Berbagai Kemungkaran yang Banyak Dilakukan Pada Hari Asyura dan Hukumnya
Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah menjelaskan:
Adapun perkara yang diklaim oleh sebagian orang di bulan yang suci ini seperti memberikan nafkah yang lebih kepada keluarga atau melakukan perkara-perkara lainnya, maka yang demikian tidak memiliki dasar dari dalil.
Yang disyariatkan pada bulan ini hanyalah berpuasa, adapun selain itu tidaklah disyariatkan karena tidak disebutkan (satu riwayat pun) dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang bisa dijadikan landasan.
Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh golongan Rafidhah. Mereka mendirikan tempat-tempat berkabung di bulan ini untuk memperingati kematian Al Husain pada Hari Asyura. Al Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhuma memang terbunuh pada Hari Asyura, saat dia pergi ke Irak karena diundang oleh penduduk Irak untuk memimpin mereka, namun mereka mengkhianatinya. Ketika Al Husain sampai di Irak, dia diserang oleh pasukan dari pemerintah Irak dan akhirnya dibunuh bersama beberapa anggota keluarganya dan beberapa budaknya. Orang-orang Syiah, mereka mendirikan tempat berkabung dan menyiksa diri mereka dengan memukul diri mereka, hal-hal yang tidak dilakukan oleh orang yang berakal sehat.
Mendirikan tempat berkabung di bulan ini adalah sesuatu yang tidak benar. Yang seharusnya dilakukan adalah bersabar dan mengharapkan pahala, bahkan pada hari kematian Al Husain. Apalagi setelah bertahun-tahun dan ratusan tahun jika mereka berakal sehat.
Allah subhanahu wata’ala telah mengharamkan ratapan di hari terjadinya pembunuhan terhadap seseorang, demikian pula di hari kematian seseorang. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْمَيِّتَ يُعَذَّبُ فِي قَبْرِهِ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya mayat disiksa di dalam kuburnya karena tangisan yang dilakukan atasnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar, pen)
Dan beliau juga bersabda:
أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لَا يَتْرُكُونَهُنَّ الْفَخْرُ فِي الْأَحْسَابِ وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ وَالْاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ وَالنِّيَاحَةُ وَقَالَ: النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ
“Empat perkara dari zaman jahiliyah yang tidak akan ditinggalkan di antara umatku: Membanggakan keturunan, mencela nasab keluarga (yang lain), meminta hujan kepada bintang-bintang, dan ratapan.” Rasulullah juga bersabda: “Orang yang meratap jika dia tidak bertaubat sebelum dia meninggal, dia akan dihadapkan pada hari kiamat dengan memakai pakaian dari tembaga yang meleleh dan mantel dari penyakit kulit.” (HR. Muslim dari Abu Malik Al Asy’ari, pen-)
Kita memohon kepada Allah keselamatan.
Berteriak-teriak, memukul-mukul dada dan punggung semuanya adalah perbuatan yang keji. Dan ini adalah kemungkaran-kemungkaran kaum Syiah. Sengaja menangguhkan pekerjaan di hari-hari itu adalah perbuatan mungkar, demikian juga perbuatan meratapi hari tersebut adalah perbuatan keji. Semua ini adalah perbuatan-perbuatan keji yang diperkenalkan oleh Rafidhah (Syiah) pada hari Asyura. Mereka mengklaim bahwa ini adalah penghormatan terhadap Al Husain dan ekspresi kesedihan untuknya.
Padahal justru ini semua adalah hal-hal yang akan mendatangkan kemurkaan Allah Azza wa Jalla, dan juga diingkari oleh Ahlus Sunnah wal Jamaah dan para pengikut kebenaran. Oleh karena itu, tidak seharusnya kita terperdaya oleh perbuatan mereka, dan kita memohon kepada Allah agar mengembalikan mereka ke jalan yang benar dan memberi petunjuk kepada mereka sesuai dengan syariat-Nya. Karena mereka memiliki banyak bid’ah dan kepercayaan sesat, termasuk kepercayaan dan perbuatan yang keliru ini.
Demikian juga berkumpul di rumah keluarga yang berduka dan membuat makanan adalah perbuatan yang keliru meskipun pada hari kematian. Bagaimana mungkin (mereka melakukannya) meskipun setelah bertahun-tahun atau bahkan ratusan tahun!?
