit Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin). Pada bab ini dan bab setelahnya, al-Muallif (penyusun Kitabut Tauhid) mulai masuk pada pembahasan tentang amalan hati (Kifaayatul Mustaziid karya Syaikh Sholih bin Abdil Aziz Alusy Syaikh).
Ibadah kepada Allah dibangun di atas cinta. Bahkan, itu adalah hakikat ibadah. Kalau anda beribadah tanpa cinta, maka ibadah anda hanyalah kulitnya saja tidak memiliki ruh. Jika seseorang di hatinya ada cinta kepada Allah dan cinta untuk sampai pada surga-Nya, maka ia akan menempuh jalan yang menyampaikan pada hal itu. Karena itu, ketika orang-orang musyrik mencintai sembahan-sembahan mereka, kecintaan tersebut menjadikan mereka menyembah sembahan-sembahan selain Allah, atau bersamaan dengan peribadatan mereka kepada Allah. (al-Qoulul Mufid Syarh Kitabit Tauhid).
Syaikh Sholih al-Fauzan hafidzhahullah menyatakan:
Syaikh –semoga Allah merahmati beliau – bermaksud dengan bab ini untuk menjelaskan bahwasanya cinta adalah bagian dari macam-macam ibadah dan bahwasanya orang yang mencintai Allah bersamaan dengan lainnya (dalam hal cinta ibadah, pent), maka ia telah menyekutukan Allah dengan kesyirikan besar yang mengeluarkan dari agama. Sebagaimana yang dilakukan orang-orang musyrik. (I’anatul Mustafid 2/36)
Pada bab ini al-Muallif (penyusun Kitabut Tauhid) menyebutkan 2 ayat alQuran. Ayat pertama (ayat ke-165 dari surah al-Baqoroh) adalah bagian dari judul bab. Penyusun Kitabut Tauhid mengikuti jejak al-Imam al-Bukhari yang kadangkala menjadikan sebuah ayat atau potongan ayat sebagai judul bab dalam Shahih al-Bukhari.
Sebagai contoh, dalam Shahih al-Bukhari, pada Kitabul Ilmi, terdapat Bab berjudul:
باب قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى (وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً)
Bab Firman Allah Ta’ala (yang Artinya): Tidaklah Kalian Diberi Ilmu Kecuali Sedikit (Q.S al-Israa’ ayat 85, pent)
Sebelum masuk pada pembahasan dalil-dalil yang dikemukakan dalam bab ini, kita akan membahas makna ayat ke-165 dari surah al-Baqoroh yang menjadi judul bab ini.
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:
Allah Ta’ala menyebutkan keadaan kaum musyrikin di dunia dan apa yang akan mereka dapatkan di akhirat. Mereka menjadikan tandingan-tandingan, sekutu-sekutu bagi Allah yang mereka beribadah kepada tandingan-tandingan itu bersamaan dengan ibadah mereka kepada Allah, dan mereka mencintai tandingan-tandingan itu sebagaimana cinta mereka kepada-Nya, padahal Dia adalah Allah yang tidak ada sembahan yang benar kecuali Dia, yang tidak memiliki lawan maupun tandingan. Tidak ada sekutu bagi-Nya. (Tafsir alQuranil Adzhim 1/476)
Ibnu Kaysaan dan az-Zajjaaj menjelaskan makna kalimat “mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah”, artinya adalah mereka menyamakan kecintaan kepada berhala-berhala itu dengan kecintaan kepada Allah. Pendapat ini juga dikuatkan oleh Ibnu Ishaq (Tafsir al-Qurthubiy 2/204). Tidak ketinggalan pula Ibnul Jauzi dan asy-Syaukaniy mendukung penafsiran tersebut.
Al-Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah menjelaskan cinta yang bermanfaat dan cinta yang memudaratkan:
فَالْمَحَبَّةُ النَّافِعَةُ ثَلَاثَةُ أَنْوَاعٍ : مَحَبَّةُ اللهِ وَمَحَبَّةٌ فِي اللهِ وَمَحَبَّةُ مَا يُعِيْنُ عَلَى طَاعَةِ اللهِ تَعَالَى وَاجْتِنَابِ مَعْصِيَتِهِ وَالْمَحَبَّةُ الضَّارَّةُ ثَلَاثَةُ أَنْوَاعٍ : الْمَحَبَّةُ مَعَ اللهِ وَمَحَبَّةُ مَا يُبْغِضُهُ اللهُ تَعَالَى وَمَحَبَّةُ مَا تَقْطَعُ مَحَبَّتَهُ عَنْ مَحَبَّةِ اللهِ تَعَالَى
Cinta yang bermanfaat itu ada 3 macam:
- Cinta kepada Allah,
- Cinta di jalan Allah (karena Allah),
- Cinta yang menolong untuk taat kepada Allah Ta’ala dan meninggalkan kemaksiatan terhadap-Nya.
Sedangkan cinta yang memudaratkan itu ada 3 macam, yaitu:
- Cinta (terhadap pihak lain sebagai tandingan cinta kepada) Allah,
- Cinta hal-hal yang dibenci oleh Allah Ta’ala,
- Cinta yang memutuskan kecintaan kepada Allah Ta’ala.
(Ighotsatul Lahfaan 2/140)
Oleh: Abu Utsman Kharisman