Mengalami Haid Saat Sedang Shalat, Apakah Harus Mengganti Shalat itu Saat Suci?
Pertanyaan:
Seorang wanita berinisial (ain daal miim) berkata: Seorang yang mengalami haid di saat sedang shalat, apakah ia memutuskan shalatnya dan menggantinya saat suci nanti, atau ia sempurnakan shalatnya?
Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah:
Barang siapa yang mengalami haid saat ia sedang shalat, shalatnya batal. Sama seperti orang yang keluar air kencing pada saat sedang shalat. Shalatnya batal.
Namun, bagi wanita yang haid itu tidak harus mengganti. Kalaupun ia menggantinya, tidak mengapa.
Ia tidak harus mengganti shalat yang mengalami haid di pertengahannya. Namun kalau ia menggantinya setelah suci, tidak mengapa. Meskipun hal itu tidak harus baginya.
Kecuali apabila ia mengakhirkan pelaksanaan shalat itu hingga telah sempit waktunya, ia harus menggantinya. Adapun kalau pelaksanaannya masih di pertengahan waktu atau di permulaan waktu, maka ia tidak harus menggantinya. Demikian.
Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/9391
Transkrip dalam Bahasa Arab
حكم من أتاها الحيض أثناء الصلاة
السؤال: السائلة (ع. د. م) تقول: ما على من حاضت أثناء الصلاة هل تقطع صلاتها وتقضيها بعد طهرها، أم تكمل صلاتها؟
الجواب: من نزل بها الحيض وهي تصلي تبطل صلاتها مثل من خرج منه البول وهو يصلي تبطل صلاته، لكن الحائض ليس عليها قضاء وإن قضت فلا بأس، ليس عليها قضاء الصلاة التي نزل الحيض عليها فيها، فإن قضتها بعد الطهر فلا حرج وإلا فلا يلزمها ذلك إلا إذا كانت أخرتها حتى ضاق الوقت فإنها تقضيها، وأما إذا كانت ما زالت في وسط الوقت أو في أوله فلا تقضيها. نعم
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman