Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Bab Ke-22: Upaya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Dalam Menjaga Tauhid dan Menutup Jalan Menuju Kesyirikan (Bagian Ketiga)

SERIAL KAJIAN KITABUT TAUHID (Bag ke-80)


Dalil Kedua:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا وَلَا تَجْعَلُوا قَبْرِي عِيدًا وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ تَبْلُغُنِي حَيْثُ كُنْتُمْ

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Janganlah kalian menjadikan rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai ‘ied (tempat yang selalu berulang dikunjungi), bersholawatlah (di manapun kalian berada) karena sholawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian berada
(H.R Abu Dawud, dinyatakan sanadnya shahih oleh al-Hafidz Ibnu Hajar, dihasankan Ibnul Qoyyim, dishahihkan al-Albaniy)

Penjelasan Dalil Kedua:

Penjelasan dan pelajaran terkait hadits ini, di antaranya:

1. Jangan menjadikan rumah kita sebagai kuburan yang sepi dari sholat sunnah, dzikir, dan baca Quran. Makmurkan rumah dengan aneka ibadah agar ia tidak menjadi seperti kuburan.

2. Jangan menjadikan kuburan beliau sebagai ‘ied, yaitu tempat yang selalu berulang dikunjungi dalam periode tertentu, apakah setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun.

Ini adalah poin penting yang sesuai dengan bab ini. Nabi shollallahu alaihi wasallam sangat perhatian dengan masalah ini. Beliau tidak ingin kuburannya dijadikan tempat berziarah yang secara periodik selalu dikunjungi. Karena hal itu dikhawatirkan bisa menjerumuskan umatnya untuk mengkultuskan kuburan beliau berlebihan hingga menjadikan kuburan itu sebagai sesembahan selain Allah. Sebagaimana hadits yang telah dikemukakan di bab sebelumnya (Bab ke-21).

3. Bersholawatlah kepada Nabi di manapun kita berada. Tidak harus di sisi kubur beliau, karena di manapun kita bersholawat kepada beliau akan sampai kepada beliau dan kita mendapat keutamaannya.

Bersholawat kepada Nabi hendaknya dengan lafadz-lafadz yang telah dituntunkan oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam, tidak mengada-adakan dengan pujian yang berlebihan terhadap beliau.

 

Ditulis oleh:
Abu Utsman Kharisman

 

Tinggalkan Balasan