Penjelasan Tentang Sihir dan Hukuman Terhadap Pelaku Sihir (Bagian Kelima)
SERIAL KAJIAN KITABUT TAUHID (Bag ke-92)
BAB KE-24: SIHIR
Dalil Keempat:
عَنْ جُنْدُبٍ قَالَ حَدُّ السَّاحِرِ ضَرْبَةٌ بِالسَّيْفِ
Dari Jundub –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Hukuman untuk tukang sihir adalah dipenggal dengan pedang
(riwayat atTirmidzi secara marfu’, namun yang shahih adalah mauquf ucapan Sahabat Jundub)
عَن عَمرو بنِ دِينَارٍ : أنَّه سمعَ بَجَالَةَ يقُولُ : كتب عمر رَضِيَ اللَّهُ عنه : أن اقتُلُوا كُلَّ سَاحِرٍ وَسَاحِرةٍ قَالَ : فَقَتَلْنَا ثلاثَ سَوَاحِرَ
Dari ‘Amr bin Diinar beliau bahwasanya beliau mendengar Bajalah berkata: Umar (bin al-Khoththob) radhiyallahu anhu menulis surat: “Bunuhlah setiap tukang sihir laki-laki dan wanita”. Maka kami membunuh 3 penyihir
(H.R asy-Syafi’i, Abu Ya’la, Ibnu Abi Syaibah, Abdurrozzaq)
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَعْدِ بْنِ زُرَارَةَ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ حَفْصَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَتَلَتْ جَارِيَةً لَهَا سَحَرَتْهَا
Dari Muhammad bin Abdirrohman bin Sa’ad bin Zuroroh bahwasanya sampai khabar kepada dia bahwa Hafshah istri Nabi shollallahu alaihi wasallam membunuh budak wanita yang menyihir beliau
(H.R Malik dalam al-Muwaththa’, atThobarony dalam Mu’jamul Kabir dari Ibnu Umar)
Penjelasan Dalil Keempat:
Dalil keempat ini adalah ucapan-ucapan dari sebagian Sahabat Nabi yang menunjukkan bahwa hukuman bagi tukang sihir adalah hukuman mati. Namun, tentunya pelaksanaannya diserahkan kepada pemerintah muslim (Waliyyul Amr), bukan orang perorang yang bisa menimbulkan kekacauan. Hukuman mati bagi tukang sihir adalah pendapat dari Malik, Abu Hanifah, dan Ahmad dalam suatu riwayat juga.
Sedangkan al-Imam asy-Syafii menjelaskan bahwa tukang sihir tidak sampai dihukum mati jika sihirnya bukan kesyirikan/kekafiran. Ini juga pendapat al-Imam Ahmad dalam sebagian riwayat.
Penulis:
Abu Utsman Kharisman