Akan tetapi (yang sangat disayangkan) adalah orang-orang itu mereka lemah dalam pengetahuan mereka, lemah dalam perkara agama mereka, dan sangat kurang dalam menjadikan para pengikut kebenaran sebagai teladan.
Ahlus Sunnah wal Jamaah mereka telah bersepakat untuk mengingkari bid’ah-bidah tadi. Tetapi orang Syiah yakin bahwa Ahlus Sunnah adalah musuh mereka. Sehingga mereka tidak mau mengikuti ucapan atau melakukan perbuatan Ahlus Sunnah. Hal itu karena kebodohan dan kesesatan mereka dan kurangnya pengetahuan (agama) mereka karena pengaruh para tokoh yang telah menyesatkan mereka. Kami memohon kepada Allah agar memberikan petunjuk kepada kita semua dan kepada mereka untuk kembali kepada jalan yang benar.
Sumber:
https://binbaz.org.sa/audios/1537/منكرات-يوم-عاشوراء-وحكمها
Transkrip fatwa dalam bahasa Arab:
منكرات يوم عاشوراء وحكمها
أما ما يدعيه بعض الناس من التوسعة على العيال بهذا الشهر الكريم أو أعمال أخرى فليس لها أصل، إنما المشروع الصيام هذا هو المشروع، أما ما سوى ذلك فليس بمشروع ولم يرد فيه عن رسول الله شيء يعتمد، وهكذا ما تفعله الرافضة من إقامة المآتم في هذا الشهر من أجل مقتل الحسين في يوم عاشوراء، فإن الحسين بن علي رضي الله عنهما قتل يوم عاشوراء، وكان خرج إلى العراق بسبب دعوة من العراقيين ليولوه عليهم، فغيروا ونكثوا وتقاعسوا، فلما وصل إلى العراق جاءته سرية من أمير العراق فقاتلوه لما أبى أن يستسلم وأن يستأسر قاتلوه حتى قتلوه، وقتلوا معه جماعة من أهل بيته وخدامه رضي الله عنه ورحمه، فصار في الشيعة يقيمون لهذا اليوم مآتم، ويعذبون أنفسهم بالضرب أشياء لا يفعلها العقلاء، فإقامة المآتم في هذا الشهر منكر، والواجب الصبر والاحتساب حتى في يوم المقتل في ذلك اليوم فكيف بعد سنوات وبعد مئات السنين لو كانوا يعقلون، والله جل وعلا حرم النياحة في يوم القتل في يوم الموت، وقال عليه الصلاة والسلام: إن الميت يعذب في قبره بما نيح عليه، وقال: أربع في أمتي من أمر الجاهلية لا يتركونهن: الفخر بالأحساب، والطعن في الأنساب، والاستسقاء بالنجوم، والنياحة، وقال: النائحة إذا لم تتب قبل موتها تقام يوم القيامة وعليها سربال من قطران ودرع من جرب، نسأل الله العافية
فالنوح عليه وضرب الصدور والظهور كله من المنكرات القبيحة، ومن منكرات الشيعة المنكرة، وتعطيل الأعمال في تلك الأيام أمر منكر آخر، والنياحة عليه منكر آخر، وكل هذا من المنكرات التي أحدثها الرافضة في عاشوراء، وابتدعوها زاعمين أن هذا تعظيم للحسين وتألم له، وهذا مما يغضب الله عز وجل، ومما ينكره أهل السنة والجماعة وأهل الحق، فلا ينبغي أن يغتر بأعمالهم، ونسأل الله أن يردهم إلى الصواب، وأن يهديهم إلى ما يوافق شرعه، فإن عندهم منكرات كثيرة وخرافات متعددة منها هذه الخرافة وهذا المنكر
وكذلك الاجتماع عند أهل الميت وصناعة الطعام منكر حتى يوم الموت، فكيف بعد سنين وأعوام كثيرة، وبعد مئات السنين؟! لكن القوم عندهم ضعف في البصيرة، وضعف في الدين، وقلة تأس بأهل الحق، فإن أهل السنة والجماعة مجمعون على إنكار هذه البدع، ولكن الرافضة يعتقدون أهل السنة أعداء لهم، فلا يأخذون بأقوالهم، ولا يفعلون بفعالهم، وذلك لجهلهم وضلالهم، وقلة بصيرتهم من تلبيس قادتهم عليهم، نسأل الله لنا ولهم الهداية، والرجوع إلى الصواب
Penerjemah: Abu Hatim Ismail